Insiden Anti-Yahudi di Amerika Capai Tingkat Tertinggi Tahun 2021

Insiden anti-Yahudi mencapat titik tertinggi sepanjang masa di Amerika pada tahun 2021, seperti dilaporkan Liga Anti-Pencemaran Nama Baik
Ilustrasi: Terdakwa John T. Earnest mendengar testimoni dari para saksi dalam sidang kasus penyerangan sebuah sinagog, tempat ibadah umat Yahudi di San Diego, California, AS. (Foto: voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id, Washington DC, AS – Insiden anti-Yahudi mencapat titik tertinggi sepanjang masa di Amerika pada tahun 2021, demikian menurut laporan Liga Anti-Pencemaran Nama Baik (Anti-Defamation League atau ADL) yang dirilis hari Selasa, 26 April 2022.

Ada 2.717 insiden anti-Yahudi tahun 2021 lalu, atau naik 34% dibanding tahun 2020, dan merupakan rekor tertinggi sejak kelompok hak-hak sipil Yahudi yang berkantor di New York mulai melacak kasus-kasus semacam itu pada tahun 1979. ADL mengatakan insiden anti-Yahudi ini mencakup pelecehan, penyerangan dan vandalisme.

ADL menambahkan bahwa ada peningkatan tajam laporan insiden anti-Yahudi selama konflik antara Israel dan Hamas selama 11 hari pada tahun 2021.

Ketika demonstran anti-Israel di seluruh dunia turun ke jalan-jalan, termasuk di puluhan kota di Amerika pada Mei 2021 lalu, ada 387 insiden yang dilaporkan atau naik 148 kasus dari tahun sebelumnya. Insiden ini termasuk pemukulan orang-orang Yahudi di jalan-jalan kota New York dan Los Angeles, dua kota yang merupakan komunitas Yahudi terbesar di Amerika.

CEO dan Direktur ADL, Jonathan Greenblatt mengatakan “meskipun kami selalu melihat peningkatan aktivitas anti-Yahudi selama periode permusuhan antara Israel dan kelompok teroris Hamas, kekerasan yang kami saksikan di Amerika selama konflik Mei 2021 lalu sangat mengejutkan.” Ditambahkannya, “orang-orang Yahudi diserang di jalan-jalan tanpa alasan lain, selain fakta bahwa mereka adalah orang Yahudi. Sepertinya ada asumsi bahwa jika Anda orang Yahudi maka Anda patut disalahkan atas apa yang terjadi di belahan dunia lain.”

Konflik Israel-Hamas Ikut Picu Sentimen Anti-Yahudi

Konflik selama 11 hari antara Israel dan Hamas pada Mei 2021 lalu menewaskan 261 warga Palestina dan 10 warga Israel. Menurut laporan PBB yang dirilis baru-baru ini, selain itu ada 2.200 warga Palestina dan 710 warga Israel yang luka-luka dalam insiden itu.

Kekerasan antara Israel dan Palestina adalah salah satu dari beberapa hal yang memicu anti-Yahudi tahun lalu, di mana ADL menghubungkan sebagian besar insiden yang terjadi itu sebagai “tindakan oleh ekstremis domestik.”

Pelecehan adalah bentuk insiden anti-Yahudi yang paling banyak terjadi tahun lalu, yaitu 1.776 kasus yang dilaporkan. ADL mendefinisikan pelecehan sebagai kasus di mana seorang atau banyak orang Yahudi dilecehakan dengan cercaan anti-Yahudi, stereotip atau teori konspirasi.

Menurut laporan yang dikeluarkan Center for the Study of Hate and Extremism di California State University, San Bernardino, kejahatan bernuansa kebencian anti-Yahudi di 20 kota utama Amerika naik menjadi 373 insiden tahun lalu, atau naik hampir 59% dibanding tahun 2020. Sebagian besar insiden terjadi di New York, di mana ada 207 kasus kejahatan bernuansa kebencian Yahudi y ang dilaporkan tahun lalu, naik dibanding 121 kasus pada tahun 2020. (em/lt)/voaindonesia.com. []

Strategi Uni Eropa Lawan Gerakan Anti Yahudi

Israel Gembira Boris Johnson Menang Pemilu Inggris

PBB Serukan Dunia Bersatu Melawan Kebangkitan Neo-Nazi

Konflik di Jaffa Cermin Permusuhan Yahudi dan Arab di Israel

Berita terkait
Strategi Uni Eropa Lawan Gerakan Anti Yahudi
Uni Eropa pada Selasa, 5 Oktober 2021, mengumumkan sebuah rencana menyeluruh untuk melawan gerakan antisemitisme
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi