Jokowi Disarankan Lirik Malaysia Soal Menteri Muda

Pengamat politik menilai Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) harus melirik sepak terjang menteri di Malaysia.
Pelantikan menteri Kabinet Kerja reshuffle jilid 2. (Foto: biropers)

Jakarta - Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) harus melirik sepak terjang menteri di Malaysia. Ujang berbicara soal penilaian Jokowi, sebelum menerapkan wacana menteri muda dalam kabinet. 

"Kita berkaca dari Malaysia. Jadi kalau seandainya muda pun bukan sekedar muda. Jadi jangan juga kita memilih menteri-menteri di usia 25 atau usia 30 tetapi tidak ada catatan terhadap politiknya," kata Ujang kepada Tagar, Senin 19 Agustus 2019.

Di Malaysia itu muda iya, usia 25-27 tahun, tapi apa? Dia kan ketua partai, dia anggota parlemen terpilih. Jadi track record politik dan pengalaman ketatanegaraan ada.

Menteri muda asal Malaysia yang dimaksud Ujang adakah Syed Abdul Rahman atau yang akrab disapa Syed Saddiq. Sebelum menjabat sebagai menteri, Syed dikenal sebagai aktivis yang juga Ketua Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM).

Pria berusia 26 tahun itu merupakan satu-satunya menteri muda dalam sejarah perpolitikan di Malaysia yang menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia.

"Di Malaysia itu muda iya, usia 25-27 tahun, tapi apa? Dia kan ketua partai, dia anggota parlemen terpilih. Jadi track record politik dan pengalaman ketatanegaraan ada," ujarnya.

Ujang mengaku, akan menjadi kesalahan besar jika Jokowi memilih calon menteri muda yang tidak mengerti tentang birokrasi kepemerintahan. Pasalnya, jika tidak memiliki kriteria yang jelas akan menjadi bola panas kepada menteri tersebut.

"Karena birokrasi itu tinggi ada eselon juga, dan mohon maaf korupsi nya, komplek kalau birokrasinya. Jika dipimpin oleh orang yang tidak berpengaruh, maka ini akan berbahaya, nanti bisa kejebak disitu bisa terindikasi korupsi juga ke depannya," katanya.

Nah, ketika ditawarkan solusi menteri muda itu harus memiliki kriteria yang jelas tadi. Malaysia kriterianya jelas, nah kita harus lebih jelas daripada Malaysia," kata dia.

Dia juga setuju dengan apa yang pernah disebutkan oleh Megawati bahwa, sosok seorang menteri itu harus pernah menduduki jabatan di parlemen. Maka dari itu sampai saat ini Ujang belum melihat sosok yang dimaksud.

"Di dalam pandangan saya belum ada yang srek (sesuai). Saya sepakat dengan Ibu Mega, dia (calon menteri) harus pernah menduduki parlemen. Pernah bertarung di dapil untuk memenangkan dirinya agar menjadi anggota parlemen suatu perjalanan berat," kata Ujang.

Sampai saat ini Ujang mengaku belum bisa memberikan penilaian tentang menteri muda yang pernah disinggung oleh Jokowi. Pasalnya, sampai saat ini belum disebutkan siapa sososk calon muda itu.

"Nah tahu-tahu kalau hanya sekedar muda tidak punya background politik, tidak punya pengalaman, ini akan menjadi persoalan. Saya belum bisa menilai, karena tidak ada nama-nama yang disodorkan," tuturnya.

Baca juga: 

Berita terkait
Waktu Tepat Jokowi Umumkan Nama-nama Menteri Jilid 2
Pengamat politik Ujang Komarudin meminta agar Presiden Jokowi segera mengungkap siapa saja calon menteri dalam pemerintahannya kelak.
Menteri dari Nonkoalisi? Nasdem: Tak Ada 02 di Kabinet
Nasdem sebut partai di luar Koalisi Indonesia Kerja tidak akan mendapat jatah menteri dalam kabinet Jokowi-Maruf.
Menteri Muda Jokowi Berasal dari Anggota DPR
Menteri muda Koalisi Indonesia Kerja Jokowi jilid II, sebaiknya berasal dari anggota DPR RI. Hal ini dikatakan Ujang Komarudin.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.