Kata Mantan Menhub Soal Mesin Pesawat Sriwijaya Air Masih Hidup

Ini penjelasan mantan Menhub terkait mesin pesawat Sriwijaya Air yang masih hidup sebelum menghantam air.
Budhi Muliawan Suyitno, Mantan Menhub Periode 2001 dan Dirjen Perhubungan Udara Periode 2007-2009. (Foto: Tagar/propublik)

Jakarta - Mantan Menteri Perhubungan (Menhub) Periode 2001, Budhi Muliawan Suyitno memberikan tanggapan terkait masih hidupnya mesin pesawat sebelum tenggelam.

Diketahui sebelumnya, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyampaikan, bahwa mesin pesawat Sriwijaya Air SJ-182 masih dalam keadaan hidup sebelum membentur air ditunjukkan dari kerusakan fan blade.

Jika sesuai keterangan dugaan KNKT engine masih hidup, berarti ada hal lain yang menyebabkan pesawat ini jatuh mendadak.

Ini didasarkan pada temuan data radar ADS-B dari Airnav Indonesia dan data lain dari KRI Rigel.

Budhi mengungkapkan ada penyebab lain yang mengakibatkan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak jatuh pada Sabtu, 9 Januari 2021.

Baca juga:

"Jika sesuai keterangan dugaan KNKT engine masih hidup, berarti ada hal lain yang menyebabkan pesawat ini jatuh mendadak," ujar Budhi Muliawan Suyitno, dikutip Tagar, Kamis, 14 Januari 2021.

"Masih dini kalau menyatakan bahwa engine masih hidup, karena ada kemungkinan Auxiliary Power Unit (APU) mengambil alih," sambungnya.

Budhi menyampaikan, bahwa radar pesawat Sriwijaya Air SJ-182 ini hilang dalam hitungan detik sehingga membuat pilot tidak menyadari apa yang terjadi.

"Bisa melihat dari flight radar secara kasar ya, kurang dari 1 menit udah nyebur ke laut, pasti ada sesuatu yang tiba-tiba sehingga pilot pun tidak sadar apa yang terjadi," tutur Mantan Dirjen Perhubungan Udara Periode 2007-2009 ini.

Budhi juga mengatakan, biasanya jika pilot sadar adanya kerusakan pada pesawat, pilot akan memberikan peringatan kepada penumpang. Serta, pilot akan mengirimkan sinyal SOS atau Emergency Location Transmitter (ELT).

"Biasanya, pilot kalau sadar ada kerusakan, di cockpit dia akan langsung bilang, hati-hati penumpang, kita siap-siap untuk menyebur ke laut, pendaratan darurat. Dia (pilot) akan mengirimkan sinyal SOS," jelasnya.

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 ini diketahui memang tidak mengirim sinyal marabahaya saat hilang kontak. Menurut Budi, pasti ada satu hal yang membuat pilot sampai tidak memberikan sinyal SOS atau ELT itu.

"Ini pilot tidak sempat sama sekali, kejadiannya begitu cepat. Pasti ada sesuatu, dugaannya bisa cuaca atau bisa yang lainnya," ujarnya.

Meskipun begitu, Budhi mengatakan, untuk tetap menunggu konfirmasi lebih lanjut terkait penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182, mengingat salah satu bagian kotak hitam Sriwijaya Air-182 ini sudah ditemukan. [] (Grace Natalia Indah)

Berita terkait
Tips Agar Tetap Sehat Saat Berada di Pesawat
Cara menjaga agar tetap sehat saat berada di pesawat pada masa pandemi covid-19.
6 Aplikasi Ponsel untuk Pantau Penerbangan Pesawat
Ingin berpergian dengan menaiki pesawat terbang? Unduh 6 aplikasi ini yang berguna untuk memantau penerbangan ke dalam ponsel Anda.
Tim SAR Gabungan Evakuasi Black Box Pesawat Sriwijaya SJ 182
Hari ke empat pencarian dan pertolongan korban dan pesawat Sriwijaya Air SJ 182, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi kotak hitam.