KBBI Daring, Ivan Lanin: Hari Gini Siapa Mau Bawa Kamus Tebal dan Berat

Ivan Lanin turut ambil bagian dalam pembuatan KBBI daring, membuat hidup ringkas tanpa ketinggalan rujukan.
Ivan Lanin dengan bangga mengaku cinta Bahasa Indonesia. (Foto: Istimewa)

Jakarta, (Tagar 5/5/2018) - Aktivitas Ivan Lanin membumikan Bahasa Indonesia di akun media sosial utamanya Twitter, selain mengundang lebih dari 600 ribu pengikut, juga menarik perhatian Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pusat Bahasa itu pada 2016 mengundangnya untuk terlibat dalam upaya mendaringkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Dadang Sunendar memberikan apresiasi yang tinggi pada Ivan.

Dadang menjelaskan tiga kriteria kelayakan Ivan sebagai tokoh Peneroka Bahasa Indonesia Daring. Yaitu kebaruan dari ide atau aktivitas yang dibawa, aspek kesinambungan dari kegiatan yang dimunculkan, dan kebermanfaatan bagi banyak kalangan. 

Menurutnya Ivan merupakan tokoh muda kreatif yang mampu menggelorakan semangat berbahasa generasi milenial.

Ia berharap akan muncul banyak tokoh muda serupa Ivan Lanin, sosok segar, muda, inovatif, kreatif, mampu memanfaatkan aktivitasnya di media sosial untuk hal yang bermanfaat bagi banyak orang.

KBBIKamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi cetak, tebal dan berat.

Ivan Lanin menjadi bagian dari yang ditunjuk Badan Bahasa untuk membidani lahirnya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring (dalam jaringan).

Ia pakar internet sekaligus pencinta Bahasa Indonesia, sebuah kombinasi yang sempurna.

"Badan bahasa meminta bantuan kepada saya untuk bersama-sama mereka mendaringkan KBBI. Kenapa dibutuhkan bantuan, karena mereka relatif keahliannya dalam penyusunan kamus. Mereka butuh orang-orang yang memahami teknologi informasi," cerita Ivan.

KBBI V daring di situs web tampilannya sama dengan versi tampilan pada telepon seluler. 

Juga sudah menyerap kata-kata kekinian, sebut saja 'netizen' yang beberapa tahun belakangan frekuensi penggunaannya meningkat seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Keputusan memasukkan 'netizen' dalam KBBI dilakukan setelah sidang komisi istilah. Istilah 'netizen' sebelumnya tidak ditemukan ketika media masih didominasi media cetak (pembaca), radio (pendengar), dan televisi (pemirsa/penonton). 

Secara sederhana, netizen didefinisikan sebagai warga internet, sebab kata itu merupakan akronim dari internet dan citizen (warga). 

Dalam perkembangannya, media-media di Indonesia khususnya, sering menggunakan warganet, singkatan dari warga internet untuk memadankan kata netizen. 

Kini kedua kata tersebut, 'netizen' dan 'warganet' sudah dimasukkan dalam KBBI V daring, keduanya merupakan sinonim, tidak perlu ditulis miring (italic).

Ivan mengatakan, hal yang membuatnya tertarik dalam pembuatan KBBI daring itu sederhana saja.

"Hari gini siapa yang mau bawa kamus ke mana-mana, kamus segede gaban (tebal dan berat). Apalagi mahasiswa, kebayang mesti ke kampus, mesti bawa kamus yang gede itu, belum lagi harganya," ujar Ivan.

KBBI daring, lanjutnya, sesuatu yang tidak bisa dihindari lagi, sebuah penyesuaian pada perkembangan zaman. 

"Zaman sekarang segala macam masuk ponsel, kamera, radio, rujukan. Itu yang menjadi motivasi, membuat hidup orang lebih ringkas, tapi tidak ketinggalan rujukan," ujarnya. (af)

Berita terkait
0
Kementerian Agama Siapkan Pengaturan Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK
Menjelang dan pada Iduladha dan tiga hari tasyrik di Iduladha pasti kebutuhan hewan ternak terutama sapi dan kambing itu akan tinggi