Keluarga Korban Sinar Bangun Tagih Janji JR Saragih

Bupati Simalungun pernah berjanji memberikan bantuan biaya pendidikan, tapi belum terwujud
Maria Magdalena Munte saat ziarah ke Monumen Kapal Arwah KM Sinar Bangun di Tigaras Kabupaten Simalungun. (Foto: Tagar/Fernandho Pasaribu)

Simalungun - Bupati Simalungun JR Saragih pernah berjanji kepada keluarga korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba akan memberikan bantuan. Salah satunya,  janji biaya pendidikan bagi anak-anak korban tenggelam.

Janji itu disampaikan saat proses pencarian ratusan korban pada Juli 2018 dan saat peresmian Monumen Kapal Arwah KM Sinar Bangun di pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.

Maria Magdalena Munte (51) istri dari Longser Nainggolan, salah satu korban tenggelamnya KM Sinar Bangun, warga Gajapokki, Nagori Urung Purba, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, menyampaikan sampai saat ini Bupati Simalungun belum menepati janjinya.

"Janji itu jangan asal janji. Lebih bagus ngak usah diucapkan. Kan gitu. Semua masyarakat itu mendengar, tapi akhirnya kan jadi keburukan sama negara kita," katanya, ditemui saat berziarah di Monumen Kapal Arwah KM Sinar Bangun, Selasa 18 Juni 2019 sekitar pukul 10.00 WIB.

Dikatakannya, selain akan mendapat bantuan asuransi, JR Saragih berjanji memberikan bantuan jika ada anak-anak yang masih status pelajar.

"Yaitu biaya anak sekolah, katanya selama dia menjabat dia akan bantu anak. Selagi sekolah. Kalaupun tidak menjabat, semoga bupati yang lain mau melanjutkan. Itu janji bapak itu. Waktu peletakan batu pertama bapak itu pun pernah ucapkan hal yang sama. Tapi kenyataan sama kami tidak ada. Ngak pernah ada bantuan untuk anak sekolah. Selain asuransi. Ngak ada," kata wanita beranak tiga ini.

Dia menyebut, jika memang benar ada bantuan seyogianya mereka pasti akan menerima arahan dari pihak terkait mengurus surat-surat yang dibutuhkan.

"Belum ada konfirmasi ke mana pengurusan itu. Maunya kan ibu camat menelepon atau jumpai ke sini. Maunya ada arahan. Ngak mungkin saya langsung ke atas. Arahan kepala desa ngak ada. Serupa, ngak mungkin kepala desa langsung ke atas, kan bisa ke camat dulu. Ngak mungkin kita ke atas kalau ngak dari bawah dulu," ucapnya.

Pun begitu, sesuai janji yang diucapkan Bupati Simalungun, mereka masih berharap janji membantu meringankan beban yang dialaminya menyekolahkan anak-anaknya.

"Harapan saya ungkapannya kalau bisa ditindaklanjuti dulu. Ditepati janjinya. Ntah di mana kendalanya kami kan ngak tahu," terangnya.

Maria mengaku sejauh ini masih kesulitan membiayai tiga putranya. Sulungnya, Mai Fernando Nainggolan (23) lulusan Universitas Brawijaya melanjut S2 namun seret biaya.

Putranya nomor dua sedang menyusun skripsi di Universitas Prima Medan dan itu membutuhkan biaya, sedangkan bungsu masih SMA.

Mai Fernando mengaku telah menemui JR Saragih saat peresmian monumen Kapal Arwah KM Sinar Bangun, untuk menanyakan janji yang pernah dikatakannya.

"Kan waktu itu pernah dibilang, kalau ada keluarga yang masih sekolah biar melapor. Nah, pas peresmian kujumpai Pak JR. Tapi diarahkan sama kadis sosial," katanya.

Kepada JR Saragih dia mengaku, bapaknya salah satu korban tenggelam kapal dan ada tiga anaknya yang sedang bersekolah.

"Lapor ke kadis sosial aja, nanti pasti kita tindaklanjuti," katanya menirukan perkataan JR Saragih saat itu.

Mai Fernando langsung menemui Kadis Sosial Kabupaten Simalungun Frans Togatorop untuk memberikan data-data mereka. Bahkan dia meninggalkan nomor telepon agar dapat dihubungi.

"Aku kemarin ketemu sama kadis sosial, sudah kasih tahu semua. Kalau ngak salah nama-nama juga sudah kukasih tahu sama kadis sosial. Nomor handphoneku juga sudah kukasih. Tapi sampai sekarang belum ada dihubungi, mau dari kadis sosial juga asisten," ungkapnya.

Sama seperti apa yang diungkapkan sang ibu, dia mengatakan jika memang akan ditindaklanjuti seharusnya Pemkab Simalungun meminta berkas-berkas yang harus dilengkapi.

Ketika kita dijanjikan seperti itu kan pasti kita masyarakat ini berharap. Menurut aku pribadi, jika anggaran tidak menyanggupi jangan dijanjikan seperti itu. Bisa juga mereka meralat perkataan itu jika memang tidak menyanggupi

"Perlu sebenarnya surat kuliah atau surat keterangan kuliah diminta. Ketika benar itu akan ditindaklanjuti kan mereka pasti meminta itu," terangnya.

Ditambahkannya, kendala yang dia alami juga adik-adiknya sangat terasa. Apalagi saat ini biaya sekolah mereka hanya bertumpu pada sang ibu yang bekerja di ladang.

"Terasa kali. Apalagi yang membiayai kami sekarang cuma mamak," katanya.

Di samping kuliah, dia juga harus bekerja untuk membantu sang ibu membiayai kuliahnya dan ke dua adiknya. Dampaknya dia tidak begitu konsentrasi untuk kuliah.

"Masalah biaya sudah pasti. Cuma kan kita sebagai mahasiswa harus bisa mengkondisikan diri. Ya seperti aku pribadi harus mencari kerja sampingan supaya bisa menutupi sedikit demi sedikit. Jadi kalau kek gini kan jadi gak konsen lagi untuk mengikuti pelajaran. Karena kalau sudah seperti itu pasti sudah tidak maksimal," katanya.

Dia mengatakan, ketika pemerintah menjanjikan sesuatu kepada masyarakat, mereka pasti sangat berharap janji ditepati. Namun, jika pemerintah memang tidak mampu agar diumumkan supaya mereka tidak begitu berharap.

"Ketika kita dijanjikan seperti itu kan pasti kita masyarakat ini berharap. Menurut aku pribadi, jika anggaran tidak menyanggupi jangan dijanjikan seperti itu. Bisa juga mereka meralat perkataan itu jika memang tidak menyanggupi," tukasnya.

Dia mengingatkan, kewajiban pemerintah mengayomi masyarakat, termasuk korban seperti mereka. Banyak lagi keluarga korban lainnya yang masih sekolah.

"Kalau sudah dijanjikan seperti itu, ya ditindaklanjuti lah. Jangan hanya sebatas mendata tetapi tidak ditindaklanjuti. Dan ketika ditindaklanjuti, kita masyarakat sudah merasa sangat senang. Meskipun tidak maksimal, seperti hanya dibiayai uang kuliah atau uang saku, kita sudah senang karena merasa diayomi pemerintah Kabupaten Simalungun," cetusnya. []

Berita sebelumnya:

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.