Joki Muda Aceh Adu Kecepatan Kuda Undang Wisatawan

Rahmadhani mengatakan, pacuan kuda merupakan salah satu destinasi wisata olah raga di dataran tinggi Gayo.
Para joki muda mengadu kecepatan kuda di acara pacuan kuda tradisional yang berlangsung di Lapangan Pacu, Blang Bebangka, Kecamatan Pegasing, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Senin 17 hingga 23 September 2018. (Foto: Tagar/Fahzian Aldevan)

Takengon, (Tagar 18/9/2019) - Meski diguyur hujan tak menyurutkan semangat ratusan joki muda dari empat kabupaten dataran tinggi Gayo mengadu kecepatan memacu kuda pada even Gayo Alas Mountain International Festival (GAMI Fest) 2018.

Pacuan kuda tradisional tersebut digelar di Lapangan Pacu, Blang Bebangka, Kecamatan Pegasing, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Senin 17 hingga 23 September 2018.

"Pacuan kuda kali ini juga bagian dari rangkaian kegiatan GAMI Festival 2018," kata Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Kabupaten Aceh Tengah, Khairuddin Yoes.

Pacuan kuda tanah Gayo selama ini dilaksanakan secara tradisional. Namun kali ini, sebut dia, dihelat pada even tingkat internasional, GAMI Festival 2018.

Joki MudaPara joki muda mengadu kecepatan kuda di acara pacuan kuda tradisional yang berlangsung di Lapangan Pacu, Blang Bebangka, Kecamatan Pegasing, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Senin 17 hingga 23 September 2018. (Foto: Tagar/Fahzian Aldevan)

Pacuan kuda tersebut melibatkan tiga kabupaten, yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues lainnya. Ada seratusan lebih kuda yang akan dipacu oleh para joki muda pada empat kabupaten itu pada momen ini.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Rahmadhani mengatakan, pacuan kuda merupakan salah satu destinasi wisata olah raga di dataran tinggi Gayo. Olah raga ini diharapkan dapat mengundang minat wisatawan untuk terus berkunjung ke Takengon, Bener Meriah, Gayo Lues dan Kuta Cane, Aceh Tenggara.

Di dataran tinggi Gayo, tambah dia, sangat kaya dengan budaya, lokasi wisata dan hasil alam seperti kopi gayo yang kini sudah mendunia. Danau Lut Tawar, Pantan Terong dan Burni Terong juga merupakan modal utama destinasi wisata di sana.

“Kini muncul destinasi wisata baru yaitu olah raga rafting. Jadi ada banyak yang bisa dijual sehingga mengundang wisatawan berkunjung ke sana,” ujarnya.

Sementara Wakil Bupati Aceh Tengah, Firdaus mengatakan, perlombaan pacuan kuda tradisional tersebut setiap tahunnya digelar di Takengon, terutama pada momen hari jadi Takengon, Aceh Tengah dan hari besar lainnya.

Langkah itu, untuk memberi semangat bagi peternak kuda untuk merawatnya dengan baik dan lahirnya para joki kuda yang handal. Sehingga ke depannya, Aceh Tengah bisa menjadi pusat produser kuda.

"Ke depan Aceh Tengah harus jadi produser kuda, selama ini beli mahal dari luar, jadi sekarang harus jadi produser kuda, akan dibeli mahal dari kita. Pacuan kuda harus mengakomodir kepentingan masyarakat," kata Firdaus pada pembukaan pacu kuda.

Firdaus berharap, pacu kuda ini bisa berkontribusi besar untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Khususnya bagi yang memelihara kuda di Takengon.

“Ke depan Aceh Tengah akan menjadi pusat perdagangan kuda yang baik, khususnya kuda lokal yang dimiliki di dataran tinggi Gayo,” harapnya. []

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu