Lhokseumawe – Kabut asap melanda wilayah Provinsi Aceh yang diakibatkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), mulai menganggu aktivitas penerbangan terutama saat pesawat akan landing.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun I Sultan Iskandar Muda Zakaria, Minggu 28 Juli 2019 mengatakan, apabila pesawat sudah mencapai di bawah 2.000 kaki, akan sangat mengganggu.
"Dengan kabut asap yang seperti ini, maka sangat mengganggu aktivitas penerbangan. Kami setiap saat memberikan informasi perkembangan cuaca kepada pihak Air Traffic Control (ATC) di masing-masing bandara," ujar Zakaria.
Ditambahkan, pihak BMKG hanya memberikan informasi kepada ATC dan mengenai bagaimana keputusan penerbangan, maka pihak bandara lebih berwenang.
Misalkan ada pesawat yang dilarang untuk landing karena cuaca buruk, maka itu keputusannya pada pihak mereka
Infromasi yang dikirimkan kepada ATC berupa informasi tentang visibility atau jarak pandang, suhu udara, kecepatan angin dan beberapa informasi lainnya untuk keselamatan penerbangan.
"Kami hanya memberikan informasi kepada ATC, karena untuk persoalan penerbangan mereka yang lebih berwenang, misalkan ada pesawat yang dilarang untuk landing karena cuaca buruk, maka itu keputusannya pada pihak mereka," tuturnya.
Kabut asap menyelimuti wilayah Aceh, mulai terpantau sejak Sabtu 27 Juli 2019, akibat adanya kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah, yaitu di Kabupaten Nagan Raya, Aceh Singkil, Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Jaya.
Saat ini, kabut asap mulai meluas ke wilayah Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur, Subulussalam, Kota Lhokseumawe, Aceh Tengah dan wilayah Pidie yang berada di kawasan pegunungan. []
Baca juga:
