Bantaeng - Ratna, seorang remaja perempuan yang juga seorang pembalap berusia 16 tahun ikut menghapus tatto gratis di lantai dasar RSUD Prof. Dr. Anwar Makkatutu, Bantaeng, Sulawesi Selatan. Dirinya mengakui hapus tatto karena ingin insaf. Menurutnya sejak 2016 keberadaan setiap tatto di kulitnya hanya membawanya pada tekanan-tekanan sosial.
"Waktu ketahuan saya ditampar bapakku, sebulan tak diajak omong ibuku, dicap berandalan oleh guruku," kata Gadis berbulu mata lentik ini, saat dijumpai Tagar ditengah antrian menghapus tatto.
Katanya pertama kali mencoba tatto sewaktu duduk di SMP. Ia dikunjungi seorang teman yang seniman tatto dari kabupaten Bone. Saat ini 9 tatto berbagai motif melekat di area lengan dan punggungnya.
Waktu ketahuan saya ditampar bapakku, sebulan tak diajang omong ibuku.
"Semenjak pakai tatto saya tidak menutupnya, karena sudah terlanjur ketahuan, jadi kalau ditantang teman-teman ya saya tambah lagi," jawabnya polos
Saat ini Ratna sudah duduk di kelas 2 SMA. Pertama kali mendengar kabar akan ada hapus tatto gratis ia sangat senang. Sebelumnya, ia pernah ke Makassar untuk mencari tempat hapus tatto namun tidak kesampaian.
Setelah mengikuti hapus tatto gratis ini, katanya ia akan membenahi diri menjadi pribadi yang lebih baik.
"Tentu saya sangat senang, seolah-olah semua beban berat dipundak langsung luruh semua," ujar gadis yang hobi balapan ini.
Diketahui acara hapus tatto ini digelar komunitas Ayo Ngaji Bantaeng yang bekerjasama dengan Remaja Kreatif Mangga Family (RKMF) dan Masyarakat Hijrah Tanpa Nama (Mahtan), Minggu, 8 Desember 2019. []
Baca juga:
- Antusias Warga Bantaeng Ikut Hapus Tato Gratis
- Meriahnya Malam Puncak Pemilihan Duta Genre Bantaeng
- Kedai Saleh, Tempat Ngopi dan Membaca di Bantaeng