Kemungkinan Koalisi, NasDem Masih Taaruf dengan PKS

Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengatakan pertemuan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Presiden PKS Sohibul Iman proses taaruf.
Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh (kiri) berbincang dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman di DPP PKS, Jakarta, Rabu, 30 November 2019. (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)

Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem Willy Aditya mengatakan pertemuan antara Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman merupakan proses taaruf dua partai politik (parpol) pendukung pemerintah dan oposisi.

"Kita masih taaruf, jadi ya masih perlu taaruf. Jangan tancap gas begitu saja, kalau buru-buru nantinya akan seperti apa, semua harus berproses," kata Willy dalam dialog bertajuk 'Memaknai Pelukan Politik PKS dan Partai Nasdem' di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Sabtu, 2 November 2019.

Menurutnya, situasi politik sekarang masih berjalan dinamis. Meski, kata dia sempat ada pembicaraan mengenai pemilihan umum 2024 saat pertemuan Paloh dan Sohibul di DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu, 30 Oktober 2019.

"Yang pertama tentunya masalah pemenangan pemilu. Lalu yang kedua, ada becandaan Pak Sohibul Iman, saat itu, jika NasDem dan PKS bersatu, kurang sedikit aja 20 persen, kurangnya sedikit," tuturnya.

Willy mengungkapkan rencana pertemuan Paloh bukan hanya diagendakan untuk PKS saja. Tapi, dengan politik oposisi lainnya seperti Partai Amanat Nasioanl (PAN) atau Partai Demokrat.

"Pertemuan kalau PAN iya, kalau Demokrat tentatif," ucapnya.

Untuk menjawab teka-teki kemana arah politik Partai NasDem pada Pemilu 2024, kata dia kemungkinan akan dijawab saat Partai Nasdem mengadakan kongres pada pekan depan.

"Mungkin setelah itu akan disampaikan setelah kongres. Walaupun tidak akan dibahas secara spesifik dalam kongres tersebut," ujarnya.

Baca juga: Pertemuan PKS dan NasDem Simbol Perlawanan Surya Paloh?

NasDem dan PKSKetua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh (kiri) berpelukan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman usai menyampaikan hasil pertemuan tertutup kedua partai di DPP PKS, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019. (Foto: Antara/Puspa Perwitasari/hp)

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Presiden PKS Sohibul berlangsung di DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu, 31 Oktober 2019. Pertemuan tersebut menghasilkan tiga kesepakatan, yakni pertama memperkuat fungsi check and balance di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meski partai NasDem dan PKS memiliki perbedaan sikap politik.

"Demokrasi yang sehat itu penting untuk mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia," ucap Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal.

Kedua, Partai NasDem dan PKS sepakat untuk menjaga kedaulatan NKRI dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, dan ketiga mewariskan sejarah kerja sama para pendiri bangsa.

Seusai pertemuan, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memutuskan untuk memahami perbedaan sikap politik antara partainya yang merupakan koalisi pemerintahan dengan PKS yang merupakan oposisi.

Tapi, kata Paloh sikap kritis Nasdem tak akan berubah terhadap pemerintahan. Bisa sja, suatu hari partainya punya pemikiran sejalan untuk mengkritisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

"Ketika ada pesan yang memang jelas bisa ditangkap oleh konstituen, kedua institusi partai politik ini, kami bisa bergandengan tangan bersama," kata dia. []

Berita terkait
Presiden Jokowi dan Pertemuan Partai NasDem-PKS
Jokowi tengah membaca arah politik ke depan usai pertemuan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Ketua Umum PKS Shohibul Iman.
Partai Demokrat Enggan Spekulasi Pertemuan NasDem-PKS
Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Syarief Hasan enggan berspekulasi koalisi baru antara Ketua Umum Partai NasDem dan Presiden PKS.
Politik Abu-abu NasDem di Kabinet Jokowi Jilid II
Pengamat politik Arya Fernandes menilai NasDem tengah berupaya memainkan politik abu-abu di Kabinet Jokowi Jilid II.