Kenali 12 Ciri-ciri Kucing Peliharaanmu Akan Mati

Jika kamu melihat sesuatu yang tidak biasa, segara bawa kucing ke dokter hewan sehingga mereka dapat menilai kondisi kucing peliharaanmu.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/iStock)

Jakarta - Ketika seekor kucing mendekati akhir hidupnya, kebiasaan mereka akan berubah.

Banyak tanda bahwa kucing sekarat bertepatan dengan gejala khas masalah kesehatan, seperti hipertiroidisme, penyakit ginjal kronis, dan diabetes mellitus.

Ada 12 ciri-ciri yang menunjukkan kucing peliharaanmu akan mati.

Jika kamu melihat sesuatu yang tidak biasa, segara bawa kucing ke dokter hewan sehingga mereka dapat menilai kondisi kucing peliharaanmu. []


Baca Juga









1. Kehilangan selera makan

Kebiasaan makan dan minum yang tidak biasa dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang mendasarinya.

Kucing mungkin menunjukkan minat makan yang berkurang, atau sebaliknya-nafsu makannya bisa tiba-tiba meningkat, sehingga mereka mulai makan lebih banyak dari biasanya.


2. Kurang minum

Selain makan lebih sedikit, kucing juga bisa menjadi kurang tertarik untuk minum, yang dapat menyebabkan dehidrasi.

Untuk membantu mencegahnya, kamu bisa memberi kucing makanan kaleng, yang mengandung lebih banyak uap air, atau menambahkan air ke makanannya.


3. Penurunan berat badan

Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan dan ekstrem adalah tanda lain bahwa pemeriksaan medis diperlukan.

Kucing yang lebih tua cenderung kehilangan berat badan karena hilangnya massa otot secara alami yang terjadi seiring waktu.

Seiring bertambahnya usia kucing, penurunan berat badan bisa menjadi sangat nyata, dengan tulang rusuk dan tulang belakang kucing menjadi lebih menonjol.

Penurunan berat badan juga dapat disebabkan oleh penyakit seperti kanker, hipertiroidisme, dan penyakit ginjal kronis.

Untuk membantu mengembalikan berat badan pada kucing, kamu bisa memberi makanan kucing yang berkalori tinggi.


4. Penurunan suhu tubuh

Seiring bertambahnya usia kucing, mereka mulai kehilangan kemampuan untuk mengatur suhu tubuh, sehingga kucing dewasa mengalami kesulitan mempertahankan panas.

Kucing yang mendekati akhir hidupnya cenderung memiliki suhu tubuh yang rendah, terlepas dari upaya terbaik kamu untuk membuatnya tetap hangat.

Kucing yang memiliki suhu di bawah 37°C dianggap sebagai suhu tubuh yang rendah.

Kamu dapat memeriksa suhu kucing baik dengan menggunakan termometer atau hanya dengan menyentuh kaki kucing.


5. Menjadi lemah

Saat hidup kucing akan segera berakhir, mereka cenderung menjadi kurang aktif dan lesu.

Kucing bisa saja menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur dan merasa lemah daripada terjaga, tanpa keinginan untuk bergerak.


6. Mobilitas berkurang

Kucing dewasa sering mengalami masalah mobilitas yang disebabkan oleh hilangnya otot atau kondisi seperti radang sendi.

Mulai dari menaiki tangga hingga keluar dari kotak pasir akan membuat kucing kesulitan.

Penting untuk membuat hal-hal seperti itu mudah diakses oleh kucing..

Pastikan kamu meletakkan makanan untuk kucing di lantai, bukan di konter.

Selain itu, ada baiknya untuk memberi kucing batu loncatan atau landai untuk membantu kucing mencapai tempat peristirahatan favoritnya.


7. Masalah buang air kecil

Kucing yang sekarat mungkin mengalami kesulitan atau rasa sakit saat buang air kecil. Mereka mungkin juga menderita inkontinensia urin atau lebih sering buang air kecil.

Karena kucing dengan inkontinensia membutuhkan bantuan untuk menjaga kebersihannya, kamu mungkin perlu memandikannya setiap hari untuk mencegah air seni dan kotoran mengering di bulu di sekitar bagian belakang atau di kaki.

Kebersihan rumah juga memerlukan pembersihan ekstra tergantung pada sifat kontinensia kucing.

Kamu mungkin memperhatikan bahwa kucing tidak dapat menahannya sampai mereka tiba di kotak pasir dan bahwa tempat istirahat mereka sering kotor.

Kamu dapat meletakkan bantalan pipis yang bisa dicuci di ambang jendela, tempat tidur, kursi, dan permukaan lain yang disukai kucing untuk menghabiskan waktu agar proses pembersihannya lebih mudah.


8. Perubahan penampilan dan bau

Kucing yang tidak sehat kehilangan minat untuk merawat dirinya sendiri, yang menyebabkan kondisi bulunya buruk.

Ini mungkin terlihat berminyak dan berantakan, dan kucing dengan rambut panjang juga dapat mengembangkan bulu kusut.

Jika kucing mengizinkan, cobalah merawatnya dengan lembut dengan sikat lembut, bisa saja kucing akan merasa lebih baik.

Kucing juga mengeluarkan bau yang khas akibat racun yang menumpuk di tubuhnya. Bau napas kucing juga akan berbeda.

Misalnya, kucing dengan penyakit ginjal mungkin memiliki bau seperti amonia yang keluar dari mulutnya.

Sedangkan kucing dengan diabetes mellitus dapat memiliki napas yang manis atau berbau buah yang berubah menjadi bau cat kuku saat kondisi kucing menjadi lebih buruk.


9. Pernapasan tidak normal

Secara umum, semua kucing memiliki tingkat pernapasan antara 15 dan 30 napas setiap menit.

Secara alami, ketika kucing aktif, panas, atau stres, laju pernapasannya meningkat. Selain itu, angka yang lebih rendah bukanlah alasan untuk khawatir jika kucing kamu sakit.

Seekor kucing sekarat mungkin mengalami pola pernapasan yang tidak normal, dengan laju yang meningkat dan menurun secara acak.

Jika kamu memperhatikan bahwa kucing bernapas dengan mulut terbuka, meregangkan kepala dan lehernya, atau membuat gerakan perut yang intens saat bernapas, itu adalah tanda bahwa mereka kesulitan mendapatkan oksigen yang cukup. Kamu harus segera membawanya ke dokter hewan.


10. Bersembunyi

Banyak kucing suka bersembunyi, sehingga sulit untuk mengetahui apakah persembunyian mereka merupakan bagian dari perilaku normal atau pertanda mereka ada masalah.

Namun, jika kucing kamu lebih banyak bersembunyi dari biasanya dan menolak untuk keluar bahkan selama waktu makan, ini bisa menjadi indikator bahwa ada sesuatu yang salah.


11. Perubahan perilaku

Di hari-hari terakhir, kucing dapat menunjukkan berbagai perilaku yang tidak biasa. Mereka bisa menjadi lebih terisolasi dan cenderung menarik diri.

Kucing bisa menjadi gelisah dan tidak bisa tenang, karena rasa sakit atau ketidaknyamanan yang mungkin mereka rasakan.

Kucing juga dapat menderita disfungsi kognitif, yang mirip dengan penyakit Alzheimer dan demensia pada manusia.

Beberapa gejalanya termasuk disorientasi spasial, berkeliaran di lingkungan yang tidak dikenal, kurangnya minat dalam bermain dan aktivitas favorit mereka, menatap ruang atau dinding dalam waktu lama, tidur berlebihan, dan menjadi lebih vokal dari biasanya pada saat tengah malam.


12. Tidak lagi menanggapi pengobatan

Kucing dewasa sering menderita penyakit yang dapat dikendalikan untuk waktu yang lama dengan bantuan obat-obatan dan perawatan lainnya.

Namun seiring berjalannya waktu, perawatan ini mungkin menjadi kurang efektif sampai kucing berhenti meresponnya sama sekali.

Respon yang gagal terhadap perawatan, berarti tubuh kucing tidak lagi dapat menggunakan obat-obatan meskipun telah menjalani terapi. []

Berita terkait
Tips Menghilangkan Bau Mulut pada Kucing
Jika bau mulut pada kucing terus menerus terjadi, berarti ada penyakit yang menjangkiti kucing.
Ini Alasan Kucing Memindahkan Anaknya
Bukan hanya kucing liar saja yang memindahkan anaknya, kucing peliharaan juga sering melakukan ini.
5 Cara Mengatasi Kerontokan Bulu Pada Kucing Peliharaan
Ada banyak cara yang dapat membantu mengontrol jumlah kerontokan bulu kucing Anda.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.