Jakarta - Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mencermati keadaaan Jakarta yang tetap ramai tak mengindahkan physical distancing setelah hari ke-4 diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus corona atau Covid-19.
Coba lihat hari ini, sibuk lagi kan? Lihat di kereta itu, padat lagi kan?
Situasi Jakarta renggang pada awal masa PSBB, tetapi saat ini padat kembali. Sebab itu dia meminta pemerintah pusat mengevaluasi kebijakan PSBB yang diterapkan di Jakarta menyusul di sejumlah wilayah di Jawa Barat.
"Boleh dilihat. Kalau tiga hari ini seperti Jumat, Sabtu dan Minggu, Jakarta senyap. Coba lihat hari ini, sibuk lagi kan? Lihat di kereta itu, padat lagi kan? Nah ini perlu kita evaluasi bersama seberapa efektif PSBB ini," kata Rahmad kepada Tagar, Senin, 13 April 2020.
Dia mengatakan sejumlah pihak masih belum menerapkan aturan dalam PSBB. Begitu juga imbauan dari pemerintah terkait penerapan physical distancing dengan bekerja dan belajar di rumah.
Baca juga:
- Perintah Jokowi: Terawan Atur Manajemen Pasien Corona
- Alokasi Anggaran Kesehatan Jabar Tertinggi di Indonesia
"Karena memang ternyata masih ada di luar, seperti kantor-kantor, bagaimana yang ditetapkan pemerintah itu seperti logistik, farmasi dan beberapa tempat lainnya, termasuk pasar. Itu saja masih banyak yang buka. Ini menjadi perhatian kita bersama," ucap dia.
Rahmad mengatakan DPR saat ini menyorot efek dari diberlakukannya PSBB di Jakarta. Bila dalam dua pekan tak berubah, maka dia menegaskan evaluasi harus dilakukan dengan tujuan yang sama yaitu memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Yang penting bagaimana kita memutuskan mata rantai. Ya kita akan evaluasi dalam dua minggu ini bagaimana," ujarnya.
Namun, kata dia, kebijakan PSBB ini tidak akan berjalan lancar jika sesama pemangku kebijakan tidak bersinergi. Maka dari itu Rahmad mengajak agar pemerintah pusat, pemerintah daerah, kepolisian, dan Satpol-PP bahu membahu bekerja keras mewujudkan tujuan dari PSBB.
Pasalnya, kata dia, penerapan PSBB di lapangan sulit diterapkan meski pemerintah telah membuat kebijakan demi menekan kasus positif corona di Tanah Air anjlok hingga hilang.
"Karena ini dibutuhkan kedisiplinan. Aturannya sudah betul saya kira. Tetapi proses di lapangan itu enggak semudah yang dibayangkan. Kita istirahat di rumah, bekerja, belajar dan beribadah di rumah, nampaknya juga belum efektif betul," tutur Rahmad.