Semarang - Tanaman hias tak pernah ada habisnya dibahas. Meski pandemi justru eksis hingga menjadi tren. Penjualnya bahkan sampai kehabisan stok, karena jenis tanaman hias tertentu banyak diburu para kolektor. Salah satunya tanaman hias monstera variegata atau rondo bolong, alias janda bolong.
Trend tanaman hias lain juga menyasar kaktus, bonsai, dan aglonema. Tanaman-tanaman tersebut sampai saat ini masih diburu penikmatnya.
Penjual tanaman hias di Semarang, Gatot Sigit Purnama, 45 tahun mengatakan, jenis bonsai aglonema, masih banyak diburu pehobi tanaman hias. Sedangkan saat ini yang sedang heboh, yakni monstera variegata atau janda bolong.
"Dulu sebelum jadi viral, harganya hanya Rp 35 ribu per pohon, sekarang harganya sudah tidak masuk akal lagi sampai puluhan juta rupiah," kata Gatot, Sabtu, 24 Oktober 2020.
Maxcimillian, pecinta tanaman cilik tengah menyiram tanaman hias monstera epipremnum eureum salah satu koleksi milik ayahnya penghobi tanaman hias di Semarang, Minggu, 25 Oktober 2020. (Foto: Tagar/Yulianto)
Tanaman ini, kata Sigit, banyak dikoleksi para pecinta tanaman hias untuk mempercantik di salah satu sudut ruangan rumah yang ditaruh di atas meja tamu. Bisa juga digantung untuk menambah suasana asri di dalam rumah.
"Sebelum muncul jenis tanaman ini, beberapa tahun lalu juga sempat naik daun, yakni tanaman gelombang cinta dan tanaman jenis jemani. Harganya saat itu juga tinggi sampai puluhan juta rupiah. Tapi saat ini gelombang cinta harganya anjlok, tidak semahal dulu," terang pria yang pernah bekerja di salah satu perusahaan media di Jawa Tengah ini.
Menurut Sigit, panggilan akrabnya, masyarakat "demam" terhadap tanaman ini tidak lepas dari campur tangan para kolektor dan komunitas. Karena mereka bisa selalu memunculkan trend baru sehingga membuatnya viral.
Selain aglonema dan janda bolong, jenis sirih gading, red anjamani, dan snow white juga punya nilai jual cukup tinggi. Padahal, harga tanaman ini yang dulunya di pasaran hanya seharga Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu, kini bisa menjadi jutaan rupiah.
"Karena ada juga satu pohon tanaman ini dihargai dengan dihitung dari jumlah per lembar daunnya. Hitungannya per lembar bisa sampai tembus jutaan rupiah. Kalau dalam satu pohon ada 10-20 lembar daun, tinggal dikalikan saja," terang warga yang beralamat di Jalan Karangwulan Sari, Semarang Selatan ini.
Sigit menuturkan, karakteristik janda bolong berharga fantastis memiliki kombinasi warna daun putih, hijau, dan kuning. Tanaman yang memiliki nama latin monstera adansoni variegated ini memang dari bentuknya memiliki daun yang unik, selain warna juga banyak lubang di bagian daunnya.
"Karena bentuknya daunnya tersebut di Indonesia tanaman tersebut dikenal dengan nama janda bolong. Harga tanaman ini bisa sampai jutaan rupiah," tutur pria yang juga sebagai petani tanaman buah di Bandungan ini.
Sani, salah satu warga memeriksa daun bonsai jenis beringin dolar koleksinya di Perum Griya Sentosa Asri (GSA) Magelung, Kaliwungu Selatan, Kendal, Minggu, 25 Oktober 2020. (Foto: Tagar/Yulianto)
Namun, lanjut Sigit, kebanyakan jenis janda bolong, daunnya memiliki warna hijau pekat yang cocok ditaruh di sisi ruangan. "Biasanya, tanaman hijau di dalam rumah cenderung susah di rawat. Tapi, tidak dengan janda bolong karena bisa bertahan di kondisi cahaya yang cukup minim. Selain itu, tanaman ini juga tidak perlu sering harus disiram. Dalam seminggu cukup hanya disiram 1-2 kali," katanya.
Tak hanya janda bolong, kata Sigit, tanaman khas gurun seperti kaktus mini juga banyak diminati para pecinta tanaman hias. Karena selain perawatannya mudah, juga kaya akan warna. "Apalagi saat pandemi ini justru makin banyak orang punya banyak waktu di rumah dan beralih memilih mengurus tanaman. Mulai dari tanaman bunga, hias dan tanaman buah dalam pot atau tabulapot," ujarnya.
Saat ini gelombang cinta harganya anjlok, tidak semahal dulu
Penjual tanaman hias lainnya, Diaz Abidin, 25 tahun, mengatakan, biasanya yang paling banyak menyukai tanaman hias khususnya jenis kaktus ini dari usia muda sampai tua. Mereka rata-rata memang punya hobi kepada tanaman berduri ini.
"Kaktus yang lagi laku saat ini memang jenis kaktus botol dan koboi. Kalau harganya bervariasi tergantung ukuran besar dan kecilnya. Kalau ukuran kecil dari Rp 50 ribu sampai Rp 200 ribu," tutur pria yang juga jurnalis di Semarang ini.
Diaz mengatakan, biasanya kaktus banyak digunakan sebagai hadiah soevenir pada pesta pernikahan dan dipakai kado. Pelanggan yang membeli darinya biasanya anak usia muda. "Sementara saya menjual tanaman hias ini hanya lewat media sosial Instagram @bertumbuh-kembang. Jika ada pesanan saya layani dengan cara COD [cash on delivery]," terangnya.
Menurutnya, banyak orang mengoleksi kaktus karena mudah merawatnya. Terutama bagi pecinta kaktus pemula, sehingga siapa saja bisa melakukannya.
"Jenis tanaman yang juga sering dicari penggemar yang termasuk anggota tumbuhan berbunga famili cactaceace ini. Di antaranya yakni gymnocalycium, echinocactus grusonii dan paradia atau ball cactus. Biasanya tanaman ini cocok untuk disimpan di atas meja ruang tamu rumah," imbuh Diaz.
Kaktus gymnocalycium yang paling banyak dicari penggemarnya karena memiliki tampilan yang menggemaskan dengan adanya bunga merah. (Foto: Tagar/Yulianto)
Diterangkan Diaz, kaktus gymnocalycium banyak dimintai pecinta jenis tanaman itu karena dihiasi bunga berwarna merah muda di bagian atasnya. Sehingga tampilannya secara keseluruhan terlihat menggemaskan.
"Kalau kaktus mini echinocactus grusonii juga punya daya tarik tersendiri, tanaman ini berasal dari Meksiko dan Texas. Punya duri-duri berwarna kuning yang tumbuh di badan kaktus. Dan cocok dipakai untuk menghias taman atau rumah bergaya Skandinavia," ujarnya.
Salah satu penghobi tanaman hias, Arik, 36 tahun mengatakan, dirinya memiliki koleksi tanaman hias yang beragam mulai dari monstera variegata atau janda bolong, monstera epipremnum eureum, dan sirih gading. Saat ini, dirinya mengaku sudah memiliki sebanyak 25 macam tanaman hias yang dikoleksi.
"Yang janda bolong itu dulu beli masih murah mas cuma Rp 19 ribu. Kalau sekarang janda bolong yang jenis Thailand harganya pasaran Rp 150 ribu," ujar pria yang juga jurnalis di Semarang ini.
Lanjut Arik, dari semua koleksinya tersebut, ada beberapa tanaman yang tidak beli sendiri tapi diperoleh dari temannya. Dari semua jenis tanaman yang dikoleksinya, kata Arik, harganya bervariasi dan yang harganya cukup tinggi selain janda bolong, yakni jenis monstera epipremnum eureum jumbo.
"Kalau yang sudah besar harga mulai dari Rp 750 ribu sampai Rp 1 jutaan. Jenis monstera ini daunnya mirip tanaman hias sirih gading, tapi yang membedakan monstera daunnya membelah. Kalau sirih gading daunnya utuh," katanya.
Arik sudah sejak lama menyenangi tanaman hias dan mengumpulkannya satu per satu untuk hiasan rumahnya. "Rencananya koleksi ini mau saya taruh di taman. Apalagi perawatannya juga gampang, tidak setiap hari harus di siram. Cuma dikasih media tanam berupa sekam, tanah dan pupuk. Dan tidak terlalu butuh banyak sinar matahari, bisa ditempatkan di dalam rumah, yang minim sinar matahari," tutur Arik.
