Jakarta - Direktur Kuliner Kriya, Desain, dan Feysen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Yuke Sri Rahayu meminta para pelaku industri perfilman dan sineas untuk tidak risau karena Kemenparekraf akan terus membuka beberapa program dukungan bantuan pembiayaan keuangan atau investasi di sektor industri film.
“Selama masa pandemi, untuk memulihkan bangkitnya subsektor ekonomi kreatif, beberapa program fasilitasi dukungan bantuan dilakukan oleh kemenparekraf. Salah satunya ada di industri film,” ujar Yuke Sri Rahayu saat memberikan pernyataannya dalam acara Creative TalkShow Apresiasi Kreasi Indonesia 2021, Makassar di kanal YouTube Kemenparekraf, dilihat, 23 November 2021.
Bantuan dana keuangan yang didorong Kemenparekraf ini telah memberikan pengaruh yang besar dan signifikan bagi perkembangan ekosistem perfilman Indonesia.
Silakan program-program tersebut teman-teman ikuti lihat medsosnya Kemenparekraf jangan sampai ketinggalan karena semuanya itu open call jadi terbuka secara luas kepada siapa saja untuk bisa ikut.
Mengingat, ada beberapa produser yang mengalami kesulitan dalam pembiayaan proses penggarapan sebuah film yang tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Meskipun dibuka untuk umum, pembiayaan bantuan bagi industri film ini dilakukan secara open call dan akan dikurasi. Oleh karena itu, hanya akan ada beberapa orang terpilih yang berhasil mendapatkan bantuan dari program-program Kemenparekraf tersebut.
- Baca Juga: Bantuan Untuk Pelaku Usaha Pariwisata Kecil dan Menengah
- Baca Juga: Kemenparekraf Kembangkan Standardisasi Wisata Pendaki
“Semuanya open call dan semuanya dikurasi. Jadi betul-betul yang memang layak untuk mendapatkan bantuan. Dengan membuat film yang baik, investor atau siapapun akan tertarik untuk men-support,” kata Yuka.
Ada beberapa proyek film yang berhasil Kemenparekraf bantu, salah satunya adalah film pendek berjudul “Sembilu” yang berhasil mendapatkan bantuan program kegiatan Kemenparenkraf pada tahun 2020 lalu.
Selain itu, Kemenparekraf juga sempat menyelenggarakan program Pemulian Ekonomi Nasional (PEN) subsektor film pada tahun ini melalui 3 skema yang mencangkup hampir keseluruhan rangkaian proses produksi film, seperti promosi, produksi, dan pra produksi.
“Diharapkan dengan program PEN film tersebut dapat membantu bangkitnya industri perfilman dan memantik kreativitas film maker di Indonesia,” ujarnya.
Meski program PEN telah ditutup, Yuka meminta masyarakat untuk tidak berkecil hati karena akan ada program film lain yang Kemenparekraf dorong terkait dengan pembiayaan dan keuangan atau investor.
- Baca Juga: Kemenparekraf Kembangkan Standardisasi Wisata Pendaki
- Baca Juga: Bali Terima Wisman, Sandiaga: Kesehatan Jadi Syarat Utama!
“Untuk film yang komersial, bisa ikut acara Akatara. Itu program yang ada di Deputi Investasi dan Pembiayaan. Ada lagi yang Docs By The Sea untuk film-film dokumenter atau dokumentasi,” katanya.
Di samping itu, Yuka juga meminta masyarakat untuk terus memantau postingan-postingan media sosial Kemenparekraf agar mendapat informasi lebih lanjut terkait program-program subsektor ekonomi kreatif.
“Silakan program-program tersebut teman-teman ikuti, lihat medsosnya Kemenparekraf. Jangan sampai ketinggalan karena semuanya itu open call. Jadi terbuka secara luas kepada siapa saja untuk bisa ikut,” ujar Yuka.
(Eka Cahyani)