Kerusuhan Madina Berujung Pengunduran Diri Kades

Kerusuhan di Kabupaten Mandailing Natal berujung pengunduran diri Kepala Desa Mompang Julu, Hendri Hasibuan.
Polisi di Mandailing Natal sedang berjaga menghadapi warga saat melakukan aksi blokir jalan guna menuntut penjelasan soal dugaan pemotongan dana Bantuan Langsung Tunai bagi warga terdampak Covid-19. (Foto: Tagar/Andi)

Mandailing Natal - Aksi blokir jalan oleh warga Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) hingga menyebabkan kerusuhan, berujung pengunduran diri kepala desa setempat.

Hingga Selasa, 30 Juni 2020 dini hari, pemerintah setempat menggelar musyawarah dengan masyarakat dan juga kepala desa yang bersangkutan.

Sekitar pukul 01.00 WIB, Kepala Desa Mompang Julu, Hendri Hasibuan menyatakan pengunduran dirinya secara tertulis dari jabatan kepala desa.

Camat Panyabungan Utara, Ridho Fahlevi bersama Komandan Rayon Militer Panyabungan dan Kepala Polisi Sektor Panyabungan, mendatangi kerumunan massa yang masih melakukan blokade jalan.

Di hadapan massa, Ridho Fahlevi menyampaikan bahwa Kepala Desa Mompang Julu, Hendri Hasibuan bersedia mundur dari jabatannya. Dan camat juga membacakan langsung surat pengunduran diri yang dibuat oleh kepala desa bersangkutan.

Meski tuntutan awal warga, yakni pengunduran diri kepala desa sudah terpenuhi, namun warga belum mau membuka blokade jalan dan menuntut agar pihak kepolisian tidak memproses pengrusakan dan pembakaran mobil serta meminta Kapolsek Panyabungan untuk membuat surat pernyataan.

Kepala desa akhirnya membuat surat pengunduran dirinya pada dini hari tadi

Namun, keinginan warga ini dengan tegas ditolak dan tidak dipenuhi oleh pihak kepolisian. Dan Selasa, 30 Juni 2020 sekitar pukul 04.00 WIB, blokade jalan yang coba dipertahankan warga akhirnya dibuka, dan kendaraan yang sempat terjebak di tengah aksi warga bisa melintas.

Ridho Fahlevi mengatakan, Kepala Desa Mompang Julu, Hendri Hasibuan bersedia mundur dari jabatannya dituangkan dalam surat pernyataan.

"Iya kepala desa akhirnya membuat surat pengunduran dirinya pada dini hari tadi. Dan saya langsung yang membacakan surat pengunduran diri di hadapan warga. Dan blokade jalan yang dilakukan oleh warga baru bisa dibuka pagi tadi," ujarnya.

Kepala Polisi Resor Mandailing Natal, Ajun Komisaris Besar Polisi Horas Tua Silalahi saat dihubungi g soal kerusuhan dan pembakaran mobil dalam aksi warga itu, belum menjawab. Pesan WhatsApp yang dikirimkan juga belum mendapat balasan.

Sebelumnya, satu unit mobil dikabarkan milik Wakil Kepala Polisi Resor (Wakapolres) Madina Ajun Komisaris Besar Polisi E Zalukhu dibakar warga saat melakukan aksi blokir jalan guna menuntut penjelasan soal dugaan pemotongan dana Bantuan Langsung Tunai bagi warga terdampak Covid-19.

Selain mobil milik wakapolres, satu unit mobil lainnya dan dua unit sepedamotor juga turut menjadi sasaran pelampiasan kekecewaan warga.

Aksi blokir Jalan Lintas Sumatera oleh warga Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Madina, Sumatera Utara pada Senin, 29 Juni 2020, awalnya berjalan tertib. Massa menuntut kepala desa setempat mundur dari jabatannya karena diduga telah memotong BLT.

Warga memblokir akses jalan dengan membakar ban bekas di badan jalan. Akibatnya arus lalu lintas dari Kota Padangsidempuan menuju Madina maupun sebaliknya lumpuh total.

"Kami terus akan blokir jalan apabila kepala desa tidak turun dari jabatannya. Kami ngak mau lagi ditipu, hadirkan dia di sini dan jelaskan kenapa bantuan BLT sebesar Rp 600 ribu bisa menjadi Rp 200 ribu dibagikan kepada penerimanya. Ini sudah melanggar hukum," kata salah seorang warga di tengah aksi.

Persoalan itu sudah dilaporkan warga ke berbagai pihak, mulai dari kepolisian dan pihak pemerintah kecamatan. Namun belum ada respons.

Hingga sore mediasi yang dilakukan pemerintah dengan warga belum menemui titik terang, dan tuntutan warga belum terpenuhi. Sehingga aksi blokir jalan masih berlangsung.

Kepolisian berusaha untuk mengurai dan membubarkan massa mengingat hari mulai gelap, namun warga yang tuntutannya belum terpenuhi tidak terima pembubaran yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

Massa kemudian melempar batu ke arah petugas yang mencoba membuka blokade badan jalan. Warga makin beringas dengan terus melempari polisi pakai batu, yang kemudian dibalas dengan tembakan gas air mata.

Akibatnya beberapa orang termasuk dari petugas kepolisian mengalami luka-luka. Namun hal itu tidak menyurutkan emosi warga, justru terus memuncak, lalu menggulingkan dua unit mobil yang parkir.

Dua unit mobil tersebut dibakar, salah satu mobil dikabarkan milik Wakapolres AKBP E Zalukhu. Dan satu unit lagi dikabarkan milik salah satu aparat TNI yang sedang tugas pengamanan pada aksi tersebut.

Sekitar pukul 19.00 WIB warga mulai membubarkan diri, namun arus lalu lintas belum bisa dibuka untuk kendaraan roda empat.

Kepala Polisi Sektor Panyabungan, Ajun Komisaris Polisi Andi Gustawi tidak menyangkal bahwa mobil dinas milik Wakapolres Madina ikut terbakar dalam kejadian itu. []

Berita terkait
Kerusuhan di Madina Disikapi Pejabat Pakai Prosedur
Pejabat di Pemkab Mandailing Natal (Madina) menyebut untuk memberhentikan seorang kepala desa, harus sesuai prosedur.
Rusuh Karena BLT, Mobil Wakapolres Madina Dibakar
Mobil Wakapolres Mandailing Natal dibakar warga saat melakukan aksi blokir jalan guna menuntut penjelasan soal BLT.
Tuntut Bansos Dibagi Rata, Warga Madina Blokir Jalan
Warga Kabupaten Mandailing Natal memblokir jalan lintas sumatera, menuntut pembagian bansos dari Dana Desa dibagi merata.
0
Banyak Kepala Daerah Mau Jadi Kader Banteng, Siapa Aja?
Namun, lanjut Hasto Kritiyanto, partainya lebih mengutamakan dari independen dibandingkan politikus dari parpol lain.