Jawa Timur Diuntungkan Perang Dagang AS-China

Jawa Timur diuntungkan dengan adanya perang dagang Amerika Serikat-China sejak tahun 2018.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) Provinsi Jatim, Drajat Irawan saat memberikan keterangan pers terkait peluang pasar ekspor dari adanya perang dagang AS-China. (Foto: Adi Suprayitno)

Surabaya- Provinsi Jawa Timur (Jatim) diuntungkan dengan adanya perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China sejak tahun 2018. Jatim berpeluang besar ekspor barang ke AS, yang selama ini diekspor oleh China. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) Provinsi Jatim, Drajat Irawan mengatakan ada 10 komoditas yang bisa diekspor Jatim ke AS menggantikan China. Namun saat ini ekspor ke AS mulai digantikan oleh Vietnam.

Jatim mampu memenuhi komoditas utama yang dibutuhkan AS yakni pakaian jadi dan alas kaki. Hal ini mengingat Jatim memiliki industri untuk memproduksi pakaian jadi dan kaos kaki. "Nilai impor AS untuk pakaian jadi itu 27,7 miliar dolar AS. Vietnam mulai menggantikan China. Ekspor Indonesia yang sudah masuk ke AS baru 4,5 miliar dolar AS," ujar Drajat, di Surabaya, Kamis 13 Desember 2019.

Drajat mencatat hingga saat ini ekspor Indonesia untuk komoditas alas kaki ke AS mencapai 1,5 miliar dolar AS. Jumlah itu tergolong kecil jika dibandingkan dengan ekspor yang dilakukan Italia yang mencapai 14 miliar miliar dolar AS. "Nah, Jawa Timur ini sangat berpotensi mengisi lebih besar ekspor dua komoditas itu," ungkapnya. Drajat menambahkan Jatim juga siap mengisi ekspor untuk produk furnitur, karet, kayu, elektronik, tas, mainan, kertas, dan perhiasan.

Menurutnya, perang dagang AS-China membuka peluang ekspor Indonesia ke China. Produk yang dapat diekspor ke China antara lain hasil olahan ikan, produk kimia, besi-baja, tembaga, batu bara, bubur kayu, plastik, bahan kimia organik dan mesin. "Upayanya, kami perhatikan betul sentra-sentra industri di Jawa Timur. Terutama ikan, pulp, pakaian jadi. Sekarang sudah mulai. Kami akan terus mendorong dan memfasilitasi," ujar Drajat. Jatim juga bisa meningkatkan ekspor ke sejumlah negara langganan Seperti ke Jepang, Singapura, Korea, India, Swiss, Vietnam, dan Belanda.

Terkait peluang itu, Perwakilan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Lilik Setiawan, mengatakan sektor industri tekstil Indonesia punya peluang memanfaatkan perang dagang atau trade war AS - China yang bergulir dalam setahun belakangan ini.

"API dihadapkan pada pilihan dan tantangan mengembangkan perannya dalam sektor industri tekstil dan produk tekstil," kata Lilik dalam forum “Cotton USA dalam Kain dan Pakaian Batik" yang digelar Yayasan Cotton Council International (CCI) dan API di Yogyakarta (21/8/2019).

Forum dihadiri pengelola pabrik-pabrik tekstil di Indonesia yang memproduksi kain dari kapas dan produsen garmen batik Indonesia dengan bahan kapas dari AS serta desainer batik Indonesia.

Menurut Lilik, trade war mendorong Amerika membatasi pembelian terlalu banyak dari China. Di sisi lain, China juga mengambil kebijakan tidak terlalu banyak membeli barang dari Amerika. "Amerika dikenal sebagai eksportir tekstil katun terbesar dan terbaik dunia. Pemerintah China mengalihkan pembelian bahan-bahan katun dari negara produsen lain, seperti Australia, Pakistan dan Banglades," ujar Lilik.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Jatim Genjot Pertumbuhan Ekonomi untuk Capai Target
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menyebutkan, pertumbuhan ekonomi selama triwulan III 2019 sebesar 5,32 persen.
Derbi Jatim Gagal di GBT, Persebaya Tetap Fokus
Persebaya Surabaya gagal menjamu Arema FC di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Namun Persebaya tetap fokus di derbi jatim ini di Balikpapan.
Polda Jatim Gagalkan Penyelundupan BBM Subsidi
Polda Jatim setidaknya menyita 2.160 ton solar subsidi dan mengamankan enam orang.