Jokowi Terima CEO Bukalapak di Istana, Dosen UGM: Lulusan ITB Itu Selayaknya di Penjara

Ini surat terbuka selengkapnya dari Dosen ITB yang memprotes keras Jokowi menerima Achmad Zaky CEO Bukalapak di Istana.
Presiden Joko Widodo (kanan) menerima pendiri sekaligus CEO Bukalapak.com Achmad Zaky (kiri) di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (16/2/2019). Sebelumnya di lini masa Twitter, Jumat (15/2) pagi dibanjiri tagar #uninstallBukalapak akibat cuitan Achmad Zaky yang dianggap mendukung salah satu pasangan calon presiden, Zaky sendiri telah meminta maaf melalui akun Twitternya. (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)

Jakarta, (Tagar 16/2/2019) - Dosen Universitas Gadjah Mada, Bagas Pujilaksono Widyakanigara menyebut apa yang telah dilakukan Achmad Zaky pendiri dan CEO Bukalapak adalah sangat kriminal, selayaknya tempatnya di penjara, bukan diundang Presiden Joko Widodo di Istana.

Bagas menyampaikan kekecewaan, protes keras melalui surat terbuka diterima Tagar News, Sabtu malam (16/2).

Ia mengatakan tidak percaya pada Achmad Zaky yang dengan wajah tak berdosa menyatakan maaf, apalagi Zaky yang membuat kebohongan itu pernah kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). 

Berikut ini surat terbuka Bagas selengkapnya:

Kepada Yth,  Bapak PresidenRepublik IndonesiaJakartaIr.  KPH. Bagas Pujilaksono Widyakanigara, M. Sc., Lic. Eng., Ph. D.
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta

Kepada Yth,  
Bapak Presiden
Republik Indonesia
Jakarta

Hal: BukaLapak

Dengan hormat,

Saya sempat terkejut melihat CEO BukaLapak sang penebar hoaks atau penebar teror bisa diundang ke Istana. Maksud Pak Jokowi apa?  Bukannya sebagai penebar hoaks yang jelas-jelas telah melanggar UU ITE itu tempatnya di penjara?  Tetapi sudahlah, Pak Jokowi lebih tahu maksud di balik itu semua.  

Sejujurnya, saya sangat bangga dengan prestasi anak muda yang cerdas, dan kreatif. Namun tindakannya yang sangat kriminal itu, bagi saya pribadi, telah menghapus segalanya. Di mata saya dia tidak lebih hanya seorang kriminalis yang menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan.

Permohonan maaf itu tradisi yang baik, yang patut dilestarikan. Walau akhir-akhir muncul fenomena budaya baru, entah impor dari mana yang mengatakan permohonan maaf adalah satu hal, dan kasus hukumnya adalah hal lain. Ada benarnya, asal diberlakukan adil, tanpa ada muatan SARA. Justru malah aneh jika orang jelas-jelas sengaja berbuat salah, kemudian ngaku khilaf, dan minta maaf dengan wajah innocent seolah-olah permohonan maafnya tulus. Padahal bagi saya hal itu badut yang paling tidak lucu di abad milenial.

Bapak telah memberi contoh sikap luhur dan mulia pada kita semua. Terima kasih.

Namun, mohon maaf Pak Jokowi, tidak saya patuhi imbauan Bapak untuk menghentikan uninstall bukalapak.  Saya tetap uninstall bukalapak, karena saya tidak pernah bisa mentolerir kebohongan. Apalagi kebohongan itu dilakukan oleh seseorang yang pernah kuliah di ITB.

Rekan-rekan media,  mohon surat ini diviralkan.

Terima kasih.

Yogyakarya, 2019-02-16

Hormat saya,

(KPH.  Bagas Widyakanigara).

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menerima pendiri sekaligus CEO Bukalapak Achmad Zaky di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (16/2). 

Sehari sebelumnya di lini masa Twitter, Jumat (15/2) pagi banjir tagar #uninstallBukalapak akibat cuitan Achmad Zaky yang dianggap mendukung salah satu pasangan calon presiden.

Zaky sendiri telah meminta maaf melalui akun Twitternya. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.