Jatim Fokus Buka Poros Industri Baru

Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan membuka poros baru industri untuk pemerataan ekonomi yang selama ini lebih banyak berputar di beberap kota
Khofifah saat menghadiri Tahlilan Kubro di Madiun. (Foto: Tagar/Istimewa)

Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) saat ini tengah fokus pada upaya membuka poros industri baru di sejumlah wilayah potensial, antara lain sisi barat dan selatan, termasuk Pulau Madura. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan pembukaan poros baru industri merupakan bagian dari upaya pemerataan ekonomi di Jatim yang selama ini lebih banyak berputar di Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Pasuran, dan Gresik. "Misalnya industri semen, farmasi, bahan makanan, dan petro kimia yang sangat berpotensi dikembangkan dengan dukungan investasi asing," katanya dalam keterangan tertulis, Senin, 14 Oktober 2019.

Menurut Khofifah, ada lima potensi investais di Jatim yang bisa dikembangkan, yakni sektor industri, pertanian, perikanan, pariwisata, pertambangan dan sektor energi, serta kawasan ekonomi khusus (KEK) Singasari, Kabupaten Malang. "Jawa Timur merupakan salah satu barometer pembangunan seluruh provinsi di Indonesia dalam segala hal," kata mantan anggota DPR itu.

Khofifah mengatakan di sektor pertanian dan perkebunan, Jatim memiliki banyak sekali komoditi yang berpotensi besar untuk lebih dikembangkan, khususnya komoditi terkait tekstil dan makanan. "Sementara di sektor perikanan, Jatim didukung oleh pengembangan pelabuhan perikanan, pengembangan kawasan peruntukan perikanan budidaya dan garam," ucap Ketua Muslimat NU itu.

Dia menambahkan belum lama ini Presiden Joko Widodo telah menandatangani PP tentang Kawasan Ekonomi Khusus Singasari. Dalam peraturan tersebut, luas KEK Singasari mencapai 120,3 hektare yang terdiri dua zona, yaitu pariwisata dan pengembangan teknologi. Ini menjadi peluang baru yang bisa dikerjasamakan karena sangat banyak insentifnya di KEK.

Khofifah mengatakan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur, cukup menggembirakan. Pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2018 bertumbuh 5,5 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (y-o-y), dengan laju inflasi mencapai 2,86 persen (y-o-y). Sedangkan pertumbuhan ekonomi pada semester 1 tahun 2019 (y-o-y) sebesar 5,64 persen, dan laju inflasi mencapai angka 2,36 persen (y-o-y).

Sementara produk domestik regional bruto (PDRB) komulatif tahun 2018 sebesar Rp 2.189,783 triliun. Tiga sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB adalah bidang usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 7,63 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 7,61 persen, serta industri pengolahan sebesar 7,55 persen.

PDRB komulatif Jawa Timur semester 1 tahun 2019 sebesar Rp 1.147,226 trilyun. Tiga sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB adalah bidang usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 7,59 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 7,39 persen, diikuti industri pengolahan sebesar 7,05 persen. "Tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Artinya, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur selaras dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat," jelas Khofifah.

Berita terkait
Siswa SMK di Jawa Timur Gagal Lagi Dapat Seragam Gratis
program pengadaan seragam gratis untuk SMA/SMK Jawa Timur telah mengalami dua kali kegagalan dalam proses lelang tender.
90 Calon Kepala Daerah di Jawa Timur, Mendaftar ke PDIP
Sebanyak 90 orang telah mendatangi 19 DPC PDI Perjuangan Kabupaten/Kota untuk mendaftarkan diri sebagai calon kepala daerah di Jawa Timur
Oleh-oleh Khas Madiun Jawa Timur
Madiun memiliki julukan Kota Gadis, berikut oleh-oleh yang cocok dibeli untuk dibawa pulang dari kota mungil ini.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina