Kelapa Muda, Jeruk Nipis, Garam, Covid-19, Pakar UGM: Bohong

Menurut Profesor dari Fakultas Farmasi UGM, Zullies Ikawati, campuran air kelapa muda, jeruk nipis, dan garam, tidak spesifik sembuhkan Covid-19.
Kelapa Muda. (Foto: Tagar/Yahoo)

Jakarta - Banyaknya warga yang terkena Covid-19 dan melakukan isolasi mandiri di rumah memunculkan hoax. Minuman, makanan, dan suplemen yang "berlabel" dapat menyembuhkan Covid-19 langsung diserbu dan dicoba masyarakat tanpa mengetahui kebenarannya.

Salah satu yang ramai diperbincangkan saat ini adalah campuran air kelapa muda, jeruk nipis, dan garam.

Menurut Profesor dari Fakultas Farmasi UGM, Zullies Ikawati, campuran air kelapa muda, jeruk nipis, dan garam tidak bisa diklaim secara spesifik untuk menyembuhkan Covid-19.

"Secara umum air kelapa, jeruk nipis, dan berbagai minuman herbal jika diminum saat Covid-19 boleh saja, namun memang tidak secara khusus memberikan efek untuk menghilangkan Covid-19," ungkap Guru Besar Fakultas Farmasi tersebut, Selasa, 27 Juli 2021.


Tidak secara khusus memberikan efek untuk menghilangkan Covid-19.


Air kelapa sebenarnya dikenal mengandung air, unsur gula, beberapa vitamin, mineral dan asam amino dengan konsentrasi yang kecil. Secara umum air kelapa menyegarkan dan sehat. Sedangkan jeruk nipis juga dapat memberikan manfaat yang cukup banyak serta menyehatkan.

"Minum air putih yang cukup perlu, namun tidak ada minuman secara khusus untuk anti Covid-19. Tujuannya lebih untuk menyegarkan tubuh yang secara tidak langsung berhubungan dengan peningkatan imun tubuh," imbuh Zullies.

Pasien Covid-19 sebaiknya mengonsumsi makanan bergizi dan air yang cukup sehingga membantu imun tubuh untuk dapat melawan virus yang ada di dalam tubuh. Selain itu, pikiran positif berperan juga dalam penyembuhan Covid-19.

Zullies juga menjelaskan sampai saat ini berbagai minuman herbal juga tidak dapat diklaim secara spesifik untuk menyembuhkan Covid-19 karena konsumsi pasien Covid-19 berbagai macam dari obat, multivitamin, dan makanan yang bergizi juga turut membantu dalam penyembuhan pasien Covid-19.

"Jika tren minuman kesehatan ini bukanlah hal yang berbahaya, boleh saja dicoba, namun jangan sampai berlebihan. Masyarakat sebaiknya lebih kritis ketika mendapatkan informasi," ungkap Zullies.

Ia menjelaskan, biasanya Hoax dan informasi misleading disertai dengan informasi yang kurang logis seperti dalam satu jam dapat menghilangkan Covid-19.

Masyarakat sebaiknya menelaah terlebih dahulu informasi yang didapatkan sebelum disebarkan ke orang lain. Upaya ini dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran hoax yang marak terjadi, khususnya yang berkaitan dengan Covid-19. []


Baca juga

Berita terkait
Gus Najih Maimoen Dilaporkan Usai Sebar Hoaks Vaksin
KH Muhammad Najih Maimoen atau Gus Najih Maimoen dipolisikan lantaran menebar informasi menyesatkan bahwa vaksin Covid-19 dibuat untuk membunuh.
Polri Tindaklanjuti Hoaks dr Lois yang Memakan Korban
Polri berencana akan menindaklanjuti penyebaran informasi hoaks dari dr Lois yang telah memakan korban.
Arie Kriting Positif Covid-19, Saudaranya Kena Hoaks dr Lois
Arie Kriting merasakan dampak hoaks dokter Lois. Setelah positif Covid-19, dirinya dihubungi saudara di daerah untuk tidak minum obat dari dokter.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.