Kemeriahan Perayaan Cap Go Meh di Kota Magelang

Suasana perayaan Cap Go Meh di kota Magelang berlangsung meriah. Ribuan masyarakat memadati jalan Pemuda menyaksikan atraksi Barongsai.
Kesenian liong dan Barongsai saat memeriahkan perayaan Cap Go Meh di kelenteng Liong Hok Bio Kota Magelang. (Foto: Tagar/Ambar)

Magelang - Suasana sekitar kelenteng Liong Hok Bio di Kota Magelang nampak begitu meriah, Sabtu 8 Februari 2020. Ribuan masyarakat nampak memadati areal luar kelenteng serta sepanjang Jalan Pemuda, Kota Magelang, demi menyaksikan pawai Cap Go Meh yang dilakukan oleh umat Tri Dharma di kota sejuta bunga tersebut.

Pawai tersebut setiap tahun selalu menyita perhatian warga sekitar lantaran menampilkan banyak kesenian. Mereka akan berjalan berurutan sebelum kemudian melakukan kirab dari Kelenteng Liong Hok Bio, mengelilingi Kota Magelang, dan finish kembali ke kelenteng.

Gantung angpao itu kebudayaan dari Cap Go Meh.

Adapun kesenian Barongsai dan Liong, berjalan dari toko ke toko di sepanjang Jalan Pemuda atau Pecinan Kota Magelang. Di setiap toko, mereka akan berhenti dan mengambil bungkusan angpao yang telah digantungkan warga di depan pintu maupun di dalam toko.

"Gantung angpao itu kebudayaan dari Cap Go Meh. Saat masa pada saat Cap Go Meh itu kita memberikan angpo, membagi-bagikan berkah. Semoga tahun kedepan aman, semuanya biar damai," ujar A Lung, salah satu warga Tionghoa yang merayakan Cap Go Meh.

Aksi mengambil angpao tersebut juga turut menarik perhatian para penonton, lantaran baik pemain barongsai maupun liong menampilkan akrobat dan atraksi.

Mereka dengan lincahnya melompat dan saling menopang hingga mampu menjangkau angpao yang telah digantung di ketinggian.

Meski sebagian besar warga menggantungkan angpao, namun ada juga beberapa yang memberikan langsung. Hal itu mereka lakukan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas berkah rezeki melimpah yang mereka dapatkan.

Cap Go Meh itu adalah akhir dari perayaan Imlek.

Sementara itu, Ketua Yayasan Tri Bhakti Kelenteng Liong Hok Bio, Paul Candra Wesi Aji mengatakan, perayaan Cap Go Meh merupakan acara penutup dalam rangkaian perayaan tahun baru Imlek.

"Cap Go Meh itu adalah akhir dari perayaan Imlek. Kepercayaan daripada toko-toko itu semua pada berdana. Setahun sekali berdana supaya murah rejeki, banyak rejeki," ujar Paul, di sela kegiatan.

Dia menyebutkan, sebelum pawai Cap Go Meh, umat Tri Dharma lebih dulu melakukan doa bersama serta pemberkatan barongsai dan liong.

Pada kirab kali ini, sebanyak 10 jenis kesenian daerah setempat yang dilibatkan. Tujuannya, untuk memupuk tali persaudaraan antar warga dan antar umat beragama.

Memasuki tahun tikus logam, umat Tri Dharma memiliki harapan agar Indonesia menjadi lebih baik.

"Kalau prediksinya memang ekonomi akan lebih baik, semuanya juga lebih baik. Yang penting bersatu, makanya tema kita yaitu empat penjuru dunia semua itu saudara. Jadi bersatu untuk Indonesia Jaya," pungkas Paul. []

Berita terkait
Miris, Setahun 143 Bayi Meninggal di Magelang
Angka kematian bayi di Kabupaten Magelang tinggi. Di 2019, ada 143 bayi meninggal.
Tradisi Warga Magelang Rayakan Hari Pers Nasional
Warga Kampung Potrosaran, Kota Magelang mengapresiasi profesi jurnalis dengan merayakan Hari Pers Nasional. Peringatan itu atas inisiatif sendiri.
Mesin ATM di Magelang Dicuri, Ratusan Juta Amblas
Mesin ATM di Muntilan, Magelang dijebol dan dibawa kabur pencuri. Uang ratusan juta ikut amblas.
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.