Kondisi Sentra Cabai Provinsi DIY di Kulon Progo

Kulon Progo menjadi sentra cabai di Provinsi DIY. Nah, yang menjadi persoalan bagi petani saat panen, harganya turun.
Bupati Kulon Progo Sutedjo (tiga dari kanen) saat proses panen raya cabai bersama BI Perwakilan DIY di Kulon Progo (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, mendorong para petani cabai di wilayahnya agar mampu meningkatkan produksinya sehingga akan mampu memenuhi kebutuhan komoditas pedas ini di pasaran. Kabupaten Kulon Progo, merupakan salah satu wilayah di DIY yang menjadi sentra penghasil cabai.

Bupati Kulon Progo, Sutedjo mengatakan, produksi cabai diwilayah yang dipimpinnya tersebut termasuk yang tinggi untuk wilayah DIY dengan produksi setiap tahunnya, sekitar 55.000 ton. Mayoritas, cabai produksi Kulon Progo dikirim ke daerah lain, dengan Jakarta sebagai pangsa pasar utama.

Nah yang menjadi permasalahan yang dihadapi petani cabai setiap waktu panen, adalah penurunan harga cabai. Penurunan ini bisa terjadi karena permintaan yang berkurang karena stok yang melimpah.

Pada saat harga cabai di Kulon Progo anjlok hingga dibawah Break Event Point (BEP), beberapa waktu lalu, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo melakukan upaya antisipasi.

"Saat harga jatuh kemarin kami mencari dan mencoba menaikkan permintaan. PNS diminta untuk membeli cabai dengan harga yang lebih tinggi,” ucap Sutedjo, usai melakukan monitoring bersama dengan Bank Indonesia cabang DIY di lahan Kelompok Tani (KT) Gresik Pranaji di Panjatan, Kulon Progo, Selasa, 21 Juli 2020.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cabang DIY Hilman Tisnawan, mengatakan, cabai merupakan salah satu komoditas penting yang dapat mempengaruhi inflasi. Karenanya, Bank Indonesia akan tetap mendampingi dengan harapan ada stabilitas harga cabai namun di satu sisi petani tidak merugi disaat panen tiba.

Saat harga jatuh kemarin kami mencari dan mencoba menaikkan permintaan. PNS diminta untuk membeli cabai dengan harga yang lebih tinggi.

Pada saat ini, kebutuhan cabai di wilayah DIY masih di bawah hasil produksi, sehingga surplus cabai. Sehingga sebagian besar hasil produksi cabai kemudian dikirim ke luar daerah. "Ketika panen raya, kami berupaya melakukan hilirisasi. Contohnya, kami sudah melakukan di Mlati Sleman. Disana para petani bergairah karena banyak yang membeli panenan mereka” ujarnya.

Sedangkan, Ketua Kelompok Tani Gresik Pranaji, Sukarman, mengatakan, dalam satu musim dengan jangka waktu 5 bulan, kelompoknya mampu memproduksi hingga 200-an ton cabai. Pada saat ini, terjadi peningkatan produksi cabai karena adanya penambahan lahan dan peningkatan produksi.

"Dulunya kami per harinya hanya memproduksi 3-4 ton. Sekarang meningkat menjadi 6-7 ton. Secara keseluruhan, lahan cabai di kelompok kami ada 750 hektar," ungkap Sukarman.

Sukarman mengharapkan, harga cabai tidak dibawah BEP. Caranya panenan cabai saat panen raya bisa dikeringkan, sehingga dapat dilakukan tunda jual. "Untuk alat pengeringnya kami baru kontrak," ujarnya. []

Berita terkait
Pandemi Covid-19, Harga Cabai di Jeneponto Anjlok
Akibat pandemi Covid-19, harga cabai di Kabupaten Jeneponto anjlok menjadi Rp 3 ribu per kilo.
Harga Anjlok, Penyuluh Rembang Beli dan Bagi Cabai
Prihatin dengan kondisi petani cabai, penyuluh pertanian di Rembang membeli cabai di atas harga tengkulak. Cabai kemudian dibagi gratis ke warga.
Efek Corona, Cabai Merah di Abdya Aceh Melonjak Naik
Pasca Corona atau Covid-19 sejumlah bahan pokok di Aceh Barat Daya naik. Dan harga tertinggi cabai kering.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.