Jusuf Kalla Turun Tangan di Proyek Antibodi Covid-19

Jusuf Kalla (JK) turun tangan di proyek antibodi virus corona atau Covid-19 yang bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
Sampel media pembawa virus corona atau Covid-19 dibawa oleh dokter patologi untuk penelitian di Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya di Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (6/2/2020). (Foto: Antara/Umarul Faruq)

Jakarta - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) menggandeng Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dalam proyek antibodi virus corona atau Covid-19. Kerjasama ini dituangkan dalam penandatangan MoU antara PMI dan Eijkman yang disaksikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Tadi baru ditandatangani MoU dengan lembaga Eijkman, dengan Profesor untuk pengelolaan plasma darah," kata Kalla dalam acara penandatangan MoU di Markas Pusat PMI, Jakarta Selatan, Rabu, 15 April 2020.

Bisa membantu mereka yang sedang dalam perjuangan antara mati dan hidup.

Profesor yang dimaksud Kalla ialah Direktur Eijkman Amin Soebandrio. Amin menjelaskan lembaganya bersama PMI akan menggunakan plasma dari pasein yang sudah sembuh.

"Namanya plasma convalescent yang diambil kira-kira 2-4 minggu setelah mereka sembuh," ujar Amin.

Baca juga: 

Guru Besar Mikrobiologi Klinik Universitas Indonesia ini mengatakan, plasma convalescent mengandung antibodi yang sangat baik untuk bisa menetralisir virus. Dia berharap, produk proyek ini dapat membantu pasien yang terpapar virus corona.

"Harapannya, bisa membantu mereka yang sedang dalam perjuangan antara mati dan hidup. Pasien-pasien yang dalam kondisi berat," tuturnya.

Tegal CoronaSimulasi penanganan pasien Covid-19. Kasus positif corona di Kota Tegal jadi dua pasien. Ini setelah PDP corona yang meninggal seminggu lalu, dinyatakan positif (Foto: Tagar/Farid Firdaus)

Menurut Amin, pada tubuh pasien golongan ini mengandung banyak virus. Di sisi lain, mereka belum memiliki antibodi.

"Sedangkan menunggu vaksin kan agak lama. Jadi kami menggunakan zat antibodi yang sudah ada di dalam plasma pasien yang sudah sembuh itu untuk ikut memerangi virus yang ada di dalam pasien-pasien yang sedang sakit," ujarnya.

Lahirnya antibodi jenis ini dapat membantu menekan jumlah virus pada tubuh pasien. Hal ini lantaran plasma convalescent dapat menetralisir virus.

Baca juga: LBM PBNU Ungkap Tata Cara Pemulsaraan Jenazah Corona

"Nah, Palang Merah Indonesia karena kita tahu semuanya adalah satu-satunya organisasi di Indonesia ini yang memiliki alat dan juga wewenang untuk mengambil plasma dari pasien," tuturnya.

Dengan dukungan PMI, kata Amin, proyek dapat menyertakan perlindungan etik seperti persetujuan pasien. Sehingga pengambilan plasma hingga pemberian antibodi kepada pasien lainnya dapat berproses tanpa aral melintang.

"Tadi Pak Gubernur (Anies) sudah menyampaikan untuk Jakarta saja yang tercatat dimakamkan dengan prosedur Covid-19 sudah lebih dari 1.000. Mudah-mudahan dengan pendekatan ini, kita bisa menekan dengan cepat, sehingga pengendalian dan penyebaran virus ini bisa dikendalikan dengan lebih baik," tutur dia.

Berita terkait
Indonesia Kekurangan Dokter Tangani Pasien Corona
Kepala Gugus Tugas Covid-19 Doni Monardo mengungkapkan saat ini Indonesia kekurangan dokter tangani pasien vorus corona.
Soal Sistem Bansos, PSI Puji Bekasi Daripada Jakarta
Anggota‌ ‌Fraksi‌ ‌PSI DPRD DKI‌ ‌memuji langkah Pemkot Bekasi daripada Pemrov DKI Jakarta soal sistem bansos Covid-19.
Jakarta Ramai Lagi, DPR Siap Evaluasi Aturan PSBB
DPR sorot Jakarta yang tetap ramai tak mengindahkan physical distancing setelah hari ke-4 diterapkannya PSBB.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.