Kenali Penyebab dan Gejala Kanker Leher Rahim

Data WHO menunjukkan setiap jam satu wanita Indonesia meninggal dunia karena kanker serviks atau kanker leher rahim
payudara

Bandung - Data WHO menunjukkan di Indonesia sepanjang tahun 2018 setiap hari muncul kurang lebih 58 kasus kanker leher rahim. Setiap hari 26 wanita meninggal karena kanker leher rahim atau dengan kata lain setiap satu jam satu wanita di Indonesia meninggal karena kanker leher rahim atau yang lebih dikenal dengan kanker serviks.

“Ironisnya, di Indonesia lebih dari 70% pasien dengan kanker serviks ini justru datang terlambat, sudah dalam stadium lanjut,” tutur dr Siti Salima, SpOG atau spesialis Obstetri dan Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan) RS Hasan Sadikin, Bandung, Senin 25 November 2019.

Menurut dr Siti, salah satu penyebab banyaknya pasien dengan kanker serviks datang terlambat tersebut karena rasa malu dan ketidaktahuan terhadap penyakit yang masuk dalam kategori tumor ganas ini. “Oleh karena itu, sangat perlu mengetahui penyakit kanker leher rahim ini,” kata dia.

Apa itu Kanker Leher Rahim?

Kanker leher rahim atau yang sering disebut kanker serviks termasuk tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim (serviks) atau bagian bawah pada rahim yang menghubungkan rahim dan vagina. “Dan kanker serviks ini biasanya akan menyerang wanita berusia 35 sampai 55 tahun,” tuturnya.

Lebih lanjut dr Siti menjelaskan, kanker serviks ini terjadi jika sel-sel serviks tumbuh menjadi tidak normal dan tak terkendali. Apabila sel serviks terus tumbuh, maka akan terbentuk suatu massa jarigan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau justru ganas.

“Kalau tumor tersebut ganas, maka kondisi inilah yang disebut dengan kanker leher rahim atau kanker serviks,” jelas dia. Diakui dr Siti, penyebab pasti terjadinya kelainan pada sel-sel serviks belum diketahui. Tetapi, terdapat beberapa faktor risiko yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks ini.

Pertama, karena HPV atau Humas Papilloma Virus. HPV ini merupakan virus penyebab kutil kelamin (kondlloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kedua, sangat dipengaruhi oleh kebiasaan merokok. Merokok, tembakau dinilai merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.

“Ketiga, melakukan hubungan seksual pertama pada usia dini, berganti-ganti pasangan hubungan seksual bisa menjadi salah satu penyebab munculnya kanker serviks ini,” terang dia.

Penyebab keempat, suami pasangan seksualnya melakukan hubungan sesksual pertama pada usia dibawah 18 tahun, dan (kelima) berganti-ganti pasangan atau pernah menikah dengan wanita yang menderita kankder serviks pun termasuk faktor penyebab.

“Keenam, pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran, dan gangguan sistem kekebalan (keenam), pemakaian obat pil kontasepsi (KB) bisa menjadi penyebabnya munculnya kanker serviks (ketujuh) ini,” kata dia.

Termasuk tambah dr Siti, infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia yang menahun dan tidak melakukan deteksi dini kanker serviks (IVA atau Pap Smear) secara rutin pun bisa menjadi penyebabnya.

Kenali Gejalanya

Bagaimana gejala yang biasanya sering muncul pada kanker serviks ini? dr siti menjelaskan lebih lanjut, gejala yang biasanya muncul yaitu, ketika sel serviks yang tidak normal mulai berubah menjadi keganasan, dan menyusup ke jaringan disekitarnya. Pada tahapan ini biasanya akan timbul beberapa gejala yang khas diantaranya;

Pertama, pendarahan pada vagina yang biasanya tidak normal, terutama di antara dua kali menstruasi, atau pendarahan setelah melakukan hubungan seksual dan pendarahan pada menopause.

“Bisa juga, menstruasi yang tidak normal seperti waktu lebih lama, dan darahnya yang lebih banyak dari biasanya (gejala kedua). Ketiga, keputihan yang menetap. Biasanya gejala ini muncul cairan encer berwarna pink atau coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk,” tutur dia.

Sedangkan gejala lain yang biasanya muncul pada pasien penderita kanker serviks stadium lanjut kata dr Siti, biasanya akan muncul gejala nafsu makan berkurang yang mengakibatkan penurunan berat badan atau gejala sering kelelahan.

“Gejala lain yang sering muncul lainnya, seperti nyeri panggul, punggung atau tungkal dan keluar air kemih atau tinja dari vagina sampai patahnya tulang atau fraktur menjadi salah satu gejala yang biasanya muncul. []

Berita terkait
Kisah Perjuangan Intan Khasanah Sembuh dari Kanker
Intan Khasanah sebagai pejuang kanker getah bening berhasil melalui tantangan hingga kini sehat normal.
Kisah Cinta Ria Irawan yang Berjuang Melawan Kanker
Ria Irawan berjuang melawan kanker kelenjar getah bening yang diidapnya. Ia menikah dengan Mayky Wongkar asisten pribadinya pada 23 Desember 2019.
Gejala Kanker Endometrium yang Serang Ria Irawan
Ria Irawan, artis lawas Indonesia kembali diserang kanker endometrium. Kini ia dirawat di RSCM Jakarta Pusat. Begini gejalanya.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.