Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan memberikan subsidi bunga kredit untuk sektor riil. Hal itu mengingat sektor riil yang paling parah terkena imbas pandemi virus corona Covid-19.
“Yang terparah tentu sektor pariwisata dan restoran yang rata-rata sudah kena field year on year-nya 70 persen, sedangkan sektor lain rata-rata 22 persen," ucap Airlangga usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, melalui video conference, di Jakarta, Rabu, 29 April 2020.
Pemerintah memberikan tambahan untuk potensi ekspansi penyaluran kredit seperti di KUR kepada tiga juta nasabah baru
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Rp 150 T Atasi Kredit Macet UMKM
Menurutnya memang masih ada sektor riil yang bertumbuh positif. Yakni, industri karet kulit, makanan pokok, farmasi, kesehatan, dan minyak nabati.
Itu untuk kredit usaha rakyat dan juga untuk kredit-kredit yang Rp 10 juta sampai 500 juta. Sedangkan Rp 500 juta ke atas sampai Rp 10 miliar itu bertahap tiga bulan pertama tiga persen, tiga bulan kedua dua persen.
Ia menambahkan, krisis saat ini mulai terkena pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Atas saran presiden, pemerintah melakukan subsidi bunga kredit yang besarnya untuk tiga bulan pertama adalah enam persen. Lalu, tiga bulan kedua adalah tiga persen.

“Itu untuk kredit usaha rakyat dan juga untuk kredit-kredit yang Rp 10 juta sampai 500 juta. Sedangkan Rp 500 juta ke atas sampai Rp 10 miliar itu bertahap tiga bulan pertama tiga persen, tiga bulan kedua dua persen,” ucap Airlangga.
Ketua Umum Partai Golkar ini menuturkan, untuk kredit di bawah 10 juta, nantinya diberikan kepada nasabah UMi, Mekaar, Pegadaian. Untuk yang lain akan diberikan sebesar enam persen untuk enam bulan yang angka jumlah debiturnya sebanyak 60 juta.
“Namun pemerintah juga menyiapkan untuk mereka yang belum tercatat sebagai nasabah di sistem keuangan perbankan maupun mikro kesempatan untuk aktif mendaftar, yaitu di LPDB, kemudian di lembaga seperti UMi, PMN, Mekaar,” ujar Airlangga.
Ia menegaskan bahwa pemerintah memberikan tambahan untuk potensi ekspansi penyaluran kredit seperti di KUR kepada tiga juta nasabah baru, kemudian UMi sekitar Rp 550 juta. Sementara terkait dengan program kredit modal kerja, akan dihitung dari keseluruhan kredit.
“Kita melihat bahwa dari jumlah nasabah tersebut tidak semuanya membutuhkan modal kerja. Namun, kami sedang menghitung juga apabila 60 persen kemudian yang dibutuhkan, pemerintah akan menyiapkan secara bertahap,” tutur mantan Menteri Perindustrian tersebut.
Simak Pula: Ini Cara Perbankan Terhindar Kredit Macet Covid-19
Airlangga menjelaskan, pemerintah akan melibatkan Jamkrindo dan Askrindo sebagai penjaminan kredit modal kerja. Terkait program pemulihan ekonomi nasional, pemerintah masih memfinalisasi peraturan pemerintah sebagai turunan daripada Perpu 1 Tahun2020 Pasal 11.
“Bapak Presiden Jokowi mengharapkan bahwa program ini RPT segera diselesaikan karena ini menjadi operasionalisasi darikebijakan di sektor jaring pengaman ekonomi,” kata Airlangga.[]