Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mulai mengunduh data black box flight data recorder (FDR) milik pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Proses pengunduhan data tersebut membutuhkan waktu kurang lebih dua jam.
"Proses pengunduhan data memakan waktu dua jam apabila berjalan lancar tanpa kendala," ujar Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, dikutip Tagar, Kamis, 14 Januari 2021.
Nurcahyo mengungkapkan, sebelum memulai proses pengunduhan, black box FDR yang diantar oleh TNI AL tersebut dibersihkan terlebih dahulu oleh pihak KNKT.
Proses pengunduhan data memakan waktu dua jam apabila berjalan lancar tanpa kendala.
Menurutnya, black box FDR tersebut tahan banting, tahan benturan sampai dengan 250 g, dan tahan suhu sampai 1000 derajat selama 1 jam.
“Proses diawali dengan mengambil atau mengeluarkan memori unit tersebut dan kemudian dibersihkan dari kotoran, utamanya dari garam karena unit ini pernah terendam di laut, dibersihkan menggunakan air suling dan dilanjutkan menggunakan alkohol,” ungkap Nurcahyo.
Nurcahyo menjelaskan, setelah proses pembersihan, tim KNKT melakukan pengeringan pada black box FDR menggunakan oven khusus selama kurang lebih delapan jam. Setelah itu, tim KNKT pun melakukan proses pengunduhan data.
“Setelah kering akan dilanjutkan dengan pengunduhan data yaitu menghubungkan dengan FDR yang masih bagus untuk diunduh datanya. Ini sama dengan kita mengunduh data dari suatu memory card atau dari suatu CD atau menggunakan player yang masih bagus,” jelas Nurcahyo.
Namun, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, tim SAR gabungan hingga kini masih mencari cockpit voice recorder (CVR) yang juga diduga berada di lokasi yang sama dengan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air.
“Cockpit voice recorder masih perlu dicari, dengan tanpa adanya bantuan yaitu beacon tersebut,” kata Hadi.
Seperti yang diberitakan, pada Selasa, 12 Januari 2021 pukul 16.40 WIB tim SAR gabungan berhasil menemukan black box flight data recorder (FDR) milik pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu. [] (Amalia Amriati Fajri)