Oleh: Siti Afifiyah
Jokowi nyaman didampingi seorang kiai. Ia akan seperti biasanya, kerja kerja kerja, dan segala kebisingan yang tidak perlu akan dihadapi sang kiai.
Bapaknya Kaesang Pangarep dan kakeknya Jan Ethes itu seorang pemimpin yang lahir di tengah maraknya penggunaan media sosial. Ia menjadi satu di antara tokoh yang terlalu sering diserang informasi palsu, kabar bohong alias haoks. Di antaranya memiliki orang tua Tionghoa, non-muslim, keluarga keturunan PKI, menantu hamil di luar nikah, dan sebagainya. Walaupun hoaks, ada saja yang percaya fitnah-fitnah tersebut. Menganggapnya sebagai kebenaran.
Sadar diri informasi liar mengepung tiada henti siang malam, putra Solo yang kalem tapi dalem itu memainkan strategi menggandeng seorang kiai sebagai wakil, yaitu Ma'ruf Amin, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Kurang apa lagi? Tidak ada.
Kiai Ma'ruf Amin akan membentengi Jokowi dari panah-panah fitnah. Memberikan kenyamanan psikologis. Ia sudah tua. Sekarang usianya 76 tahun. Lima tahun lagi umurnya 81 tahun. 99,99 persen tidak mungkin jadi calon presiden pada pemilihan presiden 2024. Sehingga ia tidak menjadi ancaman bagi partai politik mana pun.
Pekerjaan berat Jokowi ada dua. Pertama membangun ekonomi, menyejahterakan rakyat, meratakan keadilan sosial dari Sabang sampai Merauke. Kedua, membinasakan radikalisme terorisme, memastikan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk membangun ekonomi Indonesia, Jokowi secara teknis tahu apa yang harus dilakukan. Ia piawai memilih pembantu-pembantu yang jagoan di bidang masing-masing.
Faktor Ma'ruf akan membuat Jokowi tenang dalam bekerja.
Faktor Ma'ruf akan membuat Jokowi tenang dalam bekerja. Melanjutkan program infrastruktur, membangun sumber daya manusia dalam satu paket pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan keluarga-keluarga rakyat Indonesia.
Jokowi sekarang ini pada periode terakhir. Ia tidak mungkin lagi menjadi calon presiden pada 2024. Karena memang aturan perundang-undangan membatasi seorang warga negara Indonesia hanya bisa menjadi Presiden dua periode. Tidak boleh lebih.
Ia tak punya lagi kekhawatiran. Tak ada lagi beban. Nothing to lose. Jalannya ringan. Ia bisa melakukan tindakan segalak-galanya untuk membasmi bibit-bibit radikalisme yang sudah menggerogoti kalangan perguruan tinggi, pegawai negeri sipil, pekerja Badan Usaha Milik Negara, bahkan TNI dan Polri pun ada yang terpapar radikalisme. Ini sungguh pekerjaan rumah yang sangat berat dan penuh risiko karena yang dihadapi berlindung di balik jubah agama.
Lagi-lagi faktor Ma'ruf menjadi sangat penting pada titik ini. Ia akan menjernihkan segala sesuatunya. Meminimalisir risiko di tingkat akar rumput. Meredam kesalahpahaman yang tidak perlu. Mengarahkan rakyat untuk beragama secara cerdas. Rasional.
Pada akhirnya selamat bekerja Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf. Semoga selalu sehat. Dan semua rakyat, yang memilih kalian atau tidak pada pemilihan presiden lalu, akan bertambah bahagia, dan pada ujungnya bersyukur bahwa memang benar ternyata kalian lah yang terbaik yang telah dipilih Tuhan untuk Indonesia.
*Penulis adalah Jurnalis Tagar
Baca juga: