Jakarta - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adian mengapresiasi kritik Komite Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Meski begitu, Donny menyindir dengan mengingatkan bahwa kritik seharusnya berdasarkan fakta bukan rumor.
"Tunjukkan di mana kesalahannya tapi jangan menggunakan isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," kata Tenaga Ahli Utama jebolan Universitas Indonesia ini ketika dihubungi Tagar, Jakarta, Rabu, 5 Agustus 2020.
Pada Minggu, 2 Agustus 2020, mantan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin dan sejumlah tokoh lainnya mendeklarasikan KAMI di bilangan Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan. Turut hadir dalam deklarasi di antaranya bekas Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu, akademisi Rocky Gerung, mantan Komisaris Utama PT. Pelindo Refly Harun.
Baca juga: Istana: Selamatkan RI Tak Cukup dengan Deklarasi
Baca juga: Jokowi Merasa Tak Waswas Terhadap Deklarasi KAMI
Menurut Said, lahirnya KAMI sebagai bentuk keprihatinan orang-orang di dalamnya kepada bangsa Indonesia. Mereka yang terlibat riung dalam deklarasi itu menilai perjalanan bangsa Indonesia telah melenceng dari cita-cita pendirinya.
"Oleh karena itu kita berkumpul untuk betul-betul ingin menyelamatkan NKRI, bukan menyelamatkan pemerintah," kata Said Didu dalam program Kompas TV, Selasa, 4 Agustus 2020.
Jangan menggunakan isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan
Menurutnya, hampir semua lini di negara ini telah berbelok dari jalan yang seharusnya. Bahkan, kata Said menyinggung polemik Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP), dasar negara pun ingin digoyang.
Kebijakan ekonomi pemerintah, lanjut dia, justru berujung pada ketegangan sosial. Pada bidang politik, oligarki kekuasaan dan dinasti politik dipraktikkan di berbagai daerah.
"Jadi kami pikir ini terjadi pembelakokan arah yang sangat jauh terhadap cita-cita luhur pendiri Negara Indonesia," ujarnya.
Namun Donny isu 'menyelamatkan bangsa' itu terlalu luas. Ia meminta kritik yang spesifik berdasarkan data dan bukan gosip.
"Apa yang menjadi perhatian mereka? Masalah covid atau masalah pengangguran, harus spesifik," ujarnya.
Terkait merosotnya ekonomi bangsa, kata Donny mencontohkan, juga terjadi di semua negara. Pandemi Covid-19 telah memukul ekonomi masyarakat dunia tak terkecuali Indonesia.
"Tapi kita masih beruntung karena punya pasar domistik yang begitu besar dan ketergantungan kita kepada global suplay chain tidak terlalu erat," ujarnya.
Di sisi lain, kata dia, pemerintahan Jokowi telah berupaya bekerja yang terbaik bagi masyarakat. Dalam menghadapi dampak krisis Covid-19, pemerintah telah menyalurkan lebih dari 600 triliun rupiah untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi.
"Tapi bilamana ada yang ingin memberikan masukan, silahkan saja ini demokrasi dan semua pihak berhak untuk berpendapat tentang kebijakan pemerintah," ujarnya.[]