Keraton Solo Gelar Tahlil Wafatnya Sultan Agung

Keraton Kasunanan Surakarta mengelar tahlil untuk memperingati wafatnya Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo.
Para sentono dan abdi dalem Keraton Kasunanan Surakata dengan berdzikir dan berdoa di malam wafatnya Kanjeng Sultan Agung di Masjid Agung Solo, (Foto: Tagar/Reyma Pramista)

Solo – Putra-putri Sinuhun Pakoe Buwono XII beserta seluruh sentono dan abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta mengelar tahlil untuk memperingati wafatnya Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo di Masjid Agung Solo, Kamis 8 Agustus 2019 malam.

Acara tahlil tersebut dipimpin putri Sinuhun PB XII, GKR Wandansari Koesmortiah atau yang kerap disapa Gusti Moeng.

Gusti Moeng mengatakan, peringatan wafatnya Kanjang Sultan Agung ini baru pertama kali digelar oleh Keraton. Nantinya sebagai embrio pelaksanaan Haul Kajeng Sultan Agung.

"Ini baru acara persiapan untuk nanti kita mengadakan haul, dan haul nanti akan lebih banyak yang datang dari seluruh dunia yang memiliki darah Mataram," ujarnya.

Inisiasi pelaksanaan Haul Kanjeng Sultan Agung, menurut Gusti Moeng adalah langkah awal untuk mengenang kembali cikal bakal pembentukan NKRI.

Haul ini nantinya akan menjadi pijakan masyarakat Jawa untuk mengenang para leluhurnya.

"Masyarakat kan itu tidak tau adanya negara ini, hidup di dunia ini di garis keturunana apa dan bangsa apa, dan ini mengembalikan lagi, iki lho leluhurku dulu," jelas Gusti Moeng.

Kegiatan tahlil meliputi pembacaan surat Yasin, pembacaan doa untuk Kanjeng Sultan Agung, serta ceramah Ustaz Yahya Al Mutawakin yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Madinah Al Munawaroh dari Semarang.

Wafat di malam Jemat Legi

Menurut Gusti Moeng yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Dewam Adat Keraton tersebut mengatakan, jika sesuai dengan penanggalan Jawa, wafatnya Kanjeng Sultan Agung jatuh pada 2 Sapar atau malam Jumat Legi. Namun pihaknya belum bisa merinci kapan tanggal pasti dalam penanggalan Mahesi.

"Kalau wafatnya Kanjeng Sultan itu di malam Jumat Legi, tanggal 2 Sapar, dan ini kita sedang cara tau kapan penanggalan masehinya, tapi insyaallah segera didapatkan," ungkapnya.

Wafatnya Kanjeng Sultan Agung nentinya akan menjadi patokan peringatan haul yang dipusatkan di Masjid Agung Solo nantinya. Hal tersebut rencananya akan mengundang para sentono Keraton dan abdi dalem dari seluruh Indonesia.

"Insyallah haul akan menjadi acara tahunan, semua orang memakai masjid ini untuk haul para leluhurnya," pungkasnya.

Sementara itu, pengasuh Pesantren Madinah Al Munawaroh dari Semarang, Ustaz Yahya Al Mutawakin menyambut baik adanya rencana peringatan Haul Kanjeng Sultan Agung. Menurutnya, dengan peringatan haul tersebut akan membawa hal positing bagi negara Indonesia.

"Memperingati hari wafat Beliau, negara ini mendapat inspirasi yang posistif dari mulai kepribadian yang mulai, akhlak yang baik, dan memiliki sebuah semangat yang bermanfaat untuk negara ini, mudah-mudahan Bangsa kita selalu diridhoi oleh Allah," ujarnya.

Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo adalah putra dari raja ke dua Mataram yakni Panembahan Hanyakrawati. Lahir di Kotagede, Kasultanan Mataram tahun 1593 dan wafat di Karta (Pleret, Bantul), Kasultanan Mataram tahun 1645.

Kajeng Sultan Agung adalah raja ke tiga kasultanan Mataram yang berhasil mengembangkan kerajaan di Jawa dan Nusantara. Kanjeng Sultan Agung menjadi raja pada periode tahun 1613-1645. []

Berita terkait
Kereta Api Bandara Stasiun Solo Balapan Siap Meluncur
Proyek pembangunan peron Kereta Api (KA) bandara di Stasiun Solo Balapan telah rampung, hanya tinggal menunggu waktu peresmian.
PKS Pertanyakan Survei Gibran Masuk Bursa Wali Kota Solo
PKS mempertanyakan kredibilitas lembaga yang membuat survei yang kemudian memunculkan nama Gibran Rakabuming di bursa Wali Kota Solo.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.