Jumlah Covid-19 Seluruh Dunia Tembus Angka 12 Juta

Pandemi Covid-19 lagi-lagi menunjukkan taji dengan jumlah kasus positif Covid-19 di seluruh dunia yang mencapai 12 juta lebih yaitu 12.000.617
Warga Amerika Serikat antre di sebuah toko makanan di District of Columbia dengan jaga jarak tapi tidak pakai masker. (Foto: businessinsider.in/AP Photo/Jacquelyn Martin).

Jakarta – Ketika pandemi atau wabah virus corona baru (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) merebak di Wuhan, China, akhir Desember 2019, banyak negara yang merasa tidak terancam pandemi dengan berbagai alasan. Bahkan, banyak kalangan yang memperkirakan China dan Korea Selatan (Korsel) akan jadi ‘neraka’ pandemi Covid-19, tapi fakta berbicara lain karena sampai tanggal 8 Juli 2020, pukul 21.43 WIB, seperti dilaporkan situs independen, worldometer, jumlah kasus positif Covid-19 di seluruh dunia tembus 12 juta di angka 12.000.617 dengan 547.808 kematian dan 6.945.853 sembuh.

Johns Hopkins University (JHU) melaporkan kasus global sebanyak 11.856.991, sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) mencatat 11.500.302 kasus per 7 Juli 2020 pukul 15.00 WIB. Situs worldometer menampilkan data real time dengan link ke negara yang bersangkutan.

Jika dihitung dari tanggal ketika WHO menerima laporan bahwa ada penyebaran virus pneumonia di Wuhan, China, 31 Desember 2019, ketika itu dilaporkan ada 10 kasus, maka jumlah 12.000.617 hanya butuh 191 hari bagi pandemi virus corona untuk mencapai jumlah itu.

China dan Korsel justru tidak jadi episentrum atau hotspot virus corona karena dua negara itu terapkan langkah sistematis untuk menangani pandemi yaitu tes massal yang sistematis, tracing dan isolasi. Maka, China sendiri disalip 21 negara dalam jumlah kasus. China melaporkan 83.572 kasus. Sedangkan Korsel disalip 63 negara. Kasus Covid-19 di Korsel dilaporkan 13.244. Sikap anggap remeh terhadap ancanam pademi Covid-19 tercermin dari pernyataan nyeleneh pemimpin dan pejabat tinggi negara.

1. Amerika Serikat 3.097.602

2. Brasil 1.674.655

3. India 746.824

4. Rusia 700.792

5. Peru 309.278

6. Chili 301.019

7. Spanyol 299.210

8. Inggris 286.349

9. Meksiko 268.008

10. Iran 248.379

11. Italia 241.956

12. Pakistan 237.489

13. Arab Saudi 220.144

14. Afrika Selatan 215.855

15. Turki 207.897

16. Jerman 198.399

17. Perancis 168.810

18. Bangladesh 172.134

19. Kolombia 124.494

20. Kanada 106.167

21. Qatar 101.553

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, misalnya, sesumbar virus corona tidak punya kesempatan menginfeksi warganya. Tapi, laporan terakhir membuktikan sesumbar Preisen Trump itu ibarat ‘tong kosong’ karena kasus Covid-19 di AS dilaporkan 3.097.602 dengan 133.994 kematian dan 1.355.623 sembuh. Jumlah kasus dan jumlah kematian tempatkan AS di puncak pandemi Covid-19 dunia.

Sedangkan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, juga angkat bicara yang menyepelekan pandemi Covid-19 dengan mengatakan infeksi virus corona hanya ‘flu ringan’ sehingga dampaknya tidak lebih buruk daripada infeksi virus flu. Namun, fakta berbicara lain. Jumlah kasus Covid-19 di Brasil 1.674.655 dengan 66.868 kematian. Jumlah ini menempatkan Brasil di peringkat ke-2 dunia dan jumlah kasus dan jumlah kematian terkait Covid-19.

ilus1 covid 12 jutaPara siswa memakai masker pelindung dan jaga jarak ketika mereka tiba di sebuah sekolah dasar francophone saat dibuka kembali di Jumet, ketika sebagian kecil anak-anak Belgia kembali ke sekolah mereka dengan peraturan baru dan langkah-langkah jaga jarak, selama wabah Covid -19, di Jumet, Belgia, 18 Mei 2020. (Foto: weforum.org/REUTERS/Yves Herman).

Lalu Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang sesumbar negara bisa menahan laju penyebaran virus corona. Tapi, fakta menunjukkan kasus Covid-19 di Negeri Beruang Merah itu sebenyak 700.792 menempatkan Rusia di peringkat ke-4 dunia.

Episentrum atau hotspot Covid-19 tidak pernah terjadi di China dan Korsel. Episentrum Covid-19 pertama justru ‘terbang’ ke Eropa, dalam hal ini Italia. Selanjutnya disalip Spanyol dan terakhir dilewati Rusia. Beberapa negara Eropa juga melaporkan kasus lebih dari 200.000.

Di Amerika Selatan Brasil jadi episentrum, sedangkan beberapa negara lain juga melaporkan kasus Covid-19 lebih dari 100.000.

Di Asia semula episentrum ada di Iran, tapi dilampaui oleh India yang kini ada di peringkat ke- .. dunia.

Negara-negara di Afrika yang di awal pandemi hanya melaporkan, belakangan beberapa negara melaporkan kasus yang banyak. Afrika Selatan jadi episentrum Covid-19 di Afrika.

Australia dan Oseania menunjukkan kasus kecil sehingga tidak ada negara di kawasan itu yang jadi episentrum Covid-19.

Berikut ini jumlah kasus Covid-19 di benua-benua dan persentase sumbangannya terhadap kasus Covid-19 global 12.000.617, yaitu:

No Benua                      Jumlah     Persentase

1    Eropa                      2.515.598   20,96

2    Asia                        2.716.658    22,64

4   Afrika                         511.949      4,27

5  Australia Oseania          10.538     0,09

6  Amerika

6.1.  Amerika Utara      3.630.222    30,25

6.2   Amerika Selatan   2.614.931    21,79

Indonesia sendiri sampai 8 Juli 2020 ada di peringkat ke-26 dunia dengan jumlah kasus 68.079. Indonesia belum sampai pada puncak pandemi sehingga penyebaran virus corona diperkirakan terus berlangsung apalagi langkah yang dilakukan di Indonesia tidak sesuai dengan anjuran Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) yaitu menjalankan pembatasan, tracing, tes dan isolasi serentak. []

Berita terkait
Covid-19 Dunia Jumlah Kasus Positif Lebih 11 Juta
Negara-negara tidak tanggap pandemi kini jadi ‘neraka’ corona yang laporkan banyak kasus Covid-19 sehingga jumlahnya lebih 11 juta yaitu 11.001.023
Jumlah Covid-19 Global Lampaui Jumlah 11,5 Juta
Hanya dalam waktu 189 hari sejak Coronavirus Diseasi 2019 (Covid-19) merebak di Wuhan, China, kini jumlah kasus positif Covid-19 capai 11.537.399
Saling Salip di Puncak Pandemi Global Covid-19
Lima negara: Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Jerman dan Prancis seakan berlomba ke puncak pandemi virus corona (Covid-19) jadi episentrum baru
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.