Kata Gugus Tugas Kota Jogja soal Mutasi Virus D614G

Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta menanggapi temuan peneliti UGM adanya mutasi SARS-CoV-2 menjadi D614G. Berikut pesannya.
Ilustrasi Laboratorium. (Foto: Pixabay)

Yogyakarta - Sejumlah peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menemukan mutasi virus corona dengan tingkat infeksi 10 kali lipat lebih cepat terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah. Berikut tanggapan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta perihal mutasi virus mematikan tersebut.

"Domaiannya itu kan akademisi. Tapi bagi kami khususnya Dinas Kesehatan apa pun bentuk virusnya atau reaksinya seperti apa yang penting kami menerapkan protokol Covid-19," papar Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di kompleks Balai Kota, Kamis, 3 September 2020.

Bukannya tanpa alasan Heroe meminta kepada masyarakat dan tim Gugus Tugas yang berada di lapangan untuk secara ketat menerapkan protokol kesehatan. Pasalnya, protokol kesehatan saat ini merupakan satu-satunya pertahanan terbaik bagi masyarakat. "Kalau misalnya si virus ini punya 10 kali lebih cepat menularnya, berarti harus memperkuat pertahanan kita," ungkapnya.

Wakil Wali Kota Yogyakarta ini mengungkapkan, kasus OTG atau Orang Tanpa Gejala cukup menyulitkan karena dari sisi fisik terlihat sehat akan tetapi membawa virus. Sehingga ketika dalam kerumunan banyak orang menjadi tidak bisa dideteksi siapa yang membawa virus.

Kalau misalnya si virus ini punya 10 kali lebih cepat menularnya, berarti harus memperkuat pertahanan kita.

"Makanya satu-satunya pertahanan agar tidak tertular virus ialah disiplin menerapkan protokol. Itu harus disadari oleh semua pihak, dimana pun bahkan ketika di dalam rumah bersama keluarga," jelasnya.

Oleh karena itu, semua bentuk kegiatan yang melibatkan masyarakat baik usaha maupun event dari skala kecil hingga besar harus memiliki protokol. Gugus tugas di kecamatan dan kelurahan saat ini juga diminta mengawasi protokol yang ada di wilayahnya.

"Siapa pun silakan ajukan prokotol, nanti supaya kami verifikasi. Masyarakat yang ingin membeli sesuatu, misalnya, cari yang mampu menerapkan protokol. Jika di sana tidak ada protokol, dihindari saja karena bisa jadi tidak aman," tegas dia.

Dikutip dari laman www.ugm.ac.id, Pokja Genetik FK-KMK UGM dan tim berhasil mengidentifikasi Whole Genome Sequencing (WGS) empat isolat dari Yogyakarta dan Jawa Tengah dan telah dipublikasikan di GISAID, tiga di antaranya mengandung mutasi D614G.

Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM, dr. Gunadi, Sp.BA., Ph.D., mengatakan saat ini mutasi D614G pada virus SARS-CoV-2 yang mempunyai daya infeksius 10 kali lebih tinggi telah tersebar hampir di seluruh pelosok dunia, yaitu 77,5 persen dari total 92.090 isolat mengandung mutasi D614G. 

Sementara di Indonesia sendiri sudah dilaporkan sebanyak 9 dari 24 isolat yang dipublikasi di GISAID mengandung mutasi D614G. “Ini sepertiganya terdeteksi di Yogyakarta dan Jawa Tengah," ungkap Gunadi, 1 September 2020.

Dia menambahkan meskipun data dari Indonesia ini masih jauh dari ideal dibandingkan data dunia untuk kepentingan data persebaran virus di populasi (epidemiologi), pengembangan vaksin dan/atau terapi Covid-19 di dunia, khususnya di Indonesia. 

Namun, dengan fakta terdeteksinya virus SARS-CoV-2 dengan mutasi D614G di Indonesia ini sudah seharusnya semua pihak lebih disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti cuci tangan, menggunakan masker, hindari kerumunan, dan lain sebagainya. []

Berita terkait
Tanggapan Sultan HB X soal Mutasi Virus D614G
Mutasi SARS-CoV-2 menjadi D164G ditemukan di Indonesia, tak terkecuali di Yogyakarta. Begini tanggapan Sri Sultan HB X.
Penjelasan UGM soal Mutasi SARS-CoV-2 Menjadi D146G
Mutasi virus SARS-CoV-2 menjadi D146G tidak begitu berpengaruh terhadap keparahan penyakit orang yang terpapar virus corona. Begini penjelasannya.
Awas, Penularan Corona Sesama Anggota Keluarga
Temuan kasus positif Corona atau Covid-19 terus meningkat. Bahkan penularan virus tersebut di antara sesama anggota keluarga terjadi cukup masif.