Dairi - Nama Jimmy Andrea Lukita Sihombing, menjadi pembahasan di tengah masyarakat khususnya di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, lantaran aksi interupsinya saat pelantikan sejumlah kepala dinas pada Selasa, 7 Juli 2020.
Jimmy selaku wakil bupati memprotes pelantikan jabatan pimpinan tinggi pratama (JPT) di Pemerintah Kabupaten Dairi yang dilaksanakan Bupati Eddy Keleng Ate Berutu, tanpa berkoordinasi dengannya bahkan tak mengetahui ada acara pelantikan tersebut.
Jimmy ditemui di ruang kerjanya pada Rabu, 8 Juli 2020, terkait perseteruannya dengan Bupati Dairi, menyebut dirinya tetap berkomitmen mengedepankan kepentingan masyarakat. Ia hanya berharap Bupati Dairi berkoordinasi dalam menjalankan roda pemerintahan.
“Ini ibaratnya dua kaki. Kalau satu kaki ke depan, yang satu ke belakang, itu kan terkilir nanti. Ujungnya kasihan masyarakat. Saya hanya meminta adanya koordinasi. Agar saya juga bisa menjalankan tugas pengawasan dan pembinaan dengan baik,” katanya.
Jimmy menambahkan, jika tidak ada koordinasi yang baik di pucuk pimpinan, akan sulit mewujudkan visi dan misi yang telah dijanjikan kepada masyarakat.
“Ini berbicara cita-cita kita bersama. Dan juga di tingkat aparatur pemerintahan, tidak akan bisa bertindak kondusif dengan keadaan seperti ini,” tukasnya.
Ke depan kata dia, bagaimana bupati dan dirinya sebagai wakil berkoordinasi. Posisinya dihargai dengan menjalankan tugas seperti yang diamanatkan undang-undang.
Jengkol saya ini juga dipilih oleh masyarakat
"Dengan koordinasi, saya juga bisa menjalankan tugas saya, kan begitu. Kalau tidak koordinasi, bagaimana saya melakukan fungsi pengawasan. Itu yang kami harapkan ke depan,” imbuhnya.
Sebagaimana diberitakan Tagar sebelumnya, Jimmy sempat menghentikan pelantikan belasan kepala dinas (kadis) di gedung Balai Budaya, Sidikalang pada Selasa, 7 Juli 2020.
Semula acara berjalan normal. Namun setelah menyanyikan lagu kebangsaan, saat Sekretaris Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Horas P Pardede membacakan Surat Keputusan Bupati Dairi, Jimmy memasuki ruangan acara pelantikan.
Setelah memberi isyarat dengan tangan kepada Horas untuk menghentikan pembacaan, ia pun naik ke podium. Melalui pengeras suara ia bertanya,”acara apa ini?” katanya. Jimmy pun melanjutkan. “Sayang sekali ya, buat kita semua. Kok nggak ada koordinasi,” ujarnya.
Setelah mempertanyakan surat undangan, tembusan hasil seleksi eselon dua maupun pengumumannya, Jimmy mengarahkan pembicaraannya ke Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu yang duduk di depan bersama unsur Forkopimda.
“Tolonglah pak bupati. Koordinasi yang baiklah kita. Kalau mau seperti ini, apa yang mau kita bina. Boleh harmoni keberagaman kalau di dalam internal saja nggak ada harmoni? Jangan seperti inilah. Saya ini juga dipilih oleh masyarakat. Undang-undang itu mengatakan bupati dan wakil bupati itu sama-sama dipilih oleh masyarakat,” lanjutnya.
“Gimana mau mewujudkan visi dan misi, kalau koordinasi saja kita nggak bagus. Ini sudah diumumkan hasil lelang jabatan eselon dua, masa tidak ada tembusan sama sekali sama saya. Jengkol saya ini juga dipilih oleh masyarakat. Koordinasilah kita yang baik pak bupati. Jangan seperti ini,” katanya lagi.
“Silakanlah, lanjutkan,” tegas Jimmy mengakhiri, sembari turun dari podium. Bupati Dairi tampak diam saja. Ketua DPRD Dairi Sabam Sibarani, berusaha menghentikan Jimmy. “Pak wakil, silakan duduk pak wakil,” katanya. Jimmy tetap melanjutkan langkahnya, meninggalkan lokasi. Aksi itu pun viral di tengah masyarakat.[]