Untuk Indonesia

Kenapa Mega Tak Salami Surya Paloh?

Banyak sekali kawan-kawanku bertanya kepadaku begini, "kenapa Bu Mega ini? Kok nggak mau salam Surya Paloh?"
Ketua Umum Partai PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersama Sekjen PDI Perjuangan Hasto (kedua kanan) meninggalkan Kompleks Parlemen usai pelantikan di Senayan, Jakarta Selasa (1/10/2019). (Foto: Antara/Galih Pradipta).

Oleh: *Sabar Mangadoe

Banyak sekali kawan-kawanku bertanya kepadaku begini, "kenapa Bu Mega ini? Kok nggak mau salam Surya Paloh?"

Ok lah kawan, kujawab di sini saja secukupnya. Uraian ini sudut pandang kacamata politik pribadiku ya. Moga bermanfaat ikut memperkaya wawasan teman-teman semua.

Kini Mega dan Presiden Jokowi sedang berjuang keras untuk melepaskan Nasdem.

Ringkasnya begini, selama 10 tahun pertama Ibu Mega/PDIP lawan Presiden SBY/Partai Demokrat yang disinyalir kuat rejim boneka Nekolim. Dan PDIP ambil posisi politik 10 tahun menjadi oposisi. Sampai-sampai, katanya, akibatnya Presiden SBY di periode kedua harus terus bersama PKS, tak bisa melepaskannya sesuai permintaan Nekolim.

Ancaman Kudeta

Dan kemudian dalam 10 tahun berikutnya (sampai kini baru berjalan 5 tahun Presiden Jokowi), musuh besar PDIP ternyata telah mampu bermetamorfosa menjadi #Konspirasi4kubuJahat yang semakin kuat. Hal ini sebagai reaksi alamiah dikarenakan Presiden Jokowi memang tak mau sedikitpun diajak kompromi. 

Adalah hal yang bisa dipercaya bila selama ini ditengarai bahwa semua gaduh politik dengan memobilisasi massa besar-besaran sesungguhnya sebagai upaya percobaan kudeta alias makar, atau menggulingkan Presiden Jokowi dengan cara inkonstitusional.

Yang menjadi persoalan utama bagi PDIP dan Jokowi ke depan adalah begini, bahwa di Pilpres 2024 nanti, siapapun capres pengganti Jokowi yang akan diusung oleh PDIP/Mega haruslah menang besar. Jangan menang tipis seperti Pilpres 2019 kemarin, apalagi sampai kalah. Karena Indonesia bukan hanya dinilai akan alami set back atau kemunduran, tapi akan berisiko besar pada keberlanjutan keutuhan negara Pancasila ini. Ada ancaman akan menjadi negara khilafah ataupun terjadi konflik besar bahkan menjadi arena perang saudara seperti yang sedang terjadi di wilayah Timur Tengah saat ini.

Jokowi Cuci Gudang

Karena itu untuk menuju Pemilu 2024, kini Presiden Jokowi dan Megawati sedang berusaha keras lakukan bersih-bersih, sebut saja dengan tagar #JokowiCuciGudang.

Jadi yang dilakukan Mega dengan tak menyalami Surya Paloh itu hanyalah sebuah peristiwa simbolik semata, bukanlah urusan pribadi antara Mega dan Surya Paloh, seperti dendam pribadi atau sejenis. Kini Mega dan Presiden Jokowi sedang berjuang keras untuk melepaskan Nasdem. Atau Nasdem di luar pemerintahan alias menjadi opisisi.

Dan tentunya akan masih banyak lagi peristiwa-peristiwa politik lainnya yang akan terjadi. Misalnya, pengumuman kabinet alias jatah kursi menteri akan menjadi salah satu indikator kuat dalam mengukur tagar #JokowiCuciGudang dimaksud.

Semua ini dengan harapan selama 10 tahun berikutnya, siapapun presiden pengganti Jokowi dapat menjabat 2 periode atau 2 x 5 tahun lagi. Dengan demikian, cukup dalam waktu minimal 4 x 5 tahun rezim perubahan ini untuk membangun landasan pondasi yg amat kokoh agar Indonesia lebih berkemampuan untuk lepas-landas (take off) terbang menuju negara Indonesia maju yang dicita-citakan dalam mukadimah UUD 1945.

Penulis: *Sabar Mangadoe

Penulis Senior GDD Jabodetabek

Gerakan Daulat Desa

Berita terkait
Megawati Buang Muka dari Surya Paloh, Ada Apa?
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh hangat diperbincangkan publik seusai pelantikan DPR.
Surya Paloh: Luka Papua, Luka Kita Semua
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan luka Papua adalah luka kita semua.
Surya Paloh Anggap Indonesia Negara Munafik
Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh menyebut Indonesia merupakan negara kapitalis yang liberal. Namun, semua itu seolah ditutup-tutupi.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.