Kesepakatan Politik Prabowo dengan PPP

Pertemuan elit Gerindra dan PPP di Jakarta belum lama ini, menghasilkan beberapa kebijakan politik di antara kedua partai politik itu.
Pertemuan Wakil Gubernur Jawa Barat sekaligus Wakil Ketua DPW PPP Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (kiri) bersama Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa (tengah) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua DPW PPP Jawa Barat Ade Yasin (kanan). (Foto: Tagar/Fitri Rachmawati)

Bandung - Pertemuan elite Gerindra dan PPP, yaitu Suharso Monoarfa, Ade Yasin dan Uu Ruzhanul Ulum dengan Prabowo Subianto di Jakarta belum lama ini menghasilkan beberapa kebijakan politik di antara kedua partai itu.

"Mengejutkan terjadi perubahan konstalasi politik di tingkat elit PPP, Gerindra. Untuk kepentingan apa petinggi PPP merapat ke Gerindra? Banyak spekulasi berkembang (saat ini)," kata Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat Daddy Rohanady, Bandung, Senin, 9 September 2019.

Menurut Daddy, pihaknya melakukan pertemuan bersama elit PPP, yaitu Ade Yasin, karena politikus itu juga merupakan Bupati Bogor atau penguasa wilayah Hambalang, tempat kediaman Prabowo Subianto. Selain itu, Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan juga menduduki jabatan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerinda Kabupaten Bogor.

"Dalam konteks Ade Yasin, tampaknya kedatangannya ke rumah Prabowo Subianto relatif lebih mudah dipahami. Demikian pula kehadiran Ketua Umum PPP Suharso Monoarpa yang jelas mengantar Ade Yasin. Lantas bagaimana dengan Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum? Ini yang menarik," kata Daddy.

Kata dia, banyak pihak yang menafsirkan pertemuan di antara kedua elit partai ini, terutama Uu Ruzhanul Ulum yang diartikan sebagai sikap Uu yang akan balik kanan (berbalik arah).

"Mungkin Uu merasa tak diberdayakan secara proporsional oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil? Benarkah ia merasa benar-benar hanya menjadi ban serep? Kalau ya, ini pasti merambuat seorang Uu yang mantan Bupati Tasikmalaya itu tidak nyaman," ucap Daddy.

Dia menilai Uu sebagai mantan orang nomor satu di Jabar, yang biasa memainkan segala peran di daerahnya, bisa jadi kini merasa kurang optimal mengaktualisasikan konsep pembangunannya. 

Dia memandang wajar apabila opsi jalan yang ditempuhnya (Uu) adalah merapat ke Gerindra yang menjadi pemenang dalam Pemilihan Legislatif 2019 untuk tingkat Provinsi di Jawa Barat. Alasannya, dengan kekuatan 25 anggota dewan yang dimiliki Partai Gerindra di DPRD Jawa Barat sudah pasti memiliki pengaruh kuat di legislatif. 

Apabila PKS bergabung dengan Gerindra, maka total sudah 46 kursi di DPRD Jabar. Ditambah dengan PPP  yang jumlahnya menjadi 48 kursi. Artinya, hanya butuh 13 suara lagi seandainya pengambilan keputusan di DPRD sampai ditentukan melalui voting.

"Andaikan nanti Ridwan Kamil ditinggalkan PPP. Ridwan Kamil hanya tinggal diusung PKB, Nasdem, dan Perindo yang totalnya 17 suara saja. Hanura,  karena tak satu kursi pun diraih Hanura di DPRD Provinsi Jabar," ujar dia.

Jika PDI Perjuangan dan  Golkar bergabung dengan koalisi Gerindra, PKS dan PPP. Maka, suara mayoritas berada di kubu yang tidak mendukung Ridwan Kamil.

“Saya kira, PPP dan Uu sadar betul akan hal itu. Maka, diputuskanlah PPP merapat ke Gerindra. Bagaimana arah Gerindra nanti? Kita saat ini masih tunggu arahan DPP Partai Gerindra," tuturnya.

Untuk diketahui, saat Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat pasangan calon kepala daerah Jabar Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum berada di kubu yang berbeda dengan Gerindra.

Fraksi PPP bergabung ke Gerindra bukan di Jawa Barat, yang di Jabar hanya untuk Pilkada saja.

PPP pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat di 2018 menjadi salah satu pengusung pasangan Emil-Uu. Sedangkan Gerindra dan PKS mengusung Sudrajat-Syaikhu. Koalisi yang terbangun pada saat pilgub kemarin, Gerindra dan PKS bergabung dengan PAN. Jadi, koalisi ini sudah menganyongi 55 suara dari total 120.

Dihubungi secara terpisah, Wakil Gubernur Jawa Barat sekaligus Wakil Ketua DPW PPP Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum membenarkan pertemuan elite PPP dengan Partai Gerindra di Jakarta belum lama ini yang menghasilkan beberapa kesepakatan politik.  

"Iya, ada pertemuan PPP dengan Gerindra di rumahnya Prabowo Subianto," tutur Uu Ruzhanul Ulum.

Uu mengatakan hasil pertemuan itu menghasilkan beberapa kesepakatan yaitu, bergabungnya Fraksi PPP dengan Fraksi Gerindra.  Tetapi, bukan dalam konteks di Jawa Barat (DPR RI). Kesepakatan politik di Jawa Barat hanya untuk Pilkada di 8 kabupaten dan kota di Jawa Barat.

"Fraksi PPP bergabung ke Gerindra bukan di Jawa Barat, yang di Jabar hanya untuk Pilkada saja," tambah dia.[]  

Baca juga:

Berita terkait
Langkah Gerindra di DPRD Jabar dengan 25 Kursinya
Partai Gerinda Jawa Barat mengklaim akan lebih memaksimalkan fungsi legislasi budgeting atau penganggaran dan pengawasan di era Ridwan Kamil.
Gerindra Tetapkan Wakil Ketua DPRD Gowa
Fraksi Partai Gerindra Gowa menetapkan Andi Tenri Indah sebagai wakil ketua DPRD periode 2019-2024
PDIP dan Gerindra Pimpin DPRD DKI Sementara
Pantas Nainggolan dari PDIP dan Syarif dari Gerindra menjadi pimpinan sementara DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024.
0
Lanskap Politik AS Menjelang Pemilu Sela November 2022
Dalam tradisi politik di AS biasanya partai yang berkuasa, Partai Demokrat, akan mengalami kekalahan dalam pemilihan mid-term atau sela