Kasus Sifilis Bawaan pada Bayi di Kanada Meroket 13 Kali Lipat

Health Canada mencatat kasus sifilis di negara tersebut naik 13 kali lipat selama lima tahun terakhir
Ilustrasi - Jumlah bayi yang lahir dengan sifilis bawaan di Kanada meningkat dengan laju yang jauh lebih cepat daripada yang tercatat di Amerika Serikat (AS) atau Eropa. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

TAGAR.id, Jakarta - Jumlah bayi yang lahir dengan sifilis bawaan di Kanada meningkat dengan laju yang jauh lebih cepat daripada yang tercatat di Amerika Serikat (AS) atau Eropa. Para pakar menilai peningkatan kasus itu didorong oleh meningkatnya penggunaan metamfetamin dan kurangnya akses ke sistem kesehatan masyarakat untuk masyarakat adat.

Meski sifilis muncul kembali secara dalam lima tahun terakhir, laju kenaikan kasus penyakit itu di Kanada berbeda dibandingkan dengan negara-negara kaya lainnya. Health Canada mencatat kasus sifilis di negara tersebut naik 13 kali lipat selama lima tahun terakhir. Insiden bayi yang lahir dengan Sifilis mencapai 26 per 100.000 kelahiran hidup pada 2021 dari dua pada 2017.

Jumlah itu akan terus meningkat pada 2022, menurut data awal pemerintah yang diperoleh Kantor Berita Reuters.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bayi dengan Sifilis kongenital berisiko lebih tinggi mengalami berat badan lahir rendah, malformasi tulang, dan kesulitan sensorik.

Sifilis dalam kehamilan adalah penyebab utama kedua kelahiran mati di seluruh dunia, kata WHO.

Namun Sifilis kongenital mudah dicegah jika orang yang terinfeksi mendapat akses ke penisilin selama kehamilannya.

Di antara kelompok negara kaya G7 yang datanya tersedia, hanya AS yang memiliki insiden Sifilis saat lahir yang lebih tinggi: 74 per 100.000 kelahiran hidup pada 2021, tiga kali lipat angka pada 2017, menurut angka awal dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Terdapat 2.677 kasus Sifilis kongenital di AS pada 2021 dengan populasi 332 juta, menurut data awal CDC. Kanada memiliki 96 kasus untuk populasi 38 juta, menurut Health Canada.

Peneliti kesehatan masyarakat mengatakan orang yang mengalami kemisikinan, tunawisma dan penggunaan narkoba, dan mereka yang tidak memiliki akses yang memadai ke sistem kesehatan, lebih mungkin tertular Sifilis melalui hubungan seks yang tidak aman dan menularkannya ke bayi mereka.

Salah satu bentuk luka sifilisSalah satu bentuk luka sifilis. (Foto: voaindonesia.com/via Reuters)

"Di negara berpenghasilan tinggi, Anda melihatnya di kantong-kantong populasi marginal," kata Teodora Elvira Wi, yang bekerja di program HIV, Hepatitis, dan infeksi menular seksual WHO.

Yang membedakan Kanada adalah penduduk pribumi yang mengalami diskriminasi dan seringkali memiliki akses yang buruk ke layanan kesehatan dan sosial, kata Sean Rourke, ilmuwan dari Institut Pengetahuan Li Ka Shing di Rumah Sakit St. Michael di Toronto, yang berfokus pada pencegahan penularan seksual penyakit.

"Ini hanya keseluruhan sistem, dan semua hal yang telah kami lakukan dengan cara yang buruk tidak mendukung masyarakat adat," katanya.

Health Canada mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya telah mengirim ahli epidemiologi untuk membantu sejumlah provinsi menahan peningkatan Sifilis kongenital. Juru bicara Joshua Coke mengatakan pemerintah federal memperluas akses pengujian dan perawatan di komunitas pribumi. (ah/ft)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Ancaman Penularan Penyakit Sifilis
Sifilis digolongkan sebagai penyakit menular seksual yang bisa mengancam jiwa penderitanya. Berikut ancaman penularan sifilis.