KAMI Kebelet Kekuasaan, PSI Tantang Tarung di Pemilu

Juru bicara Dewan Pimpinan Pusat PSI Nanang Priyo Utomo merespons deklarasi KAMI yang kebelet kekuasaan dia tantang di Pemilu 2024.
Elite Partai Solidaritas Indonesia (PSI). (Foto: Antara)

Jakarta - Juru bicara Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (DPP PSI) Nanang Priyo Utomo merespons deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta, yang melibatkan sejumlah tokoh seperti Din Syamsuddin, Said Didu, Rocky Gerung, hingga Jenderal TNI (purn) Gatot Nurmantyo.

Bersabar sebentar, tunggu sampai 2024, bertarung di Pemilu.

Nanang menyarankan, apabila tokoh-tokoh tersebut berupaya merebut kekuasaan yang sah dari presiden-wakil presiden RI yang memenangkan pemilihan umum (Pemilu) 2019, sebaiknya bersabar dulu menunggu empat tahun lagi sampai masa jabatan Jokowi-Ma'ruf Amin habis. Dia menilai para tokoh yang tergabung dalam KAMI seperti tak sabar ingin berkuasa. 

“Jika sebenarnya bertujuan merebut kekuasaan, alangkah lebih baik jika bersabar sebentar, tunggu sampai 2024, bertarung di Pemilu. Tidak lama lagi. Sekarang KAMI seperti kebelet kekuasaan begitu,” kata Juru Bicara DPP PSI Nanang Priyo Utomo dalam keterangan tertulis yang diterima Tagar di Jakarta, Selasa, 18 Agustus 2020.

Baca juga: Din Syamsuddin Gandeng Gatot Nurmantyo, Rachmawati, FPI

Oleh karena itu, pihaknya berharap betul pendeklarasian KAMI memang berangkat dari kehendak untuk menyelamatkan Indonesia. Bukan upaya kamuflase dalam merebut kekuasaan yang sah.

Nanang memandang kritik yang terlontar dari kubu oposisi sebagai hal wajar, bahkan penting dalam demokrasi. Namun, menurut dia rakyat sudah cerdas, dapat membedakan mana kritik yang ikhlas, kritik kebencian dan penuh ambisi kekuasaan.

Kemudian, di tengah pandemi Covid-19 ini, sebaiknya pihak-pihak tersebut memprioritaskan untuk turun langsung membantu rakyat. Sebab, persoalan bangsa sekarang ini sangatlah kompleks. Mulai dari kesulitan siswa dalam menyentuh pendidikan, hingga banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan. Para tokoh yang tergabung di KAMI, disarankan jangan melontarkan kritik tanpa melahirkan solusi.

“Di luar sana, banyak siswa yang belum bisa menjalani sekolah dari rumah karena tak punya gawai atau tak bisa membeli kuota. Juga banyak saudara kita yang di-PHK dan tidak memiliki pendapatan. Mereka harus segera dibantu,” ujar Jubir PSI itu. 

Baca juga: Istana ke KAMI: Kritik Jangan Berdasarkan Rumor

Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adian mengapresiasi kritikan dari KAMI. Meski begitu, Donny menyindir dengan mengingatkan bahwa kritik seharusnya berdasarkan fakta bukan rumor.

"Tunjukkan di mana kesalahannya tapi jangan menggunakan isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," kata Tenaga Ahli Utama jebolan Universitas Indonesia ini ketika dihubungi Tagar, Jakarta, Rabu, 5 Agustus 2020.

Donny menilai isu 'menyelamatkan bangsa' itu terlalu luas. Ia meminta kritik yang spesifik berdasarkan data dan bukan gosip.

"Apa yang menjadi perhatian mereka? Masalah covid atau masalah pengangguran, harus spesifik," ujarnya. []

Berita terkait
Berikut 10 Poin Jati Diri yang Dirumuskan KAMI
Dalam deklarasinya, KAMI membacakan 10 poin jati diri dalam berbangsa dan bernegara.
Pengamat Nilai Din Syamsuddin Cs Ingin Selamatkan Bangsa
Deklarasi KAMI yang dicetuskan Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin dinilai untuk menyelamatkan persoalan bangsa.
Bocorkan Agenda KAMI, Din Syamsuddin Siap Berdebat
Inisiator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Din Syamsuddin menyatakan kesiapannya untuk meladeni siapapun untuk berdebat sesuai data.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina