Jakarta - Peneliti Alpha Research Database Indonesia, Ferdy Hasiman menilai pemerintah yang menggalakkan penggunaan energi bersih terbarukan dalam transportasi merupakan keputusan tepat. Sebab, upaya tersebut bisa menghemat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dan APBN.
"Ini belum ditotal keseluruhan, kalau kemarin kan sudah kelihatan penghematan penggunaan B20, pokoknya gede itu penghematannya. Penggunaan minyak diesel saja bisa menghemat Rp 110 triliun APBN, karena penggunaa B20 sudah 6 juta kiloliter," kata Ferdy saat dihubungi Tagar, Minggu, 8 November 2020.
Daerah yang potensi energi baru terbarukannya besar salah satunya NTT.
Terlebih, kata Ferdy, saat ini penggunaan B30 ditingkatkan menjadi 9,5 juta Kiloliter. Dengan demikian diharapkan penghematannya bisa mencapai Rp 200 triliun dengan penggunaan biodiesel.
"Jadi itu baru dari biodiesel saja belum yang lain-lain, karena kita belum ada hitungannya ya, itu baru dari satu sisi saja, kita sudah hemat kok," ucap pengamat energi itu.
Sementara dari yang lain, kata dia, seperti dari tenaga uap, tenaga surya, tenaga angin lebih murah.Nantinya bisa menghemat APBN mencapai Rp 300 triliun jika direalisasikan semua.
"Itu belum penghematan dari yang lain-lain. Jadi lumayan menghemat, karena harganya murah, potensinya besar, dan ada daerah yang potensi energi baru terbarukannya besar salah satunya NTT," ujar Ferdy.
Sebagai informasi, pemerintah terus menggalakkan penggunaan energi bersih terbarukan. Sebab, energi bersih terbarukan dinilai lebih ramah lingkugan dan bisa mengurangi dampak kerusakan lingkungan. []
- Baca Juga: Energi Terbarukan Hanya Alternatif, Bukan Pengganti BBM
- Kementerian ESDM Perluas Pangsa Pasar Energi Terbarukan