Lebak - Sejumlah perajin kerupuk di Kabupaten Lebak, Banten, mengatakan komoditas pangan olahan yang mereka buat laku keras di tengah pandemi Covid-19, terlihat dari permintaan pasar yang cenderung meningkat belakangan ini.
"Kami merasa kewalahan melayani permintaan pasar," kata Suhaeri, seorang perajin kerupuk di Pasir Sukarakyat Kabupaten Lebak, Senin, 15 Juni 2020, seperti diberitakan Antara.
Para pedagang aneka makanan dari luar daerah tidak masuk ke wilayah Lebak, sehingga permintaan cenderung meningkat.
Suhaeri mengatakan omzet pendapatan sejak tiga bulan terakhir dapat meraup keuntungan hingga dua kali lipat. Biasanya, kata dia, keuntungan bersih Rp 700.000/hari, namun kini bisa menembus Rp 1,5 juta/hari.
"Kami meraup keuntungan sebesar itu sejak dilanda pandemi Covid-19, dimana produk aneka makanan dari luar daerah tidak ada yang masuk ke wilayah Lebak," ucap Suhaeri.
Perajin kerupuk lainnya, Doyot, warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, juga merasakan meningkatnya omzet pendapatan, sehingga bisa menyerap tenaga kerja sampai 30 orang. Dipekerjakan mulai produksi, pembungkus dan sopir untuk memasarkan ke sejumlah wilayah di Kabupaten Lebak.
"Para pedagang aneka makanan dari luar daerah tidak masuk ke wilayah Lebak, sehingga permintaan cenderung meningkat," ujar dia.
Doyot mengatakan, setiap hari dapat memasarkan kerupuk hingga dua unit kendaraan sehari, sebelumnya hanya satu unit, karena permintaan konsumen meningkat.
"Omzet pendapatan bersih yang biasanya mencapai Rp 800.000, namun kini mencapai Rp 1,6 juta/hari," ucapnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Yudawati, mengatakan pemerintah daerah mendorong agar pelaku UMKM tumbuh dan berkembang di tengah pandemi Covid-19.
"Kami terus melakukan pembinaan agar pelaku UMKM tetap meningkatkan produksinya, meski dilanda Corona," ujarnya. []