Bandung - Anggota Komisi III DPRD Jawa Barat (Jabar) dari Fraksi PAN Thoriqoh Nashrullah Fitriyah mengatakan pinjaman dari PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk (BJB) harus memberikan dampak pengganda (multiplier effect) terhadap perekonomian masyarakat.
Saya melihat penyaluran kredit terbesar BJB masih berasal dari segmen konsumer yang sampai 68%.
“Kalau melihat kredit (produk) dari BJB kebanyakan tak menyentuh masyarakat kecil, terutamanya untuk UMKM-nya,” tuturnya kepada Tagar, Rabu 27 November 2019.
Sebab, melihat laporan data yang masuk ke Komisi III DPRD Jawa Barat. BJB lebih banyak menyalurkan kredit untuk para ASN yang kebanyakan untuk keperluan membeli rumah, mobil dan yang sifatnya konsumtif atau produk segmen konsumer.
“Memang kredit tersebut semuanya lancar (tidak ada laporan kredit macet), tetapi pinjaman tersebut tak berdampak pengganda (multiplier effect) terhadap ekonomi masyarakat miskin. Sehingga, seolah-olah BJB ini bank-nya PNS,” ucap dia.
Thoriqoh mengatakan seharusnya BJB lebih banyak menyalurkan kredit untuk sektor produktif, seperti disalurkan untuk korporasi, terutama UMKM. Sehingga, lanjutnya, bisa mendongkrak kesejahteraan masyarakat atau minimal mengurangi kemiskinan.
“Saya melihat penyaluran kredit terbesar BJB masih berasal dari segmen konsumer yang sampai 68%. Sedangkan sektor produktif masih dibawah 35% ,” kata dia.
Diharapkan, kedepannya BJB lebih banyak menyalurkan kredit sektor produktif. Seperti, kredit mesra yang dari awal bertujuan untuk lebih meningkatkan pertumbuhan UMKM di Jawa Barat.
“Insyaallah nanti akan kita bicara dengan pihak BJB untuk membahas soal ini,” ujar dia. []