Jepara - Kabupaten Jepara termasuk salah satu daerah rawan bencana alam kategori risiko tinggi di Jawa Tengah. Guna mengantisipasinya, pemerintah setempat menyiagakan 500 relawan menghadapi potensi kebencanaan di musim hujan.
Berdasarkan indeks risiko bencana Indonesia (IRBI), Kabupaten Jepara menjadi satu dari 496 daerah yang bertatus risiko tinggi.
"Jepara berada di urutan ke 15 di Provinsi Jawa Tengah kategori wilayah yang memiliki risiko kebencanaan tinggi," ujar Plt Bupati Jepara Dian Kristiandi di apel kesiapsiagaan bencana di pelataran Kantor Sekretariat Daerah Jepara, Rabu, 11 Desember 2019.
Berkaca dari data tersebut, kata Dian, sudah tidak ada waktu lagi untuk bersantai-santai mengingat ancaman kebencanaan di Jepara sangat nyata. Karenanya ia meminta segenap komponen bersiap dan tidak ada ego sektoral dalam menangani bencana.
"Tak usah ijir-ijiran (saling iri), kita harus bergerak bersama dan gotong royong mengatasinya," tuturnya.
Jepara berada di urutan ke 15 di Provinsi Jawa Tengah kategori wilayah yang memiliki risiko kebencanaan tinggi.
Dari sisi dukungan anggara, Dian menyebut tidak ada masalah. Menurutnya, jika bencana terjadi dan memang dibutuhkan, pihaknya sudah menyiapkan dana tak terduga.
"Besarannya sekitar dua miliar rupiah. Itu adalah dana darurat yang memang dipakai bila benar-benar membutuhkan," ungkap Dian.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara, Arwin Noor Isdiyanto menyebut ada empat bencana yang perlu diwaspadai di masa hujan. Bencana itu adalah, longsor, banjir, puting beliung dan ombak besar.
Potensi longsor ada di sekitar lereng Muria, Desa Tempur, Desa Damarwulan, Desa Kunir dan Desa Bungu. Potensi banjir ada di wilayah selatan seperti Mayong, Desa Kaliombo dan Kedung.
"Sementara puting beliung bisa terjadi menyeluruh. Sedangkan ombak besar di perairan laut kita. Oleh karenanya kami mengimbau nelayan hati-hati jika melaut sendiri," terang dia.
Dengan luasnya wilayah Kabupaten Jepara, pihaknya mengaku kewalahan jika harus sendirian melakukan penanganan bencana. BPBD Jepara pun menggandeng potensi SAR.
"Kalau personel organik kami sekitar 41 orang, tapi kami telah menjalin kerja sama dengan 500 relawan di berbagai wilayah. Jadi kalau ada kejadian di wilayah, relawan bisa mengambil alih komando dulu, baru kemudian tim organik akan serah terima kendali," ujarnya.
Arwin menambahkan sudah disiapkan pula sarana prasarana pendukung. Di antaranya tujuh perahu untuk penanggulangan bencana hidrologi, juga 40 ribu karung sebagai antisipasi tanggul jebol. []
Baca juga:
- Aula SMKN Roboh di Sragen, Ganjar: Itu Bencana
- Hujan Es Kagetkan Warga Rembang Jawa Tengah
- Puting Beliung, Listrik di Bangkalan Belum Normal