Jubir GKI Yasmin-HKBP Minta Jokowi Buka Mata Hati

Jubir Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin Bogor-Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Filadelfia Bekasi, Jayadi Damanik bersuara pada Jokowi.
Jubir Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin Bogor dan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Filadelfia Bekasi, Jayadi Damanik saat beribadah di depan Istana Negara, Jakarta, 25 Desember 2019. (foto: Tagar/Popy Sofy).

Jakarta - Jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin Bogor dan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Filadelfia Bekasi merayakan hari Natal di depan Monumen Nasional (Monas) atau persis di depan Istana Merdeka. Mereka meminta perhatian dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Melihat dengan mata dan melihat dengan hati. Oh ada warga negara yang begini tolong diselesaikan, tidak susah kok Presiden Jokowi bisa merespon ini dengan sungguh-sungguh.

Ibadah kali ini merupakan ibadah di hari Natal ke-8, sekaligus ibadah mingguan ke-209.

Ibadah yang dilakukan di ruang terbuka ini bukan semata-mata tanpa arti. Akan tetapi para jemaat GKI Yasmin hingga kini menuntut kejelasan, karena hingga kini belum memiliki tempat ibadah pengganti dari pemerintah.

Sedangkan, bagi jemaat HKBP Filadelfia, mereka meminta agar pemerintah sadar dan peduli terhadap keberadaan mereka yang selama ini ditolak warga.

Jubir dua gereja tersebut, Jayadi Damanik berharap Presiden Joko Widodo dapat membuka mata hatinya, peduli terhadap umat Nasrani yang ingin beribadah tidak punya tempat.

Salah satu alasan jemaat melakukan ibadah di depan Istana Kepresidenan ialah semata agar RI-1 dapat melihat permohonan mereka.

Baca juga: Natal 2019, Warga Malaysia Lebih Senang di Rumah

"Sejak awal kami katakan kalau kita kemudian tidak beribadah di sini, kita ingin memberi tahu keberadaan kita," kata Jayadi, usai menggelar ibadah, Rabu sore, 25 Desember 2019.

Dia justru melihat pemerintah sejauh ini tidak ada niatan untuk memerhatikan mereka. Bahkan menurutnya pemerintah sama sekali acuh dengan keberadaan mereka yang telah ratusan kali melakukan ibadah mingguan tepat di depan Istana.

"Kalau Pak Jokowi bilang 'oh saya enggak tahu, saya enggak pernah lihat', jadi ini kita di sini. Sekarang kan jarak kita hanya 200 meter dari Istana, ini tidak mungkin dia (presiden) tidak lihat, harapan kita karena dia bisa melihat," ucapnya.

Baginya, permasalahan ini bukan hal rumit jika pemerintah berniat menuntaskan permasalahan ini. Terlebih, dia katakan, jika Jokowi peka terhadap keluhan mereka.

"Melihat dengan mata dan melihat dengan hati. Oh ada warga negara yang begini tolong diselesaikan, tidak susah kok Presiden Jokowi bisa merespons ini dengan sungguh-sungguh," tuturnya.

Baca juga: Prabowo dan Jokowi Senada Soal Natal 2019

Lebih dari 100 orang hadir dalam perayaan Natal 2019 di depan Istana Negara, mereka menduduki bangku plastik mulai pukul 13.00 WIB. Sedangkan ibadah dimulai sekitar pukul 14.20 WIB dan berjalan selama hampir tiga jam.

Pendeta dan pianis bernaung di bawah tenda, sesekali jemaat berdiri ketika bernyanyi. Dari anak, remaja, hingga dewasa, semua berkumpul mengikuti prosesi ibadah dengan khidmat. 

Permasalahan dua jemaat gereja ini bermula sejak tempat ibadah mereka disegel oleh pemerintah Kota Bogor dan Kabupaten Bekasi.

Pertanggal 18 Juli 2011, Ombudsman RI telah resmi mengeluarkan surat rekomendasi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dengan tembusan Presiden agar segera mencabut Surat Keputusan (SK) pencabutan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) GKI Yasmin.

Pihak Ombudsman menilai Wali Kota Bogor saat itu, Diani Budiarto, telah melakukan perbuatan melawan hukum dan pengabaian kewajiban hukum serta menentang putusan Peninjauan Kembali (PK) Mahkamah Agung (MA) Nomor 127 PK/TUN/2009 dengan keputusannya tetap mencabut IMB GKI Yasmin.

Polemik berlanjut ketika Diani tidak mematuhi rekomendasi Ombudsman RI. Dia justru dengan semena-mena menyegel sepenuhnya GKI Yasmin pada 10 April 2012 dengan mengerahkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). 

Lalu, jemaat HKBP Filadelfia harus berpindah-pindah gereja setelah pada Minggu pagi, 3 Januari 2010. Kejadian saat itu panjang, saat massa mengepung lokasi pembangunan gereja serta memblokir jalan menuju ke gereja.

Ibadah Minggu seharusnya dilaksanakan di lokasi itu, namun harus pindah ke Balai Desa Jejalen Jaya, Tambun, Bekasi.

Baca juga: Tabuhan Rebana Santri Iringi Misa Natal di Semarang

Sebelum kejadian itu, Pendeta Palti, HKBP Filadelfia juga telah menerima surat Bupati Bekasi Nomor 300/675/KesbangPollinmas/09 yang berisikan penghentian kegiatan pembangunan dan penghentian kegiatan ibadah di lokasi gereja HKBP Filadelfia tertanggal 31 Januari 2009.

Hingga kini, permasalahan kedua gereja ini masih belum tuntas. Pihak pemerintah daerah berdalih masih terus melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait.

Jadi, jemaat GKI Yasmin Bogor dan HKBP Filadelfia Bekasi, setiap dua minggu melakukan ibadah rutin di depan Istana Negara dengan menggelar acara sederhana tanpa terpal atau tenda penutup agar dilihat Presiden Jokowi. []

Berita terkait
Remisi Natal untuk 32 Warga Binaan Lapas Cirebon
Remisi Natal sebagai hari besar keagamaan tahun ini diberikan kepada 32 warga binaan di Lapas Kela I Cirebon yang beragama Nasrani
Umat Muslim di Subulussalam Ikut Jaga Perayaan Natal
Perayaan Natal jemaat Gereja Misi Injil Indonesia (GMII) Lahai Roi di Kota Subulussalam berlangsung dengan khidmat.
Umat Nasrani di Aceh Singkil Rayakan Natal
Umat Nasrani di Aceh Singkil, Aceh merayakan Natal dengan nyaman dan aman.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.