Jokowi Beri Syarat Daerah yang Inginkan New Normal

Presiden Jokowi ogah kepala daerah asal memberlakukan tatanan baru atau new normal. Oleh karena itu, ia memberikan sejumlah syarat.
Presiden Joko Widodo saat meninjau stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia di Jakarta, Selasa, 26 Mei 2020. (Foto: Antara/Indra Arief Pribadi)

Bogor- Presiden Jokowi memberikan syarat kepada kepala daerah yang ingin memberlakukan tatanan baru atau new normal. Jokowi meminta kepala daerah untuk berkonsultasi kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sebelum mengambil putusan.

"Saya ingatkan di daerah, apabila memutuskan ingin masuk ke new normal, bicarakan dulu ke Gugus Tugas," kata Presien Jokowi ketika memberikan arahan di kantor pusat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Rabu, 10 Juni 2020.    

Bicarakan dulu ke Gugus Tugas

Mantan Gubernur Jakarta ini ingin kepala daerah memutuskan berdasarkan data sebaran Covid-19. Menurut Jokowi, Gugus Tugas memiliki data lengkap.

"Datanya seperti, pergerakannya seperti apa, karena data di sini saya lihat ada semuanya," ujarnya.  

Dengan data, kepala daerah dapat menentukan waktu yang tepat untuk melangkah ke new normal. Selain itu, kata Jokowi, tingkat kepatuhan masyarakat selama pembatasan sosial perlu menjadi salah satu dasar putusan.

"Pastikan juga manajemen di daerah siap," tuturnya.  

Daerah harus mengukur kesiapannya melakukan pengujian secara masif. Menurut Presiden kelahiran Solo ini, pelacakan sebaran virus yang agresif dan kesiapan fasilitas kesehatan kesehatan merupakan bagian penting bagi daerah dalam mengukur kesiapanya menuju new normal.

Baca juga:

Situs Kawalcovid19.id melaporkan kasus positif baru pada 10 Juni 2020 berjumlah 1.241. Kasus baru tertinggi berada di Jawa Timur dengan angka 273 disusul Sulawesi Selatan 189 kasus dan Jakarta 157 kasus.

Pada hari yang sama, berdasarkan data pukul empat sore, kasus positif di Indonesia mencapai 34.316. Sebanyak 20.228 orang dalam perawatan, 12.129 berhasil sembuh dan 1.959 dinyatakan meninggal dunia.

"Kita harus beradaptasi dengan Covid. Adaptasi bukan menyerah, apalagi kalah," katanya. 

Menurut Jokowi, kehidupan tatanan baru atau new normal diperlukan ke depan selama vaksin Covid-19 belum ditemukan. Pada masa new normal, masyarakat mau tidak mau harus hidup beradaptasi dengan Covid-19.

"Kita harus beradaptasi dengan Covid. Adaptasi bukan menyerah, apalagi kalah," katanya. 

Kalaupun suatu saat nanti vaksin muncul, kata Jokowi, masyarakat belum tentu dapat langsung kembali kepada hidup normal. Adaptasi dengan Covid-19 tetap dijalankan hingga vaksin dapat digunakan secara efektif di Indonesia.

"Kalau vaksin ketemu, masih ada uji klinis, uji lapangan, dan harus diproduksi yang memerlukan waktu," ujarnya.

Meski demikian, ia berharap tatanan baru dapat memicu masyarakat bekerja. Jokowi ingin warga Indonesia produktif meski pagebluk belum berakhir.    
 
"Kita mulai dengan kebiasan baru, dengan protokol kesehatan, sehingga masyarakat produktif dan aman dari penularan Covid," kata Jokowi.[]

Berita terkait
New Normal, Ancol Bersiap Menerima Wisatawan
Setelah tiga bulan tutup akibat pandemi Covid-19, kawasan wisata Ancol akhirnya berencana menerima pelancong dalam rangka penerapan new normal.
Gereja Katolik Jakarta Mulai Beraktivitas Bulan Juli
Meski Jakarta memasuki masa transisi menuju new normal, Gereja Katolik di DKI enggan terburu-buru menggelar ibadah berjemaah.
Nadiem Makarim Dianggap Lelet Sikapi New Normal
Inovasi sistem pendidikan era new normal ala Menteri Nadiem Makarim dinanti-nantikan oleh sebagian kalangan. Tapi Nadiem belum juga bersuara.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.