Kerugian Akibat Bencana di Aceh Capai Rp 156 Miliar

Sejak Januari hingga September 2020 Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat 676 kejadian bencana di Aceh.
Sejumlah warga di Desa Pasie Mesjid, Kecamatan Meurebo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mulai mengungsi kerumah kerabat akibat rumah mereka terendam banjir, Selasa 28 Juli 2020. (Foto: Tagar/Vinda Eka Saputra)

Banda Aceh - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat, kerugian akibat bencana di Aceh sejak Januari hingga September 2020 mencapai Rp 156 miliar.

Kepala Pelaksana BPBA, Sunawardi menyebutkan, sejak Januari hingga September 2020, ada 676 kejadian bencana di Tanah Rencong. Bencana ini menyebabkan 4 orang meninggal dunia.

"16 orang luka-luka dan 57.309 jiwa terdampak bencana. Jumlah pengungsi sebanyak 5.126 orang serta 6.580 rumah terdampak," ujar Sunawardi dalam keterangannya, Kamis, 1 Oktober 2020.

Kebakaran hutan dan lahan juga sangat sering terjadi yakni sebanyak 203 kali. Lahan yang terbakar seluas 477.44 hektar.

Selain itu, kata Sunawardi, kebakaran pemukiman masih mendominasi yakni sebanyak 232 kali jumlah kejadian. Adapun kerugian yang diakibatkan bencana ini sebanyak Rp Rp 81.475.000.000.

Kemudian, ujar Sunawardi, bencana banjir terjadi sebanyak 81 kali, yang terdiri dari banjir, banjir bandang, banjir rob, banjir dan longsor. Dengan korban terdampak berjumlah 24.249 KK, 54.533 jiwa, merendam 5.567 rumah, dan jumlah pengungsi sebanyak 4.693 dengan total kerugian mencapai 42.427.500.000.

"Kebakaran hutan dan lahan juga sangat sering terjadi yakni sebanyak 203 kali. Lahan yang terbakar seluas 477.44 hektar," sebut Sunawardi.

Selanjutnya,angin puting beliung terjadi sebanyak 85 kali, dengan total kerugian yang dialami sebanyak Rp. 20.234.400.000. Gempa bumi terjadi 18 kali dengan magnitude yang berkisar antara 5,1-5,5 SR.

"Dan tidak berpotensi Tsunami namun terhitung menimbulkan kerugian akibat bangunan yang retak dan lain sebagainya sebesar Rp 840.000.000," ujar Sunawardi.

Sementara intensitas longsor juga masih tinggi dari bulan Januari-September 2020 tercatat 42 kali kejadian dengan total prediksi kerugian sebesar Rp. 2.400.000.000.

Adapun abrasi dari bulan Januari-September tercatat terjadi sebanyak 12 kali kejadian dengan prediksi kerugian Rp 9.225.000.000. Menurutnya, semua bencana juga berdampak pada 23 sarana pendidikan, 2 sarana kesehatan, 21 sarana pemerintahan, dan 20 sarana ibadah.

"Berdampak pula 203 ruko dan 9 pasar serta berdampak pula pada 10 jembatan,13 tanggul dan 1.170 meter badan jalan akibat banjir dan longsor," ujar Sunawardi.

Disebutkan Sunawardi, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kebakaran pemukiman masih menjadi kejadian yang paling mendominasi dari bulan Januari-September 2020.

Menurutnya, kebakaran adalah musibah yang cukup dikhawatirkan karena dapat mengakibatkan berbagai kerugian bagi pihak yang mengalaminya.

"Tak hanya materi, pihak yang mengalaminya bisa kehilangan anggota keluarga atau menderita cacat permanen akibat musibah ini. Bangunan rumah dan perabotan hangus, hingga berbagai dokumen penting ikut terbakar," ucap Sunawardi. []

Berita terkait
Polisi Tangkap Penjerat Gajah Sumatera di Aceh
Polisi tangkap pelaku pemasangan jerat listrik yang telah menyebabkan seekor gajah Sumatera mati di Aceh.
Peta Zona Risiko Bahaya Covid-19 di Aceh Kembali Berubah
134 penderita Covid-19 dilaporkan sembuh, 83 orang konfirmasi positif, dan 2 orang meninggal dunia.
Pakaian Pernikahan di Banda Aceh Harus Sesuai Adat Syariat
Pemerintah Kota Banda Aceh terus berupaya mengembangkan adat sesuai dengan syariat Islam.