Jakarta - Saat ini investasi adalah istilah yang dijadikan mantra untuk segala yang berbau ekonomi.
Kelompok penduduk milenial yang kini sudah masuk ke pasar tenaga kerja pun tak ketinggalan menggunakan istilah tersebut. Ingin punya rumah? Investasi solusinya! Ingin menikah? Investasi dulu! ‘Investasi’ jadi jampi untuk jaminan hidup enak di masa depan.
Khazanah pendekatan ekonomi neo-klasik, yang kini jadi acuan utama buku-buku ekonomi di kampus dan sekolah-sekolah, meletakkan definisi investasi secara beririsan dengan definisi konsumsi.
Bila konsumsi berarti membeli barang untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai kepuasan, investasi berarti mengeluarkan uang agar uang tersebut berlipat ganda.
Sebagai contoh, seorang milenial, sebut saja Andi, memutuskan membeli emas. Andi membayangkan ia bisa menjual emas tersebut ketika harganya meningkat pesat di masa depan. Apa yang dilakukan Andi ini disebut sebagai investasi.
Perusahaan mengeluarkan sebagian uang untuk membeli barang-barang modal, seperti menambah karyawan baru, peralatan kantor, atau gedung. Kemudian dengan barang-barang tersebut, perusahaan berekspektasi produktivitas mereka meningkat sehingga keuntungannya meningkat.
Sementara dari segi pemerintah, investasi tidak semata diarahkan untuk kepentingan diri mereka. Lewat investasi, pemerintah berusaha mencapai target pertumbuhan ekonomi. Caranya adalah dengan mengalokasikan anggaran untuk membangun infrastruktur, meningkatkan kualitas pendidikan, memperluas fasilitas kesehatan, dan lain sebagainya.
Investasi, baik dari sudut individu, perusahaan, mau pun pemerintah, dapat disimpulkan, adalah cara melipatgandakan uang dengan mengeluarkan uang.
Pemerintah bermaksud mendatangkan uang dari luar negeri, yang kemudian bisa digunakan bisnis di Indonesia untuk berkembang.
Secara makro, dengan begitu, investasi bukan semata menarik laba demi keuntungan pribadi. Dengan berinvestasi, kita menyerahkan sebagian uang yang tidak kita gunakan agar bisa bermanfaat bagi perkembangan bisnis orang lain. Demikianlah, ibarat sebuah mesin, investasi berperan melicinkan reroda ekonomi sehingga berputar lebih lancar.
Dengan semakin berkembangnya teknologi keuangan, saat ini tiap orang bisa ambil peran dalam menggerakkan roda ekonomi.
Sebagai contoh, kehadiran perusahaan peer-to-peer lending membuat setiap individu berinvestasi secara lebih mudah. Perusahaan ini menyediakan platform online di mana bisnis bisa mendapatkan dana pinjaman dari urunan antar-investor.
Dengan kemudahan teknologi seperti ini, mari ambil peran dalam membangun ekonomi![]
(Erlangga)
Baca Juga:
- Tiga Negara Siap Investasi Senilai 3 Miliar Dolar AS di RI
- Mau Bantu Negara? Yuk Investasi SBR10 dan Ini Keuntungannya
- Benarkah Investasi di Obligasi Negara Riter (ORI) Lebih Menguntungkan?
- Ragam Pilihan Investasi Saat Ekonomi Negara Terpuruk