Jakarta – Pemerintah mengerahkan tentara dan petugas patroli di sekitar Baghdad pasca percobaan pembunuhan yang menarget Perdana Penteri (PM) Irak, Mustafa al-Kadhimi, di kediamannya.
Percobaan pembunuhaan yang dilakukan melalui serangan dengan drone bersenjata itu meningkatkan ketegangan yang dipicu oleh penolakan kelompok milisi yang didukung Iran untuk menerima hasil pemilihan anggota parlemen pada bulan lalu.
Dua pejabat Irak mengatakan al-Kadhimi luput dari serangan tersebut, namun tujuh penjaganya mengalami luka-luka.
Perdana menteri itu kemudian tampil di televisi Irak, duduk di balik meja, terlihat tenang. Tangan kirinya terlihat diperban.
Al-Kadhimi menyerukan dialog yang damai. "Serangan drone dan roket pengecut itu tidak akan dapat membangun masa depan dan tanah air kita,” ujar al-Kadhimi dalam pidatonya.
Belum ada pihak yang mengklaim serangan yang terjadi pada Minggu, 7 November 2021, itu, tapi kecurigaan diarahkan pada kelompok milisi yang didukung Iran yang pernah secara terbuka mengeluarkan ancaman terhadap al-Khadimi. Namun, mereka telah membantah terlibat dalam serangan itu (vm/jm)/Associated Press/voaindonesia.com. []
Biden Kutuk Serangan Teroris terhadap PM Irak
PM Irak Selamat dari Percobaan Pembunuhan dengan Drone
Aliansi Politik Pro Iran Kalah di Pemilu Irak
PM Irak Resmi Umumkan Mosul Bebas dari ISIS