Kisah Terbentuknya Rumah Dongeng Pelangi di Bekasi

Kisah terbentuknya Rumah Dongeng Pelangi (RDP) yang ada di Bekasi. 2020 ini, banyak anak kecil yang tidak tahu apa itu dongeng.
Rumah Dongeng Pelangi memiliki visi dan misi untuk menyebarkan dongeng ke seluruh penjuru Indonesia. (Tagar/Twitter)

Jakarta – Di era digital ini dongeng tak lagi pernah diceritakan kepada anak kecil sebelum tidur. Mungkin, anak kecil di tahun 2020, lebih memilih ponsel ketimbang cerita-cerita seru yang muncul dari mulut orang tuanya. Atau masih adakah orang tua yang mendongengkan anak kecilnya sebelum tidur?

Jika pun ada, jumlahnya mungkin tidak banyak. Padahal, dongeng mempunyai banyak keajaiban dalam tumbuh kembang anak. Itulah yang membuat Emmanuella Mila menggagas Rumah Dongeng Pelangi (RDP) di Bekasi. 

Ia pun masih menceritakan dongeng kepada anak-anaknya, ketika mereka hendak tidur.

Ekspresi anak-anak saat mendengarkan dongeng mengingatkan Mila, sapaannya, kepada dirinya ketika kecil. Sang ayah sering mendongeng buat dia dan ketiga kakaknya. Mila yang merupakan anak bungsu selalu menunggu sesi dongeng bersama ayah.

Memori masa kecil itu terekam kuat dalam benak Mila. “Sampai sekarang, saya masih hafal ekspresi dan suara Ayah saat mendongeng,” kenangnya ketika dihubungi setelah menjadi pembicara di webinar Sumpah Pemuda, Aku untuk Indonesia Satu yang diselenggarakan Tagar bersama Telkomsel pada Selasa, 27 Oktober 2020.

Dari situ secara tidak langsung kita akan mendidik anak kita untuk melakukan kebaikan dan memaparkan sesuatu yang buruk, agar menjadi pengingat bahwa hal buruk harus dijauhi dan tetap melakukan kebaikan,

Kedekatan emosional itu amat terasa meski kini sang ayah sudah meninggal dunia. Hal tersebut membuat perempuan 36 tahun itu bertekad melakukan hal yang sama kepada anaknya. Selama mengandung, istri Aloysius Medyas tersebut membacakan cerita untuk janin di dalam perutnya.

Begitu putrinya lahir pada 2009, tiap malam dibacakan dongeng. Hasilnya, sang putri, Veronica Kinetta Maheswari, lebih cepat menangkap pembicaraan orang lain, punya kosakata lebih banyak, dan tertarik dengan buku.

”Saya pikir, jangan hanya anak sendiri yang saya dongengin, lalu saya mulai mendongeng untuk murid-murid di sekolah terdekat dari tempat tinggal,” katanya.

Ternyata, reaksinya luar biasa. Beberapa sekolah kembali mengundang Mila untuk mendongeng. ”Bahkan, ada satu sekolah yang memasukkan storytelling dalam metode pengajaran,” lanjutnya.

Lama-kelamaan, banyak teman yang tertarik bergabung mendongeng dengan Mila. Akhirnya, terbentuk komunitas Rumah Dongeng Pelangi (RDP) pada April 2010, silam. Target yang disasar pun meluas. RDP berkomitmen untuk setiap bulan mengadakan Dongeng Charity bagi anak-anak panti asuhan, sekolah kolong, dan keluarga prasejahtera.

RDP juga punya program pendampingan bagi guru-guru pendidikan anak usia dini (PAUD) supaya menggunakan dongeng sebagai metode pembelajaran. Namanya adalah Panggung Boneka untuk 1.000 Anak Indonesia.

”Ada 3 PAUD yang kami beri pendampingan selama setahun, dengan pendampingan itu, RDP berharap bisa menyebarkan semangat mendongeng. Terutama bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera,” ucapnya. 

Dongeng punya banyak keajaiban dalam tumbuh kembang anak. Menurutnya dengan dongeng, anak jadi suka membaca dan mempunyai kemampuan berbahasa yang baik, daya imajinasi tinggi, serta melatih percaya diri ketika berinteraksi.

Selain itu, aktivitas mendongeng menguatkan bonding antara orang tua dan anak. ”Kalau saja para orang tua punya waktu setidaknya 10 menit tiap hari untuk mendongeng, akan terbentuk pola komunikasi yang baik antara mereka dan anaknya. Kuncinya harus komit,” kata wanita yang merupakan seorang scriptwriter.

Bagian terbaik saat mendongeng adalah ketika melihat ekspresi anak-anak yang ikut tertawa, heran, berteriak, dan bertepuk tangan.

”Artinya, mereka terhibur dan ikut larut dalam cerita,” ujar Mila yang pernah menulis script untuk sitkom OK Jek tersebut.

Tidak lupa, Mila dan tim RDP selalu melemparkan pertanyaan buat anak-anak untuk melihat apakah mereka memahami isi dongeng serta nilai-nilai yang disampaikan atau tidak.

Saat ini, tim inti RDP beranggota 20 orang dengan 35–40 relawan. Mereka berasal dari beragam kalangan. Ada mahasiswa, guru, karyawan, ibu rumah tangga. Untuk menggerakkan kegiatan komunitas, RDP juga kerap diundang mendongeng secara profesional untuk acara korporasi maupun workshop.

“Misi RDP itu ingin menularkan virus mendongeng kepada seluruh masyarakat Indonesia. Mendongeng itu bahasa cinta. Kita bisa mengajarkan hal-hal baik kepada anak tanpa menggurui,” ucapnya.

Ia mencontohkan, misalnya, fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini. Mulai krisis toleransi, hormat-menghormati, problem bullying, hingga minimnya rasa empati. Pendekatan untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang baik bisa dilakukan lewat dongeng.

“Dari situ secara tidak langsung kita akan mendidik anak kita untuk melakukan kebaikan dan memaparkan sesuatu yang buruk, untuk menjadi pengingat bahwa hal buruk harus dijauhi dan tetap melakukan kebaikan,” kata Mila. []

Baca juga: 

Berita terkait
Begini Kisah Pendiri Kerjabilitas.com yang Sangat Inspiratif
Perjalanan Rubby Emir mendirikan Kerjabilitas.
Kepedulian Komunitas Buntut Wedus Dlingo Bantul
Komunitas Buntut Wedhus di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, peduli kepada sesama, khususnya janda lansia dan miskin.
Profil Tan Siok Tjien, Wanita Terkaya di Indonesia
Tan Siok Tjien dikenal sebagai salah satu miliarder di Indonesia dari hasil warisan suaminya, Surya Wonowidjojo.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.