Jumlah Pedemo di Malioboro yang Ditangkap dan Kesalahannya

Polresta Yogyakarta menangkap puluhan peserta aksi rusuh di Malioboro. Berikut alasan mereka ditangkap pihak berwajib.
Peseta aksi massa rusuh di MMaliobro Yogyakarta yang digelandang saat jumpa pers di Mapolresta Yogyakarta, Jumat, 9 Oktober 2020. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah).

Yogyakarta - Polisi mengamankan massa yang mengarah ke tindakan anarkis saat demonstrasi di Gedung DPRD DIY Kamis, 9 Oktober 2020. Dari ribuan peserta aksi, ada 95 orang yang berhasil diciduk.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Yogyakarta Ajun Komisaris Polisi (AKP) Riko Sanjaya mengatakan, mereka yang diamankan sudah melakukan perbuatan di luar batas wajar. Mereka merusak fasilitas di muka umum dan kekerasan terhadap orang.

Untuk menghentikan kerusuhan berlanjut dari para pendemo, petugas polisi bersama masyarakat di sekitar Malioboro mengamankan massa dari beberapa tempat.

Baca Juga:

"Polresta Yogyakarta melaksanakan pengamanan demo tolak UU Ombibus Law di Gedung DPRD DIY.  Jumlah yang kami amankan ada 95 orang," kata AKP Riko Sanjaya kepada wartawan saat jumpa pers di Mapolresta Yogyakarta pada Jumat, 10 Oktober 2020.

Dari puluhan orang yang diamankan, terdiri dari 36 orang berstatus sebagai mahasiswa di Yogyakarta, 32 orang dari pelajar, 16 orang sebagai wiraswasta dan 11 orang tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran.

Demo Rusuh MalioboroPeseta aksi massa rusuh di MMaliobro Yogyakarta yang digelandang saat jumpa pers di Mapolresta Yogyakarta, Jumat, 9 Oktober 2020. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah).

Seteleh melakukan penyelidikan mendalam, polisi memperoleh empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Pasalnya saat demo, dua di antara yang diketahui inisial LM usia 16 tahun dan SB usia 17 tahun sudah merusak pos polisi Garduanim yang berada di belakang Hotel Garuda.

Dari empat orang tersangka, dua orang terdiri dari pelajar, satu orang dewasa dan satu di bawah umur.

Sedangkan dua tersangka lainnya inisial LA usia 17 tahun dan CF usia 19 tahun perkara percobaan pembakaran pos tersebut. Keduanya membawa bensin yang akan disiramkan ke pos pam tersebut. Namun aksi mereka berhasil dicegah warga.

"Dari empat orang tersangka, dua orang terdiri dari pelajar, satu orang dewasa dan satu di bawah umur. Karena perbuatannya, mereka terpaksa berhadapan dengan hukum," ucapnya.

Baca Juga:

Sementara untuk 91 orang lainnya, kata Riko, dikenakan wajib lapor dan akan dipulangkan ke rumah masing-masing hari ini. "Kami lakukan pembinaan kepada 91 orang. Para orang tua diminta untuk menjemput mereka termasuk guru-guru dari pihak sekolah kami minta datang ke sini. Karena yang pelajar menggunakan seragam saat aksi," katanya.

Berdasarkan penuturan demontrasi yang diamankan, alasan mereka turun ke jalan karena tergerak untuk ikut-ikutan seruan demo yang beredar di Grup WhatsApp. "Mereka tergerak untuk ikut-ikutan karena dapat info dari grup WhatsApp. Kami juga sedang menyelidiki grup yang terindikasi provokator," ujar Riko.

Baca Juga:

Rangkaian demo tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja yang berakhir ricuh berpusat di gedung DPRD DIY. Kerusuhan terjadi setelah aparat kepolisian yang bertugas mengamankan demo bentrok dengan massa. Kala itu massa menghujani botol plastik dan benda padat ke arah gedung DPRD DIY. Sehingga terjadi kericuhan besar yang sulit dikendalikan.

Kemudian kerusuhan merembet ke beberapa tempat. Seperti yang menimpa Cafe Legian berlokasi di kawasan Malioboro hangus terbakar akibat ulah mereka. "Untuk terduga pelaku pembakaran Cafe Legian saat ini masih dalam penyelidikan polisi," ujarnya. []

Berita terkait
Dituduh Ikut Aksi di Malioboro, Mahasiswi UNY Diancam DO
Mahasiswi UNY membagikan chat WA dengan seseorang yang mengaku polisi ke Twitter. Isi chat WA berupa ancaman drop out yang ikut aksi dari kampus.
Kesaksian PKL Malioboro Saat Demo Anarkis Tolak UU Ciptaker
PKL Malioboro di sekitar DPRD DIY menjadi saksi suasana chaos saat aksi demo rusuh. Mereka menyebut bukan demo, tapi sudah seperti perang.
Malioboro Recovery Usai Demo Rusuh Omnibus Law di Yogyakarta
Elemen warga membersihkan Malioboro usai aksi massa anarkis. Itu dilakukan untuk mengubur image negatif terhadap destinasi wisata di Kota Pelajar.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.