Kampanye Kekanak-kanakan Idris-Imam, Jual Kata Religius

Masa kepemimpinan Idris, kriminalitas dan prostitusi di Depok tak dapat direm. Sekalipun slogan Depok Kota Religius senantiasa diperdengarkan.
Ketua PCNU Depok Ahmad Solehan, saat ditemui Tagar, Kamis, 3 Desember 2020. (Foto:Tagar/Tantri Lestari)

Jakarta - Pesta demokrasi pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok diwarnai dengan kampanye kekanak-kanakan salah satu pasangan calon. Yakni paslon petahana Mohammad Idris dan Imam, karena terlalu sering menjual kata religius dalam kampanye mereka. 

Hal ini diketahui dari penjabaran makna religius yang tanpa indikator menurut Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Depok, Ahmad Solehan. 

Ustad Alec, begitu ia kerap disapa, menuturkan bahwa tak ada indikator khusus yang mampu mengukur peranan kata religius dalam keberhasilan sebuah daerah

"Religius ini untuk siapa kepentingan pemerintah atau masyarakat," kata dia sewaktu ditemui Tagar, Kamis 3 Desember 2020. 

Kata Alec, jika kata religius ini merujuk pada kepentingan pemerintah maka bisa jadi pemerintah yang menjalankan tugas-tugasnya secara disiplin dan baik sudah mencerminkan pemerintah yang religius, tanpa ada embel-embel religius menempel padanya. 

Religius ini untuk siapa kepentingan pemerintah atau masyarakat

Lalu bagaimana dengan religius yang merujuk pada kepentingan masyarakat. Apakah masyarakat muslim yang rajin salat dan bersedekah misalnya? Bukankah ini sebuah kewajiban bagi pemeluk keyakinan. 

Atau sebuah antrian panjang yang terbentuk karena kasir meninggalkan mejanya untuk ikut kegiatan keagamaan, karena masyarakat daerah itu religius. 

"Tidak ada indikator religius ini seperti apa, jangan sampai jadi bumerang," ujarnya. 

Pendapat lain yang ia kemukakan mengapa Idris-Imam menjual kata religius dalam kampanye mereka adalah karena kalimat itu bisa dikatakan cukup seksi. 

"Jadi untuk membangun kota Depok yang religius itu bersama Idris-Imam, lalu apakah jika tidak memilih mereka masyarakat tidak akan religius?," katanya. 

Sampai saat ini, kata religius menjadi salah satu bahan kampanye Idris-Imam terus dipertanyakan. Padahal pada periode sebelumnya, raperda terkait pernah dibatalkan. Dan kembali digemborkan pada pemilihan kali ini. Meski tak ada yang tahu pasti seperti apa religius yang dimaksudkan Idris-Imam, karena faktanya pada masa kepemimpinan sebelumnya tingkat kriminalitas dan maraknya prostitusi di Kota Depok tak dapat direm. Sekalipun slogan Depok Kota Religius senantiasa diperdengarkan. []

Baca juga:


Berita terkait
Proyek 1.000 Kios Idris Mangkrak Sebab Lokasi Ngga Strategis
Ketua DPD LPM Kota depok Yusra mengatakan, Proyek 1.000 Kios Idris Mangkrak Sebab Lokasi Ngga Strategis.
Depok Banjir di Era Idris Karena Pemkot Terus Keluarkan Izin
Ketua DPD LPM Kota depok Yusra menyatakan, moratorium harus dilakukan di Kota Depok lantaran banjir kerap terjadi akibat pelanggaran tata ruang.
Aneh, Idris Dinyatakan Sembuh Setelah Debat Publik
Idris yang belum lama ini diberitakan berhalangan mengikuti debat publik kemudian dinyatakan sembuh beberapa hari kemudian, tepatnya usai debat.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.