Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah membaca arah politik ke depan usai pertemuan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Shohibul Iman.
Untuk kebaikan bangsa, kebaikan negara, 'ketema-ketemu' menurut saya baik saja.
"Saya kira Jokowi tengah membaca arah politik dari NasDem ini," ujar Peneliti dan pengamat politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes, Jumat, 1 November 2019, seperti diberitakan Antara.
Presiden Jokowi, kata dia, tidak akan gegabah dalam memutuskan arah perpolitikan ke depan. Menurutnya, Jokowi telah mengamati berbagai kemungkinan politis di balik pertemuan NasDem dan PKS pada Rabu, 30 Oktober 2019.
"Jangan-jangan kemarin hanya silaturahim biasa saja karena NasDem mau kongres, bisa saja kan," ucap Arya.
Menurut Arya, Jokowi akan melakukan pertemuan dengan Surya Paloh untuk membahas terkait pertemuan tersebut. Namun, lanjutnya, pertemuan itu diyakini tidak akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Jokowi masih membaca ini arahnya mau kemana, baru kemudian dilakukan pendekatan itu. Tapi mungkin tidak dalam waktu dekat," ucap Arya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, tidak perlu "baper" alias bawa perasaan terkait pertemuan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Ketua Umum PKS Sohibul Iman di kantor PKS.
"Mungkin Pak Surya Paloh sudah lama tidak ketemu Pak Sohibul Iman, mungkin dengan saya tidak begitu kangen, biasa saja, tidak perlu dibawa ke perasaan," kata Presiden Jokowi dalam acara diskusi mingguan dengan wartawan kepresidenan di Istana Merdeka Jakarta, Jumat, 1 November 2019.
Dari pertemuan Surya Paloh dan Sohibul Iman, kata Jokowi, dihasilkan kesepahaman kedua partai yang sama-sama menghargai pilihan politik masing-masing, tapi tetap berjuang bersama memperkuat demokrasi.
"(Pertemuannya) biasa saja, partai ketemu partai biasa, sesama tokoh politik ketemu ya biasa, biasa sekali, tidak ada masalah, jangan dikaitkan NasDem ketemu PKS lalu koalisi rapuh, apa hubungannnya? Tidak ada hubungannya,"ucap Presiden.
Presiden mengatakan hal itu demi kebaikan negara, pertemuan tersebut baik.
"Untuk kebaikan bangsa, kebaikan negara, 'ketema-ketemu' menurut saya baik saja," kata Presiden. []