Jakarta - Korban tewas akibat delapan ledakan bom di sejumlah gereja dan hotel mewah di Sri Lanka menjadi 290 orang, sementara korban luka-luka mencapai sekitar 500 orang. Jumlah korban tewas melonjak dari 207 orang pada Minggu 21 April 2019 malam.
Reuters dalam laporannya menyebutkan, sumbernya di kepolisan mengungkapkan dari keseluruhan korban tewas 32 orang di antaranya warga negara asing. Puluhan korban aksi teror itu di antaranya berasal dari India, Denmark, Inggris, Turki, Portugal dan Amerika Serikat.
"Ada sembilan warga negara asing dilaporkan hilang dan ada 25 jasad belum teridentifikasi, yang diduga merupakan warga asing," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Sri Lanka.
Serangan bom itu menjadi aksi kekerasan paling buruk sejak Sri Lanka mengalami perang saudara dan berakhir pada 10 tahun silam.
Presiden Maithripala Sirisena yang berada di luar negeri ketika serangan bom terjadi, akan menggelar sidang Dewan Keamanan Nasional pada hari ini, Senin 22 April 2019. Sementara Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe dijadwalkan juga akan ikut dalam sidang tersebut
Baca juga: