PBB Serukan Dunia Bersatu Melawan Kebangkitan Neo-Nazi

PBB meminta dunia untuk membangun aliansi untuk melawan perkembangan dan penyebaran neo-Nazi, supremasi kulit putih dan kebangkitan xenofobia
Bunga mawar dengan tulisan catatan "#weremember" (#kamiingat) diletakkan di Holocaust Memorial untuk memperingati hari Peringatan Holocaust Internasional di Berlin, Jerman, 27 Januari 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Jakarta – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyampaikan kembali seruan agar dunia membangun aliansi untuk melawan perkembangan dan penyebaran neo-Nazi, supremasi kulit putih dan kebangkitan xenofobia, anti-Yahudi, serta ujaran kebencian (hate speech) yang sebagian besar dipicu oleh pandemi virus corona (Covid-19).

Neo-Nazisme adalah ideologi pasca Perang Dunia II yang ingin menghidupkan kembali Nazisme. Kelompok-kelompok neo-Nazi memiliki ide yang berbeda, tetapi biasanya termasuk kesetiaan pada Adolf Hitler, Antisemitisme, rasisme, xenophobia, nasionalisme, militerisme (Wikipedia).

Xenofobia adalah ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain, atau yang dianggap asing. Beberapa definisi menyatakan xenofobia terbentuk dari keirasionalan dan ketidakmasukakalan (Wikipedia).

proud boysAnggota kelompok "Proud Boys" yang juga merupakan pendukung Presiden Donald Trump ketika melakukan unjuk rasa di Washington DC, 12 Desember 2020 lalu (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP).

Guterres menyampaikan pernyataannya itu dalam upacara virtual untuk memperingati 76 tahun pembebasan kamp konsentrasi Auschwitz-Birkenau, 27 Januari 2021. “Penghargaan terbaik kita pada mereka yang meninggal dalam Holocaust adalah terciptanya dunia yang setara, adil dan bermartabat bagi semua.”

Holokaus, dikenal pula sebagai Shoah, adalah genosida terhadap kira-kira enam juta penganut Yahudi Eropa selama Perang Dunia II, suatu program pembunuhan sistematis yang didukung oleh negara Jerman Nazi, dipimpin oleh Adolf Hitler, dan berlangsung di seluruh wilayah yang dikuasai oleh Nazi (Wikipedia).

Pandemi virus corona yang masih terus merebak membuat Hari Peringatan Holocaust kali ini untuk pertama kalinya dilangsungkan secara virtual. Namun, hal ini tetap mendorong para penyintas untuk menyampaikan pesan utama “jangan pernah ada lagi,” merujuk pada pembantaian lebih dari enam juta warga Yahudi oleh Nazi secara sistematis selama Perang Dunia II.

Guterres mengatakan pandemi telah menunjukkan kelemahan dan perpecahan dalam masyarakat. Ia menyerukan persatuan yang didasarkan pada “kemanusiaan kita bersama” dan dimulainya pemulihan pada 2021.Dia menambahkan bahwa pandemi telah memicu banyaknya penyangkalan tentang terjadinya holocaust, distorsi dan meminimalkan apa yang telah terjadi dalam sejarah.

“Satu-satuya jalan keluar dari hal ini adalah lewat sains dan analisa berbasis fakta. Produksi vaksin dalam waktu singkat akan menjadi kekuatan sains. Namun, tidak ada vaksin untuk anti-Yahudi dan xenofobia. Senjata yang paling efektif adalah fakta dan kebenaran,” tegasnya.

Ditambahkannya, “Tahun 2021 harus menjadi tahun penyembuhan. Penyembuhan dari pandemi dan penyembuhan masyarakat kita yang rusak akibat kebencian yang terlalu mudah mengakar.” (em/pp)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Kanada Kategorikan Proud Boys Sebagai Entitas Teroris
Kanada jadi negara pertama di dunia yang secara resmi menggolongkan Proud Boys sebagai sebuah entitas teroris
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.