Industri Tanah Air Digenjot Produksi APD Standar WHO

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai industri dalam negeri mampu memproduksi APD sesuai standar WHO.
Petugas dari Tim Ahli dan Peneliti Universitas Indonesia (UI) menggunakan alat pelindung wajah berteknologi Respirator Pemurni Udara Bertenaga Baterai (RPUBB) di Gedung PAUI, Depok, Jawa Barat, Senin, 20 April 2020. Tim Ahli dan Peneliti UI mengembangkan prototipe APD dalam bentuk pelindung wajah untuk tenaga medis dengan teknologi RPUBB dengan harapan mampu melindungi mereka saat bertugas merawat pasien Covid-19. (Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha)

Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai industri dalam negeri mampu memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) dengan memenuhi standar Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

Salah satu uji kelaikan bahan baku alat kesehatan (alkes) tersebut, dilakukan oleh unit litbang Kementerian Perindustrian, Balai Besar Tekstil (BBT) di Bandung yang berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API).

“Kami melakukan layanan pengujian material untuk APD sehingga dapat mendukung industri dalam negeri menghasilkan produk-produk sesuai standar WHO. Apalagi, saat ini APD dibutuhkan dalam jumlah yang sangat banyak terutama oleh para tenaga medis sebagai garda terdepan penanganan pandemi tersebut,” ujar Agus Gumiwang di Jakarta, Rabu, 22 April 2020.

Baca juga: HIPMI: Banyak Pelaku Usaha Banting Stir Produksi APD

Standar mutu APD yang diarahkan oleh BNPB mengacu pada standar American National Standard Institute (ANSI) / Association for the Advancement of Medical Instrumentation (AMMI) PB70:2012. Salah satu parameter uji yang dipersyaratkan adalah pengukuran terhadap resistensi kain terhadap penetrasi cairan (water impact) menggunakan metode uji American Association of Textile Chemists and Colorists Testing Method (AATCC-TM) 42:2017.

Ia menjelaskan tujuan metode uji untuk mengukur ketahanan kain terhadap penetrasi air, untuk lingkup kain yang sudah ataupun belum diberikan zat penyempurnaan khusus seperti water repellent.

Layanan pengujian oleh BBT di Bandung telah dilakukan sejak 8 April 2020 dan hingga Jumat, 17 April tercatat 175 perusahaan dengan total sampel uji yang diproses Laboratorium Pengujian BBT sebanyak 464 sampel uji. 

“Sample uji yang diterima BBT berupa kain maupun garmen APD dengan jenis bahan bervariasi, yakni mencakup bahan non-woven (nirtenun), woven (tenun), dan knitted (rajut),” tuturnya.

Dengan demikian, kata dia dharapkan industri dalam negeri sudah dapat memproduksi 18 ribu unit APD per harinya Mei mendatang. “Kami harapkan, jumlah tersebut dapat memenuhi kebutuhan saat ini,” ucapnya.

Selain memproduksi APD, menurut dia industri tekstil saat ini juga sedang memproduksi masker. Terdapat 34 perusahaan industri tekstil yang saat ini memproduksi masker baik yang merupakan medical grade maupun yang berbahan kain (washable).

Sama seperti APD, ia berharap industri tekstil dapat memproduksi 50 juta masker per minggunya dengan rincian 20 juta masker berstandar medis dan 30 juta masker berbahan baku kain. Sehingga dalam satu bulan nantinya industri dapat memproduksi sebanyak 200 juta masker. []

Berita terkait
Pemuda Gereja HKBP Padang Bantu APD Tenaga Medis
Pemuda-pemudi Huria Kristen Batak Protestan di Padang turut membantu pengadaan alat pelindung diri bagi tenaga medis.
Anak Tujuh Tahun Sumbang APD di Gowa
Anak perempuan umur tujuh tahun di Kabupaten Gowa menyumbang Alat Pelindung Diri (APD) untuk tim medis yang menangani pasien Covid-19.
Industri Teksil Digenjot Produksi 17 Juta APD Corona
Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin Elis Masitoh mengatakan pihaknya akan melakukan upaya maksimal memenuhi kebutuhan APD.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi